Berita Nasional
Dicecar soal 'Radikal-Good Looking' dan Dianggap Tak Cocok Jadi Menag, Begini Respon Fachrul Razi
Ali bahkan meragukan keislaman Menteri Agama Fachrul Razi usai berbicara terkait agen radikalisme good looking.
Ali mengaku hatinya hancur mendengar pernyataan Fachrul tentang agen radikalisme good looking.
Ali pun meminta Fachrul berhenti berkata radikalisme. Sebab, menurutnya, Islam itu penuh kasih sayang.
"Dengan demikian, menurut pandangan saya, Pak Menteri Agama, sekali lagi saya mengajak berhenti berkata radikalisme. Berhenti berkata radikalisme. Islam yang kita pahami Islam yang rahmatan lil alamin," tegasnya.
Dalam rapat itu, Ali tampak emosional. Ia juga terdengar menangis saat menyarankan Fachrul untuk tak lagi bicara radikalisme.
"Apalagi saat terakhir, Pak Menteri, mohon maaf, ini kedua kali bicara radikalisme. Pak Menteri Agama gagal paham mengenai fungsi-fungsi agama dan fungsi pendidikan di Kemenag Republik kita yang tercinta ini," kata Ali.
• Politikus PSI Faldo Maldini Gigit Jari Tak Bisa Ikut Pilgub Sumbar, padahal Sudah Sibuk Blusukan
Ali bahkan menyebut Fachrul tidak cocok menjadi Menag. Menurutnya, Fachrul lebih cocok menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan atau Menteri Menko Polhukam.
"Tanpa ingin mengecilkan Kemenag, tidak sama sekali. Tetapi saya bicara soal checks and balances, saya hanya ingin bicara bahwa Pak Menteri ini cocoknya jadi Menteri Pertahanan dan Keamanan, menjadi Menteri Menko Polhukam, ketimbang Kementerian Agama," ujar Ali.
Menteri Agama Fachrul Razi kemudian menjelaskan pernyataannya terkait radikalisme masuk ke masjid melalui seseorang berpenampilan menarik atau good looking, yang kini menimbulkan pertentangan di masyarakat.
"Perlu saya garis bawahi, saya mohon maaf tidak tahu bahwa itu menjadi persoalan publik. Saya kira itu internal ASN, kalau bicara tentang publik pasti akan bicara tentang bahasa yang berbeda meskipun substansinya sama," papar Fachrul.
Menurutnya, pernyataan tersebut disampaikan pada acara Kementerian PAN-RB dengan tema deradikalisasi dan dirinya diminta memberikan masukan agar aparatur sipil negara (ASN) tidak terpapar radikalisme.
• Rahayu Saraswati Tersinggung, Politisi Demokrat Panca Hapus Cuitan Paha Mulus Calon Wawali Tangsel
"Saya cerita kalau mau bicara tentang ASN no radikal, maka perlu diperhatikan, satu rekrutmennya, kedua pada saat pendidikan-pendidikan di level kelanjutannya yang dilakukan oleh pemerintah, dan ketiga pada saat ibadah," paparnya.
Terkait rumah ibadah, Fachrul menyoroti masjid di lingkungan tempat bekerja, karena setiap jam kerja yang beragama Islam melakukan ibadah di masjid terdekat untuk salat Zuhur, Ashar, maupun Maghrib.
"Karena saya kira itu ngomongnya iternal ASN, saya bilang pengurus masjid hendaknya berasal dari ASN jangan dari luar ASN karena akan missguide," kata Fachrul.
"Kemudian waspadai penyusupan paham-paham radikal. memang saya sebut paham radikal masuk dari dengan memasukan orang. kalau orang ada niat tidak baik memasukan ke masjid, masukkan anak-anak yang punya good looking, pengetahuan agama yang cukup baik, sehingga orang akan tertarik," sambungnya.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin menjelaskan maksud pernyataan Menteri Agama Fachrul Razi soal masuknya paham radikalisme ke masjid. Menurut Kamaruddin, Fachrul Razi hanya memberikan ilustrasi terkait pernyataannya tersebut.