Pilkada Tangsel
Tanggapi Kicauan Said Didu dan Panca Laksana Soal Cara Berpakaiannya,Sara: Salah Pelaku atau Korban?
Tanggapi Kicauan Said Didu dan Cipta Panca Laksana Soal Cara Berpakaiannya, Saraswati : Pelecehan Seksual, Salah Pelaku atau Korban?
Bagaimana dengan kasus-kasus kekerasan di mana perempuan menggunakan baju yang sangat sopan tetapi tetap mengalami kekerasan tersebut?
Bagaimana dengan para TKI kita yang mengalami kekerasan tersebut padahal pasti berpakaian sopan selama bekerja di rumah orang lain, bahkan seringkali mengenakan seragam yang disiapkan?
Bagaimana dengan anak-anak usia balita, 10 tahun, 15 tahun, yang mengalami kekerasan?
Apakah pakaian yang mereka kenakan salah?
Jika ada seorang perempuan berjalan bugil, apakah itu alasan untuk dia bisa diperkosa?
“Oh, ya dia seharusnya pakai baju dong. Kalau jalannya genit ya berarti dia yang minta', Apakah begitu? Mana kemanusiaan anda? Kenapa tidak dipikirkan, apakah mungkin perempuan ini justru membutuhkan bantuan. Mungkin sedang mengalami mental breakdown. Mungkin sedang mengalami episode di mana dia butuh bantuan karena sedang tidak sadar," jelas Sara.
3. Perspektif Terhadap Berpakaian
Secara spesifik, Sara mengungkapkan kasusnya berasal dari pakaian olahraga yang dikenakannya saat sedang berlari pagi.
Sehingga menurutnya, setiap personal, baik laki-laki maupun perempuan memiliki hak atas penilaian serta kesesuaian berpakaian masing-masing tanpa mengalami pelecehan, diskriminasi, nyinyiran dan lainnya
"Apakah pakaian seseorang menentukan akhlaknya? Saya telah menjadi saksi ketika seorang kawan diperlakukan buruk, lalu saat ia tiba-tiba mengubah caranya berpakaian, berubah juga cara orang memperlakukannya. Apakah kawan saya ini langsung berubah kepribadiannya, hanya karena dia mengubah caranya berpakaian dan juga karena berubahnya cara dia dipandang? Tidak!," tegas Sara.
"Sedangkal itukah kita sehingga menilai orang berdasarkan cara dia berpakaian saja?," jelasnya.
Dirinya meyakini pakaian atau penampilan tidak menjamin seseorang bersikap baik.
Menurutnya, banyak orang yang di luarnya kelihatan luar biasa alim, tetapi di balik itu kelakuannya tidak mencerminkan pakaiannya.
Sebaliknya, banyak orang yang bertato dari kepala sampai kaki, tetapi mereka memiliki hati paling mulia yang memberikan perlindungan kepada anak-anak korban kekerasan.
"Di Indonesia banyak dari mereka menampung dan menyelamatkan hewan-hewan yang ditelantarkan dan disiksa. Tuhan bisa 'bekerja' melalui mereka, tapi kita sebagai manusia semudah itu menilai akhlak seseorang hanya dari caranya 'berpakaian'. Hanya dari penampilannya," jelas Sara.