Apa Itu Resesi? Berikut Penjelasan Lengkap Soal Perbedaan Resesi Ekonomi dengan Depresi Ekonomi
Istilah resesi, resesi ekonomi dan depresi ekonomi ramai diperbincangkan masyarakat.
"(Great Depression) adalah resesi ekonomi terbesar dan terpanjang dalam sejarah dunia modern.
Great Depression ini dimulai dengan jatuhnya pasar saham US pada tahun 1929 dan tidak berakhir hingga 1946 setelah Perang Dunia II," jelas dia.
Lebih lanjut, imbuhnya, para ekonom dan sejarawan dunia sering menyebut Great Depression ini sebagai peristiwa krisis ekonomi paling dahsyat di abad ke XX.
Indonesia alami pertumbuhan yang negatif
Edhie memaparkan, Indonesia kini mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif 5,32 persen pada kuartal II dan diharapkan pada kuartal III terdapat keajaiban sehingga minimal tidak tumbuh negatif.
"Meskipun Menkeu Sri Mulyani bahkan memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III atau kuartal III 2020 berada di kisaran minus 1,6 persen hingga (positif) 1,4 persen," papar Edhie.
Estimasi tersebut adalah perkiraan sementara yang dibuat pemerintah dalam memprediksi pertumbuhan ekonomi 2020 di kisaran minus 0,4 hingga (positif) 1 persen.
Oleh karenanya, Edhie memiliki beberapa pandangan agar ekonomi Indonesia bisa diselamatkan.
Ketika perekonomian mengalami proses adaptasi dan penyesuaian ekonomi terhadap kondisi baru, termasuk faktor-faktor produksi, konsumsi, dan distribusi yang pertama-tama memicu resesi, maka respons kebijakan serta aturan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun bank sentral harus sama sekali berubah dan lain dari biasanya.
"Hal ini dalam ilmu ekonomi makro adalah elemen standar untuk memulihkan perekonomian.
Bahkan pemenang hadiah Nobel Jean Tirole pernah menyampaikan bahwa seluruh respons kebijakan untuk menanggulangi resesi harus sama sekali berbeda dari kondisi business as usual," jelas Edhie.
Di antaranya, yakni pengelolaan aspek tenaga kerja, barang modal, dan sumber daya produktif lainnya harus mulai disiapkan sesegera dan seaman mungkin mengikuti protokol Covid-19 agar aman secara ketat dan bisa tetap produktif.
Kemudian, pekerja yang menganggur harus dicarikan jalan keluar untuk menemukan pekerjaan baru dan perusahaan harus bangkit meski dengan kuantitas yang lebih rendah tetapi harus dengan jiwa yang lebih spektakular, yang luar biasa. Yang ekstra-ordinary (kalau dalam bahasa sehari-hari).
"Kointegrasi antarpelaku usaha dan pemerintah menjadi wajib di sini. Kita bekerja sebagai tim bersama. Pemerintah, bisnis, akademisi, media, komunitas, beserta segala jenis Asosisasi Industri harus bantu-membantu bersama-sama dengan semangat yang luar biasa," kata dia.
"Harus bisa digerakkan dengan jiwa yang lain dari pada yang lain, yang sama sekali lain daripada biasanya," sambungnya.