Apa Itu Resesi? Berikut Penjelasan Lengkap Soal Perbedaan Resesi Ekonomi dengan Depresi Ekonomi

Istilah resesi, resesi ekonomi dan depresi ekonomi ramai diperbincangkan masyarakat.

Editor: PanjiBaskhara
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Ilustrasi - resesi 

Bhima menjelaskan, Indonesia masih terbuka kemungkinan untuk masuk ke depresi.

"Masih terbuka kemungkinan (depresi) karena penanganan pandemi yang belum optimal sehingga masyarakat masih menahan belanja.  Padahal konsumsi rumah tangga merupakan motor utama perekonomian," jelas dia.

Perbedaan resesi ekonomi dan depresi ekonomi

Ekonom senior Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhammad Edhie Purnawan ungkap, resesi adalah istilah dalam ilmu makroekonomi yang mengacu pada penurunan yang signifikan dalam kegiatan ekonomi.

Di mana, lanjutnya, konsensus dari para ekonom dunia menyatakan, terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi riil selama dua kuartal secara berturut-turut (diminishing GDP) yang disertai dengan peningkatan jumlah pengangguran.

"Tetapi, kalau dengan acuan Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER) di US yang biasanya secara resmi mengumumkan resesi"

"dinyatakan bahwa penurunan GDP riil selama dua kuartal berturut-turut itu tak lagi jadi definisi resesi," kata Edhie kepada Kompas.com, Jumat (7/8/2020).

Edhie Purnawan menambahkan, NBER mendefinisikan resesi sebagai penurunan signifikan dalam aktivitas perekonomian yang tersebar di seluruh (sebagian besar) sektor dalam perekonomian.

Itu berlangsung lebih dari beberapa bulan, yang biasanya bisa dideteksi dari jatuhnya GDP riil, pendapatan riil, lapangan kerja, produksi sektor-sektor industri, dan penjualan grosir dan eceran.

Bedanya dengan depresi

Sementara itu, depresi menurut Edhie Purnawan adalah penurunan aktivitas ekonomi yang parah serta berkepanjangan.

"Dalam macroeconomics, depresi pada umumnya didefinisikan sebagai resesi ekstrem yang berlangsung selama tiga tahun atau lebih atau yang menyebabkan penurunan GDP riil minimal 10 persen," ucap Edhi.

Menurut pria yang juga bertugas sebagai anggota Badan Supervisi Bank Indonesia ini, depresi relatif lebih jarang terjadi dibandingkan resesi (yang lebih ringan).

Depresi ekonomi terjadi cenderung disertai dengan pengangguran yang masif dan inflasi yang rendah.

Lebih hebat lagi, disebut depresi hebat atau Great Depression.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved