Virus corona
Giliran IDI Menentang Rencana Pembukaan Bioskop di Jakarta, Khawatir Malah Munculkan Klaster Baru
IDI mengingatkan pemerintah agar mengkaji secara matang rencana pengoperasian kembali bioskop di pusat-pusat perbelanjaan di wilayah DKI Jakarta.
Potensi penularan tinggi Zubairi sepakat bahwa menonton film memang akan meningkatkan kebahagiaan masyarakat.
• Majelis Lucu Indonesia Siap Rilis Aksi Komika dalam Bentuk Digital Download
Namun, perasaan senang yang dialami belum tentu akan meningkatkan imunitas tubuh.
Selain itu, tidak ada jaminan bahwa perasaan senang dapat mencegah seseorang dari tertular virus corona.
"Malah menonton bioskop itu bisa meningkatkan potensi penularan," kata dia.
Ruangan bioskop yang tertutup dan bersuhu dingin dikhawatirkan justru akan mempercepat penularan virus corona.
Sekalipun, pemerintah berencana mengatur operasionalisasi bioskop dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, seperti membatasi jumlah penonton di dalam satu ruangan dan menerapkan jarak antar penonton.
Zubairi pun mengingatkan pemerintah agar belajar dari pengalaman sebelumnya ketika melonggarkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dengan membuka kembali perkantoran.
Meski ada protokol kesehatan yang membatasi jumlah karyawan yang boleh masuk kantor, pada kenyataannya tidak sedikit perkantoran yang justru menjadi klaster penyebaran Covid-19.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada akhir Juli lalu mencatat paling tidak terdapat 68 perkantoran di DKI Jakarta yang menjadi klaster penyebaran Covid-19.
Terbaru, klaster penyebaran Covid-19 diketahui berada di pabrik LG yang berada di kawasan MM 2000 Industri Cikarang, Bekasi.
Tak kurang dari 242 orang dinyatakan positif Covid-19 setelah satu orang meninggal dunia akibat Covid-19 pada 19 Agustus lalu.
Oleh karena itu, Zubairi berpendapat bahwa pembukaan bioskop lebih didasari pada motif ekonomi dibandingkan faktor kesehatan semata.
Ia menjelaskan, penutupan bioskop sebagai ekses dari pandemi Covid-19, tak hanya berdampak pada bisnis bioskop itu sendiri, melainkan juga industri perfilman secara menyeluruh.
Dampak ini tak hanya dirasakan di dalam negeri, melainkan juga di luar negeri.
"Coba saja masukkan kata 'cinema', 'covid', 'wiki' di Google, di sana akan keluar datanya. Ternyata itu bisnis billion dollar. Sekarang itu ruginya banyak," ucapnya.