Fintech
Awas, Fintech Ilegal Masih Merajalela, Ketua SWI: Hari Ini Kita Blokir, Sorenya sudah Muncul Lagi
Tahun lalu, jumlah fintech ilegal mencapai 442 entitas, sementara di paruh pertama 2020 ini saja sebanyak 694 entitas.
Munculnya fenomena fintech ilegal disebabkan teknologi yang berkembang pesat, sekaligus minimnya pemahaman masyarakat khususnya di tengah pandemi covid-19.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Praktik bisnis financial technology (fintech) atau teknologi finansial ilegal terus meningkat dari hari ke hari.
Tahun lalu, jumlah fintech ilegal mencapai 442 entitas, sementara di paruh pertama 2020 ini saja sebanyak 694 entitas.
Demikian diingatkan oleh Ketua Satgas Waspada Investasi (SWI) Tongam L Tobing,
Per Juli 2020, lanjutnya, tercatat 163 entitas investasi ilegal, 25 entitas ilegal, dan 694 fintech ilegal.
• Tawarkan Saham Perdana saat Darurat Covid‐19, Perusahaan Fintech Cashlez Bidik Dana Rp 87,5 Miliar
• Enam Tahun Berdiri, Fintech Tunaiku Dukung Beragam Kebutuhan, dari Renovasi Rumah hingga Pendidikan
Menurut Tongam, munculnya fenomena fintech ilegal disebabkan teknologi yang berkembang pesat, sekaligus minimnya pemahaman masyarakat khususnya di tengah pandemi covid-19.
Untuk memberantas praktik fintech ilegal ini tidak mudah.
Pasalnya, keberadaan fintech ilegal yang hanya mengandalkan website tertentu membuatnya terus hadir dengan nama yang berbeda.
Terlebih, tak sedikit pula dari masyarakat tertarik dengan hasil yang ditawarkan.
“Hari ini kita blokir, sorenya sudah muncul lagi dengan nama yang berbeda. Di samping itu, kebanyakan dari nasabah turut melakukan pinjaman tanpa mencari tahu fintech tersebut, sehingga muncul lah fenomena gali lubang tutup lubang,” ujar Tongam baru-baru ini seperti dikutip Kontan.co.id.
• Kolaborasi Kopi Soe dan Teh Pucuk Harum, Inovasi Kesegaran Campuran Kopi dan Teh, Ini Variannya
• Jadi Brand Ambassador Kratingdaeng, Raffi Ahmad Ceritakan Penculikan yang Dialaminya

Ditambahkan, tidak semua pelaku diproses hukum.
Kebanyakan korban sering tidak melapor karena kerugian yang dianggap kecil.
“Kalaupun di proses secara hukum, biaya antara perkara dan kerugian tidak sebanding,” ujarnya.
• Harga Rp 2,4 Jutaan, Oppo A53 Triple Camera Punya Fitur Kelas Flagship, Ini Spesifikasi Lengkapnya
• GIIAS 2020 Batal, Diganti Pameran Otomotif GAIKINDO Jakarta Auto Week di JCC November, Ini Konsepnya
Dukung penuhi kebutuhan produktif
Sementara itu, pionir fintech (financial technology) Tunaiku beberapa waktu lalu telah memenangkan Penghargaan E-Loan Brand Paling Populer di Indonesia oleh RRI dan The Iconomics.
Sejak didirikan pada 2014, fintech Tunaiku sudah memberi lebih dari 360.000 ribu masyarakat Indonesia alasan untuk tersenyum dengan total pendanaan lebih dari Rp 4 Triliun.
Aplikasi Tunaiku telah diunduh lebih dari 4,6 juta kali dan hadir di 16 kota besar di Indonesia.
• Dengan Produk Unggulan Tunaiku, Amar Bank Komitmen Bantu UMKM Hadapi Masa Sulit di Tengah Covid-19
• Xiaomi Rilis Sistem Antarmuka MIUI 12 dan Mi True Wireless Earbuds Basic S, Ini Keunggulan dan Harga
Dibangun oleh Amar Bank, Tunaiku menjadi populer karena prosesnya mudah dan cicilannya yang ringan serta upayanya untuk menjangkau dan melayani masyarakat Indonesia melalui aplikasi pinjaman digital.
Vishal Tulsian Presiden Direktur Amar Bank mengatakan, “Pencapaian Tunaiku selama 6 tahun berkiprah sebagai pionir fintech merupakan bukti nyata kerja keras seluruh tim Tunaiku Amar Bank yang kami sebut The Smile Makers."
"Kami menjadi solusi finansial terpercaya bagi seluruh masyarakat di Indonesia yang telah memilih kami untuk mendukung banyak momen penting dalam kehidupan mereka. Tunaiku meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan mendukung kebutuhan produktif seperti renovasi rumah, modal usaha, dan pendidikan," imbuhnya.
• Rilis di Indonesia, Flagship Vivo X50 dan X50 Pro dengan Kamera Gimbal, Ini Spesifikasi dan Harganya
• Amar Bank – Tunaiku, Resmi Melantai di Bursa Efek Indonesia

Selama 6 tahun ini, Tunaiku konsisten hadir dalam momen-momen penting kehidupan masyarakat Indonesia.
Melalui pinjaman renovasi rumah dengan jumlah lebih dari 140 ribu senyuman, modal usaha dengan lebih dari 100 ribu senyuman dan biaya pendidikan lebih dari 45 ribu senyuman.
Renovasi rumah
Salah satu nasabah Tunaiku, Angga Kresna berbagi kisahnya tentang bagaimana Tunaiku membantu renovasi rumahnya sehingga keluarganya bisa hidup lebih nyaman.
"Pada pertengahan 2019, saya mengajukan pinjaman 10 juta dengan tenor 12 bulan. Saya mendapat pemberitahuan bahwa aplikasi saya disetujui oleh Tunaiku. Saat itu saya sangat berterima kasih kepada Tunaiku karena membantu saya menyelesaikan proses renovasi," tuturnya.
"Perjalanan hidup selalu tidak mudah tetapi #BersamaTunaiku saya dapat membuat perubahan untuk keluarga saya karena Tunaiku selalu hadir selama #6thBerbagiSenyum kepada nasabahnya,” lanjut Angga Kresna.

Kembangkan modal
Hal senada juga diungkapkan oleh Dyah Anggaraeni Dwiyunita, yang menggunakan Tunaiku untuk mengembangkan bisnisnya, “Puji Tuhan hampir setiap hari selalu terjual AC second maupun AC baru, apalagi masa pandemi Covid19 ini, kebutuhan pokok masih tetap terpenuhi.
"Ingat sekali awal memulai usaha ini saya tidak punya modal sepeserpun, pinjam sana sini pun tidak ada. Saat buka internet ternyata ada Tunaiku meminjamkan dana tanpa agunan dengan bunga rendah, tidak lama prosesnya dapat dana yang dibutuhkan untuk modal usaha," paparnya.
"Padahal waktu pinjam dana tidak tau akan terjadi pandemi. Sampai hari ini kami sekeluarga bisa menjalani pandemi dalam keadaan sehat dan dapat menjalankan usaha jual beli AC second atau baru,” katanya Dyah.
Fokus bantu nasabah
Di tengah masa pandemi COVID-19, Tunaiku fokus untuk membantu para nasabah bersama- sama melewati masa yang penuh tantangan ini.
Melalui Tunaiku, Amar Bank juga akan terus berkomitmen dalam mendukung upaya pemerintah untuk mencapai target inklusi keuangan Indonesia sebesar 90% di tahun 2024.
Hal tersebut diwujudkan melalui upaya Tunaiku dalam menyediakan layanan dan literasi keuangan.
"Selama enam tahun kami beroperasi, kami optimis tentang perkembangan Tunaiku. Kami melihat bahwa ekosistem fintech tumbuh dari meningkatnya permintaan oleh masyarakat Indonesia, terlebih selama pandemi saat ini di mana pinjaman mikro dapat membuat perubahan besar dalam membantu kebutuhan sehari-hari," tutur Abraham Lumban Batu, Head of Retail Credit Tunaiku.
"Sejalan dengan visi kami untuk memberikan senyum kepada 200 juta orang Indonesia pada tahun 2025, kami akan terus memberikan pinjaman digital dan memperkenalkan produk dan layanan baru untuk memajukan kehidupan masyarakat Indonesia," kata Abraham lagi.
Informasi lebih lanjut bisa diakses melalui akun Instagram @Tunaikucom dan Facebook www.facebook.com/tunaikucom/

Tentang Amar Bank - Tunaiku
PT Bank Amar Indonesia Tbk. ("AMAR") atau Amar Bank adalah bank yang murni bermain secara digital pertama dan satu-satunya di Indonesia.
Didirikan pada 15 Maret 1991 di Surabaya sebagai PT Anglomas International Bank (Amin Bank), Bank Amar diakuisisi oleh Tolaram Group pada tahun 2014.
Bank ini telah mengalami transformasi digital yang signifikan untuk menjadi salah satu lembaga pelopor fintech Indonesia melalui platform pinjaman digital, Tunaiku, yang telah sering memenangkan penghargaan.
Diluncurkan pada tahun 2014, Tunaiku adalah platform pinjaman mikro berbasis aplikasi pertama di Indonesia dan terus menjadi produk unggulan Amar Bank.
Tunaiku memberikan pinjaman kepada individu dan UMKM hingga Rp.20 juta, dengan jangka waktu pinjaman 6-20 bulan.
Aplikasi diproses dan disetujui dalam waktu 24 jam.
Amar Bank secara resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Januari 2020 dengan melepaskan 1,2 miliar saham melalui penawaran umum perdana dengan kode saham "AMAR". (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Jumlah fintech ilegal masih menjamur Penulis: Annisa Fadila