Virus Corona
Ada Transfer Pengetahuan dan Teknologi dengan Sinovac, Erick Thohir: Bio Farma Bukan Tukang Jahit
Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, bertolak ke Cina untuk membahas sejumlah kerja sama.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, bertolak ke Cina untuk membahas sejumlah kerja sama.
Erick Thohir menegaskan, kunjungan mereka untuk memperkuat hubungan ekonomi dan kesehatan dengan Cina.
Di antaranya, menandatangani perjanjian kerja sama dengan perusahaan farmasi asal Cina, Sinovac.
• Erick Thohir Pastikan Bahan Baku Vaksin Covid-19 dari Sinovac Tiba di Indonesia Mulai November 2020
“BUMN sudah melakukan transformasi yang luar biasa dalam 10 bulan terakhir."
"Salah satunya, bagaimana negara besar seperti Indonesia memiliki ketahanan kesehatan,” kata Erick Thohir saat konferensi pers dengan media, Kamis (20/8/2020).
Dalam kunjungan ini, ia dan Menlu Retno ingin memastikan transformasi industri kesehatan Indonesia berjalan baik.
• DAFTAR 46 Daerah dengan Jumlah Kasus Aktif Covid-19 di Bawah 10 Persen, Semoga Tetap Terjaga
Tidak hanya akan menyepakati komitmen ketersediaan suplai bulk vaksin hingga 40 juta dosis mulai November 2020 hingga Maret 2021, Erick Thohir juga memastikan akan ada pertukaran pengetahuan dan teknologi antara Bio Farma dan dengan Sinovac.
“Bio Farma bekerja sama dengan Sinovac merupakan sebuah kerja sama win to win, Bio Farma bukan tukang jahit,” tegas Erick Thohir.
Begitu pula ketika melakukan pertemuan dengan perusahaan CanSino dan Sinofarm.
• Persentase Kematian Akibat Covid-19 di 21 Provinsi Ini di Bawah Rata-rata Dunia, Termasuk Jakarta
Kedua menteri memastikan akan ada pertukaran pengetahuan dan teknologi antar-kedua negara.
“Kita ingin memastikan transfer teknologi itu, bukan hanya sekadar beli,” jelas Erick Thohir.
Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional tersebut berharap Indonesia bisa segera bangkit dari covid-19, sesuai timeline.
• Ini Resep Sukses Bali Redam Keganasan Covid-19, Disiplin Hingga Inisiatf
Salah satunya, terkait imunisasi massal Covid-19 agar bisa segera dilakukan pada awal tahun 2021.
Soal infrastruktur dan logistik, kedua negara juga sepakat akan melakukan transformasi.
Erick Thohir ingin memastikan logistik Indonesia bisa lebih kompetitif, sehingga menurutnya perlu banyak hal yang harus didiskusikan dengan pemerintahan Negeri Tirai Bambu tersebut.
• Polda Metro Jaya Periksa Hadi Pranoto Senin 24 Agustus 2020, Pertimbangkan Panggil Anji Lagi
“Tidak hanya kereta api, tapi juga jalan tol pelabuhan dan lain-lain."
"Supaya ekonomi kita lebih kompetitif," terang Erick Thohir
"Belajar dari Covid, kita memiliki keunggulan sebagai NKRI, tidak hanya market yang besar, tapi juga sumber alam yang baik."
• Tak Kunjung Jera, Pelanggar PSBB Transisi di Jakarta Timur Bakal Dihukum Jadi Asisten Petugas PPSU
"Tinggal bagaimana logistik dan teknologi kita bisa terjadi reformasi yang secara berskala besar. Bismillah mudah-mudahan hasilnya baik,” papar Erick Thohir.
Sebelumnya, Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) sekaligus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan, bahan baku vaksin dari Sinovac akan datang ke Indonesia mulai November 2020.
Hal itu disampaikan dalam pertemuan bilateral dengan State Councilor dan Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Wang Yi, serta sejumlah perusahaan farmasi Tiongkok.
"Penyaluran bahan baku vaksin dari Sinovac akan dimulai pada Bulan November mendatang."
• Din Syamsuddin: Dubes Palestina Tak Baca Saksama Undangan, Lihat Nama Saya Langsung Berniat Hadir
"Kerja sama ini tak sekadar transaksi dari sisi ekonomi."
"Melainkan pula transfer teknologi maupun pengetahuan seperti yang sudah ditandatangani antara Sinovac dengan Bio Farma," kata Erick Thohir lewat keterangan tertulis, Jumat (21/8/2020).
Erick Thohir bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga diutus Presiden Joko Widodo untuk menindaklanjuti beberapa kerja sama bilateral, termasuk kerja sama di bidang vaksin dan kerja sama ekonomi lainnya dengan RRT.
• Pakai Helikopter Mewah, Ketua KPK Firli Bahuri Bakal Disidang Etik pada 25 Agustus 2020
Penguatan kerja sama di bidang vaksin menjadi agenda utamanya.
Erick Thohir bilang, Indonesia menyampaikan mengenai pentingnya jumlah vaksin yang memadai, tepat waktu, aman, dan dengan harga terjangkau.
Selain pertemuan dengan Sinovac, Indonesia juga tengah menjajaki kerja sama dengan perusahaan farmasi Tiongkok lainnya, yaitu CanSino Biologics dan Sinopharm.
• Selain Firli Bahuri, Dua Insan KPK Juga Bakal Disidang Etik Dewan Pengawas, Digelar 3 Hari Beruntun
“Kami di komite memperbesar dan melakukan berbagai daya upaya untuk mengurangi penyebaran virus."
"Sambil terus membangun kemandirian bangsa lewat pengembangan vaksin Merah Putih dan terapi penyembuhan."
"Sambil menunggu vaksin Merah Putih, vaksin dari negara lain masih dibutuhkan untuk melindungi masyarakat Indonesia agar Kesehatan Pulih, Ekonomi Bangkit," tuturnya.
Erick Thohir menambahkan, Indonesia juga terus terbuka dan menjajaki kerja sama internasional lainnya, untuk memastikan dan mengakselerasi ketersediaan vaksin Covid-19 yang aman dan efektif di Indonesia.
Menlu Pertama Kunjungi Cina saat Pandemi Covid-19
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi berkunjung ke Sanya, Cina, atas undangan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi.
Kunjungan tersebut dalam rangka pertemuan bilateral dengan Menlu Cina, guna membahas respons atas pandemi Covid-19.
Mantan Dubes Belanda untuk Indonesia itu datang ke Negeri Tirai Bambu pada 19 -21 Agustus 2020.
• Disiplin Mulai Kendur, Warga Kabupaten Bekasi yang Tak Pakai Masker Dihukum Nyanyi Lagu Nasional
"Retno Marsudi merupakan menteri luar negeri pertama yang diterima Cina di tengah Covid-19."
"Hal itu menunjukkan pentingnya hubungan kedua negara," tulis pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina melalui Twitter, Kamis (19/8/2020).
Dalam pernyataan Kemlu Cina juga tertulis tahun ini merupakan Ulang tahun ke-70 hubungan diplomatik kedua negara.
"Kami akan tandai dengan lebih banyak kerja sama dalam merespons Covid-19 dan pembangunan kesejahteraan rakyat," lanjut pernyataan itu.
Kerja Sama Vaksin Hingga Ekonomi
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir bertolak ke Cina untuk membahas kerja sama vaksin hingga ekonomi, Kamis (20/8/2020).
Kedua menteri menemui Menlu Chna Wang Yi di Sanya, Hainan.
"Pertemuan merupakan tindak lanjut dari pertemuan virtual yang saya lakukan bersama Menlu Wang Yi pada akhir Bulan Juli 2020," kata Menlu dalam konferensi pers dengan media, Kamis (20/8/2020).
• Dua Perampok Rampas Taksi Online di Tangerang, Sempat Batal Beraksi karena Calon Korban Lebih Kekar
Selain bertemu Menlu Wang Yi, keduanya juga menemui tiga perusahaan yang memproduksi vaksin Covid-19.
"Kami berdua juga telah melakukan pertemuan dengan sejumlah industri manufaktur vaksin RRT, yaitu Sinovac, Sinopharm, dan CanSino," jelas Menlu.
Dalam kunjungan tersebut, kedua menteri juga melakukan penandatanganan MoU antara PT Bio Farma dan Sinovac, terkait pengiriman vaccine bulk dengan Sinovac di Sanya, Cina.
• Ibu Rumah Tangga Tewas di Tempat Usai Diserempet Trailer di Cilincing, Sopir Truk Kabur
Menlu mengungkapkan perjanjian tersebut merupakan perjanjian awal.
Perusahaan Sinovac akan menyediakan 40 juta vaksin Covid-19 buatan mereka bila berhasil, di Bulan November 2020 sampai Maret 2021.
"Sinovac akan akan memberikan prioritas kepada Biofarma untuk suplai bulk vaksin setelah Maret 2021 hingga akhir tahun 2021," ungkap Menlu.
• KAMI Tegaskan Gatot Nurmantyo dan Din Syamsuddin Sama Sekali Tak Keluarkan Uang untuk Deklarasi
Menlu mengatakan, angka ekspor Indonesia ke Cina mengalami peningkatan 11,74 persen di semester I tahun 2020.
Hal itu menurutnya menjadi kesempatan untuk menekan angka defisit Indonesia sebesar 46 persen, karena terjadinya penurunan impor dari Cina ke Indonesia sebesar -11,86 persen.
"Indonesia mengusulkan joint working group for trade guna memfasilitasi berbagai hambatan perdagangan."
"Dan memfasilitasi semakin dibukanya pasar Tiongkok bagi produk Indonesia," papar Menlu. (Larasati Dyah Utami)