Kriminalitas
Polisi Dalami Dugaan Adanya Aktor Intelektual di Balik Kelompok Anarko yang Ditangkap saat Aksi Demo
Dari tangan mereka disita beberapa botol dan sapu tangan yang diduga hendak dijadikan bom molotov, serta beberapa kaos hitam bergambar simbol anarko.
Penulis: Budi Sam Law Malau | Editor: Feryanto Hadi
"Memang ada perencanaan pada saat itu, tetapi belum diramu dalam bom molotov, yang ada adalah botol yang diisi dengan sapu tangan. Kalau nantinya diisi dengan bahan bakar bisa jadi bom molotov, dan semua barang buktinya ada di mereka saat kami amankan," katanya.
Menurut Yusri pihaknya masih melakukan pendalaman atas mereka.
"Ini masih dilakukan pendalaman oleh Krimum, terhadap para pelaku. Sekarang ini karena memang keterangan awal mereka, mereka sudah merencanakan, atau ada perencanaan yang dilakukan," katanya.
Yusri mencontohkan dari keterangan mereka ada kelompok anarko yang datang dari Bogor.
"Dimana memang pada saat 13 Agustus lalu mereka sudah merapatkan untuk membuat satu keonaran. Mereka juga sudah siapkan dengan membuat kaos dan juga bagaimana caranya bertindak di lapangan. Ini masih terus kita dalami lagi," paparnya.
• Keluarga Menangis Histeris saat Melihat Jenazah Korban Penembakan Ruko Royal Gading Square
Intinya kata Yusri, bahwa Polda Metro Jaya dalam hal ini tidak akan memberi ruang kepada siapapun atau para pelaku, khususnya kelompok anarko yang mencoba membuat kerusuhan.
"Memang dalam UU dikatakan bahwa penyampaian pendapat di muka umum diperbolehkan. Silahkan tapi semua ada batasannya dan tidak boleh membuat kerusuhan," ujar Yusri.
Yusri menjelaskan bahwa para kelompok perusuh ini menyusup ke kelompok buruh dan mahasiswa yang berunjuk rasa, saat digelarnya pidato kenegaraan Presiden RI dan sidang MPR DPR.
"Jadi saat itu sidang MPR/ DPR berbarengan dengan kegiatan unjuk rasa dari beberapa aliansi yang ada, baik dari buruh maupun mahasiswa," katanya.(bum)