Petugas Berhasil Angkut 380 Karung Berisi Limbah Minyak yang Sudah Mengeras di Perairan Pulau Pari
Petugas berhasil mengangkut ratusan karung yang berisi limbah minyak yang kondisinya sudah mengeras dari perairan Pulau Pari
Penulis: Junianto Hamonangan | Editor: Agus Himawan
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Petugas Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu berhasil mengangkut ratusan karung yang berisi limbah minyak yang kondisinya sudah mengeras dari perairan Pulau Pari, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kepulauan Seribu.
Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu, Djoko Rianto Budi Hartono, mengatakan ada sekitar 380 karung yang diangkut. “Saat ini yang sudah tertangani. Terkumpul kurang lebih sekitar 380-an karung,” ucap Djoko, Selasa (11/8/2020).
• Seluruh Pegawai di Pusat Perbelanjaan Mal di Kabupaten Tangerang Wajib Rapid Test
• Dinkes Kota Bekasi Kesulitan Deteksi Praktik Dokter Gigi Ilegal Tanpa Plang
Menurut Djoko, saat ini pihaknya bersama dengan PT Pertamina dan masyarakat setempat berusaha untuk membersihkan sisa tumpahan minyak tersebut. “Untuk penyelesaiannya mudah-mudahan bisa secepatnya,” ungkapnya.
Pencemaran akibat tumpahan minyak tersebut, lanjut Djoko, dipastikan tidak hanya terjadi di Pulau Pari saja, tapi juga di pulau-pulau lainnya di Kepulauan Seribu dengan jumlah yang lebih sedikit.
“Kalau ini kan memanjang sampai yang kiloanmeter yang di Pulau Pari. Kalau yang di Pulau Untung Jawa atau di Pulau Tidung hanya spot-spot,” sambungnya.
Djoko memastikan bahwa pihaknya akan meneliti lebih lanjut perihal penyebab tumpahan minyak tersebut. “Kita juga sudah ambil sampel untuk diperiksa di laboratorium,” kata Djoko.
• Pelatih Tira Persikabo, Igor Nikolayevich Kriushenko, Antusias Sambut 4 Pemain
• Setelah 100 Hari Bebas dari Virus Corona, Selandia Baru Kena Lagi
Sejumlah titik di perairan Pulau Pari, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kepulauan Seribu tercemar akibat tumpahan minyak mentah.
Menurut Djoko pencemaran akibat tumpahan minyak yang terjadi di Pulau Pari bervariasi di setiap lokasinya dimana hampir seluruh wilayah mengalami permasalahan tersebut. “Di zona timur Pulau Pari ada empat titik, kurang lebih satu kilometer kemudian zona barat empat titik juga, kurang lebih satu kilometer,” kata Djoko, Selasa (11/8/2020).
“Zona tengah itu ada tiga titik dengan kondisinya berada di tengah pelabuhan hampir dua kilometer di Tanjung Rengge hingga Pantai Bintang itu dua kilometer,” sambungnya. Pencemaran akibat tumpahan minyak tersebut dipastikan tidak hanya terjadi di Pulau Pari saja tapi juga di pulau-pulau lainnya di Kepulauan Seribu dengan jumlah yang lebih sedikit.
“Pertama kali malah ditemukan di perairan Pulau Untung Jawa. Hanya memang nggak separah yang di perairan Pulau Pari. Jadi di perairan Pulau Untung Jawa sama perairan Pulau Tidung itu ada spot-spot gitu, tapi nggak begitu banyak,” ujar Djoko.
• Warga RT 13/02 Pondok Kopi Gotong Royong Bantu Anak-anak Lewat Tenda Wi-Fi Gratis
• Polisi Pastikan Senjata Air Gun Milik Tiga Tersangka Penembak Misterius Ilegal
Menurut Djoko, saat ini pihaknya bersama dengan Pertamina sedang berusaha untuk membersihkan tumpahan minyak tersebut.
Sementara, Pertamina Hulu Energi (PHE) belum mengetahui sumber tumpahan minyak yang telah mencemari perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu.
VP Relations Pertamina Hulu Energi, Ifki Sukarya, mengatakan, pihaknya baru mendapat informasi adanya pencemaran akibat tumpahan minyak di Pulau Pari pada Selasa (11/8/2020) pagi. “Jadi kami belum tahu itu sumbernya dari mana. Tapi, kami dengan Pemkab dan KSOP sudah berkoordinasi. Terutama yang penting adalah pembersihan terlebih dahulu,” ujar Ifki, Selasa (11/8/2020).
• Positif Corona, Lurah dan Sekretaris di Wilayah Kecamatan Tanah Sereal Kota Bogor Jalani Isolasi
• Didatangkan dari China, Ini Profil Sinovac Biotech Pembuat Vaksin Covid-19 untuk Indonesia
Ifki menambahkan saat ini sebanyak 10 orang petugas dari Pertamina Hulu Energi telah berada di lokasi tumpahan minyak di Pulau Pari untuk melakukan penanganan. “Yang penting mereka ke lapangan dulu untuk melakukan pengecekan dan membantu warga untuk pembersihan karena itu kan bahan yang perlu kita tangani dengan baik,” katanya.
Ifki menambahkan apabila ada yang menyalahkan tumpahan minyak di Pulau Pari berasal dari sumur YYA-1, hal tersebut sangat tidak mendasar karena telah ditutup satu tahun silam.