Ledakan Beirut, PM Hasan Diab Nyatakan Hari Berkabung Nasional dan Kondisi Darurat 2 Minggu

Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengumumkan Rabu (5/8/2020) sebagai hari berkabung nasional.

LEBANESE PRESIDENCY - Anadolu Agency
Perdana Menteri Hasan Diab menyatakan masa berkabung atas ledakan di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) 

Analis Timur Tengah BBC, Sebastian Usher, mengatakan ledakan ini mengingatkan orang akan bom yang menewaskan anggota parlemen dan mantan perdana menteri Rafik Hariri pada 2005.

Ketika itu, Hariri adalah politisi Sunni kenamaan yang menyerukan agar Suriah mundur dari Lebanon.

Sejak awal perang saudara pada 1976, Suriah menempatkan tentara di negara ini.

Pembunuhan membuat puluhan ribu warga turun ke jalan-jalan memprotes pemerintah Lebanon yang pro-Suriah.

Diusut hingga tuntas

Perdana Menteri Hassan Diab mengatakan adanya 2.750 ton amonium nitrat - bahan untuk pupuk dan peldak - disimpan di gudang "tidak dapat diterima."

"Saya tidak akan diam sampai kita menemukan orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi, sehingga kita dapat meminta pertanggung jawaban dan menerapkan hukuman paling berat," kata perdana menteri dalam akun Twitter resminya.

"Tidak dapat diterima ada 2.750 amonium nitrat disimpan di gudang selama enam tahun, tanpa adanya langkah pengamanan sehingga membahayakan keselamatan warga."

Rumah sakit rumah sakit dilaporkan kewalahan dan banyak gedung yang hancur.

Seorang mahasiswa, Fitrah Alif melalui akun Twitternya menulis, "65 mahasiswa terpantau aman lagi pada rebahan di kasur asrama masing-masing."

"Masjid Muhammad al-Amin yang merupakan masjid negara (Masjid Istiqlalnya Lebanon) terkena dampak yang cukup dahsyat," tulis Fitrah dalam cuitannya.

Wartawan BBC di Beirut, Sunniva Rose mengatakan seluruh kota tampak menghitam.

"Mengendarai menyusuri Beirut menjelang malam, benar-benar berantakan. Jalan-jalan penuh dengan kaca, sulit untuk ambulans lewat, banyak batu-batu, bongkahan semen, rumah-rumah ambruk," kata Rose.

"Asap masih mengepul saat malam. Seluruh kota gelap, sulit untuk berjalan, orang-orang berlumur darah. Saya melihat nenek berusia 86 tahun dirawat dokter yang berlari keluar dari rumahnya dengan perlengkapan bantuan pertama," tambahnya.

 
"Flat saya juga rusak. Kaca berserak. Kerusakan begitu dasyat. Bahkan satu mal yang berjarak dua kilometer dari tempat ledakan, seluruh bagian depan hancur. Kerusakan bukan hanya di pelabihan, seluruh Beirut terhantam," katanya lagi.

Staf kedutaan Jerman di Beirut termasuk korban luka dalam ledakan, kata kementerian luar negeri Jerman.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved