Bangun Stasiun Thamrin untuk MRT Fase 2A, Rekayasa Lalin Dilakukan
Saat ini proyek MRT Paket Kontrak 201 (CP201) sedang dalam tahap persiapan konstruksi Stasiun Thamrin.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Fase 2A Bundaran HI-Ancol telah berjalan.
Kini pembangunan tersebut dengan mulainya Paket Kontrak 201 (CP201).
Paket Kontak 201 tersebut yaitu pekerjaan Stasiun Thamrin, Stasiun Monas, dan terowongan bawah tanah sepanjang 2677 meter.
Mulai dari Bundaran Hotel Indonesia (BHI) hingga Monumen Nasional (Monas) di Jakarta Pusat.
• Ini 3 Tempat Kemping Asyik di Bogor untuk Ajak Keluarga Berwisata
• Terdampak Pandemi, Pilot ini Banting Setir Jadi Kurir Makanan, Dulu Gaji Rp 2 Juta, kini Rp 250.000
"Sebelumnya telah dimulai dengan pembangunan Paket Kontrak 200 (CP200), yaitu pembangunan dinding penahan tanah (D-Wall) untuk Gardu Induk (Receiving Substation) di Kawasan Monas, dan telah diselesaikan pada Oktober 2019," tulis informasi dalam akun resmi Instagram Pemprov DKI Jakarta, @dkijakarta, Rabu (5/8/2020).
Saat ini proyek MRT Paket Kontrak 201 (CP201) sedang dalam tahap persiapan konstruksi Stasiun Thamrin.
Yaitu pekerjaan identifikasi utilitas, pembongkaran JPO Bank Indonesia, dan pembangunan guide wall yang tengah berlangsung sejak Juli 2020.
• Ketika Anies Tarik Tuas Rem Darurat karena Jumlah Kasus Covid-19 di Jakarta Terus Meningkat
• Beda Keterangan dengan Ketua DPRD DKI, DPW PKS Tepis Kematian Dani Anwar Akibat Covid-19
Untuk menunjang penyelenggaraan kegiatan ini, dilaksanakan sejumlah Manajemen Rekayasa Lalu Lintas (MRLL).
Yang telah dikoordinasikan dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Ditlantas Polda Metro Jaya.
Dibongkar
Dinas Perhubungan DKI Jakarta merekayasa lalu lintas di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat yang dilakukan dua tahap. P
ada tahap pertama, rekayasa dimulai dari Jumat (24/7/2020) sampai Senin (30/11/2020) dan tahap kedua mulai 1 Desember 2020 hingga 30 Mei 2021.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, rekayasa ini dilakukan sebagai dampak adanya proyek pengerjaan lintasan kereta Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta fase II.
Kata dia, fase II merupakan proyek yang menyambungkan stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia (HI) menuju Kota Tua yang terbagi menjadi tiga segmen.
“Segmen pertama CP201, segmen kedua CP 202 dan segmen ketiga CP 203,” kata Syafrin berdasarkan keterangan resmi Jumat (24/7/2020).
• Kebal Senjata Tajam, Pria di Cianjur Tersungkur hingga Tewas Setelah Kepalanya Dihantam Batu
• New Normal Ekonomi Mulai Menggeliat, Isuzu Elf Diskon hingga Rp 40 Juta untuk Konsumennya
Menurutnya, rekayasa ini dilakukan agar pengendara bermotor tetap bisa melintas di Jalan MH Thamrin.
Sebab satu dari empat lajur di sana terpaksa ditutup akibat proyek lintasan kereta bawah tanah MRT Jakarta.
Pada tahap pertama, pelaksana proyek membuat detour (pelebaran) Jalan MH Thamrin di depan Gedung Sinarmas yang mengarah ke Semanggi.
Kemudian pelaksana proyek juga membuatkan detour di Jalan Thamrin sisi timur, mulai dari depan gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sampai gedung Bank Indonesia (BI).
Hal yang sama juga terjadi di Jalan MH Thamrin sisi barat mulai dari depan gedung Kementerian ESDM ke BI sampai Thamrin 10.
“Di tahap ini juga ada pembongkaran Halte Transjakarta sementara, sehingga semuanya terjadi pengurangan satu lajur sepanjang area pekerjaan,” ujar Syafrin.
• Terbukti Merusak Fasilitas Di SMAN 3 Tangsel, BKPP Belum Nonaktifkan Lurah Benda Baru
• VIDEO: PKS Resmi Berkoalisi Dengan Tertata di Pilkada Depok 2020
Kemudian pada tahap kedua yang dimulai 1 Desember 2020 sampai 30 Maret 2021, area pekerjaan memakai media jalan dan jalur Transjakarta.
Untuk area kerja Transjakarta, pelayanan di halte BI dipindahkan ke halte sementara di sisi timur gedung BI dan di depan Wisma Mandiri.
Lalu, jalur Transjakarta yang bergabung (mix trafficc) dengan jalur reguler, akan berpindah ke jalur paling kiri menyesuaikan lokasi halte sementara.
“Lalu untuk detour (pelebaran) Jalan MH Thamrin sisi barat dan timur dapat digunakan untuk lalu lintas,” jelasnya.
Dia menambahkan, perusahaan patungan (joint venture) Shimizu-Adhi Karya selaku pelaksana pekerjaan proyek tersebut bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keselamatan dan keamanan pengguna jalan di lokasi.
Diimbau kepada pengguna jalan agar menghindari ruas jalan tersebut dan dapat menyesuaikan pengaturan lalu lintas yang ditetapkan.
“Pengendara juga diminta tetap mematuhi rambu-rambu lalu lintas dan petunjuk di lapangan serta mengutamakan keselamatan di jalan,” ungkapnya.