Pendidikan
Tiga Pertimbangan Dewan Pendidikan Kota Bekasi Setuju Digelar Simulasi Belajar Tatap Muka
Tiga Pertimbangan Dewan Pendidikan Kota Bekasi Setuju Digelar Simulasi Belajar Tatap Muka. Simak Penjelasannya :
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dwi Rizki
WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI - Dinas Pendidikan Kota Bekasi melakukan simulasi belajar tatap muka.
Ada enam sekolah yang menjadi role model dilaksanakan simulasi belajar tatap muka yang telah dimulai sejak Senin (3/8/2020) hingga 28 Agustus 2020.
Enam sekolah itu yakni, SMP Negeri 2 Kota Bekasi, SMP Victory Plus, SMP Nassa, SD Negeri Pekayonjaya VI, SD Negeri Jaticempaka VI dan SD Al Azhar VI.
Kegiatan simulasi belajar tatap muka di sekolah atas kesepakatan bersama Dinas Pendidikan, Kantor Kementerian Agama, Dewan Pendidikan, dan Badan Musyawarah Perguruan Swasta Kota Bekasi.
Ketua Dewan Pendidikan Kota Bekasi, Ali Fauzie mengatakan bahwa ada tiga pertimbangan, pihaknya menyetujui kegiatan simulasi belajar tatap.
Dewan Pendidikan menilai kegiatan ini merupakan simulasi dalam proses belajar tatap muka.
Kemudian, dalam role model simulasi ini standar operasional prosedur (SOP) sudah sesuai surat keputusan bersama (SKB) empat meteri terkait tata pelaksanaan belajar tatap muka di tengah pandemi corona.
"Di dalam role model simulasi ini, SOP nya menjabarkan semua di SKB empat menteri, itulah jadi pertimbangan kami menyetujui dan melakukan mou," kata Ali kepada Wartakotalive.com di SMPN 2 Kota Bekasi, pada Selasa (4/8/2020).
Ali menuturkan bagaimanapun juga siswa harus dipersiapkan untuk menghadapi kegiatan belajar tatap muka.
Apalagi untuk tingkat SMP dan SD, pada September sesuai SKB empat menteri itu mulai belajar tatap muka.
"Ya walaupun tetap harus melihat status zona wilayah daerah, tapi tetap harus dipersiapkan. Maka perlu simulasi seperti ini," ungkap dia.
Sekolah yang melakukan simulasi itu juga yang sudah memiliki sarana dan prasarana memadai.
Kegiatan simulasi juga diterapkan protokol kesehatan ketat dan siswa hanya satu hingga dua kali mengikuti simulasi belajar tatap muka.
• Diperiksa Sebagai Tersangka, Anita Kolopaking Mangkir
"Ini dalam rangka itulah mempersiapkan belajar tatap muka nanti, simulasi ini juga di sekolah yang sudah memenuhi syarat saja," terang dia.
Ali juga menyebut simulasi ini untuk proses penggambaran siswa-siswa lainnya dalam proses belajar tatap muka ditengah pandemi corona.
Proses simulasi ini juga divideokan lalu disebar ke seluruh sekolah untuk menjadi rujukan proses belajar tatap muka dengan protokol kesehatan.
"Tidak bisa berbentuk narasi menyampaikan informasi itu ke anak didik, tapi dia melihat oh begini caranya, masuknya, saat belajar bagaimana ooh begitu. Harus ada video visual, jadi bahan contoh anak-anak nanti ketika mereka akan memasuki tatap muka," jelasnya.
• Bangun Hubungan Baik dengan Warga, PT. Sejahtera Eka Graha Gelar Pemotongan Hewan Kurban
Simulasi
Sebelumnya, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Uu Saeful Mikdar mengungkapkan pihaknya melaksanakan simulasi role model satuan pendidikan dalam pembelajaran tatap muka.
Simulasi sekolah role model ini dilaksanakan secara terbatas dan hanya diikuti enam sekolah saja.
"Role model ini perlu digarisbawahi bukan sebagai pengganti pembelajaran daring. Tapi ini pembelajaran yang sifatnya simulasi, dan diberlakukan terbatas," kata Uu saat konferensi pers di SMPN 2 Kota Bekasi, pada Selasa (4/8/2020).
Uu menegaskan pihaknya tetap mematuhi aturan surat kesepakatan bersama (SKB) Empat Menteri, yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri.
• Raih Kinerja Positif Kuartal I 2020, PT Sierad Produce Tbk Luncurkan Nama dan Branding Baru
Dirinya menjelaskan semua standar protokol yang harus dipenuhi, termasuk soal status zona wilayah itu agar bisa menggelar belajar tatap muka.
"Maka ini kan ditegaskan, ini simulasi role model belajar tatap muka bukan belajar tatap muka ya. Ini untuk penyesuaian siswa sebelum benar-benar tatap muka," terang dia.
Dalam simulasi belajar tatap muka ini, dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP).
Seperti hanya diikuti oleh 18 siswa tiap tingkatan kelas dan dilakukan secara bergantian setiap harinya.
• Pemkot Bekasi Bantah Menentang Kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemprov Jabar
"Jadi per kelas bukan semua siswa, per kelas 18 siswa. Bukan semua kelas satu, dua, tiga masuk tapi satu tingkatan kelas saja," terang dia.
Uu menuturkan kegiatan simulasi belajar tatap muka ini juga tindak lanjut dari mou, antara Pemkot Bekasi dalam hal ini Dinas Pendidikan, Dewan Pendidikan, Kemenag Kota Bekasi dan enam sekolah role model tersebut pada 27 Juli 2020 lalu.
Kegiatan yang dilakukan ini juga mengikuti surat kesepakatan bersama (SKB) empat menteri.
Proses simulasi ini juga dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat, mulai awal datang ke sekolah, proses belajar, hingga nanti kembali pulang ke rumah.
"Protokol ketat itu pasti ya, semua pihak mengawasi. Dalam satu bulan simulasi itu, siswa hanya kebagian datang ke sekolah 1-2 kali, tidak tiap hari datang kan simulasi," terang dia.
Terkait dilibatkannya siswa dalam proses simulasi belajar tatap muka ini, Uu menerangkan menjadi sarana siswa itu membiasakan diri sebelum nanti belajar tatap muka.
Jika tidak dilakukan oleh siswa sekolah bersangkutan, khawatir sulit membiasakan ketika memulai kembali belajar tatap muka.
"Sesuai judul role model satuan pendidikan dalam simulasi pembelajaran tatap muka, jadi posisinya bagaimana supaya role model ini menjadi acuan dalam proses pembelajaran di masa pandemi covid-19," imbuhnya.
"Kalau bukan peserta didiknya bukan siswa (yang simulasi) jadi bagaimana untuk melatih kebiasaan melakukan pembelajaran sesuai protokol kesehatan nanti ketika sudah zona hijau," tandasnya. (MAZ)