Virus Corona
Ketika Anies Tarik Tuas Rem Darurat karena Jumlah Kasus Covid-19 di Jakarta Terus Meningkat
"Jangan sampai kita harus berlakukan kembali PSBB, semua harus ditutup kembali," kata Anies.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali menerapkan sistem ganjil genap di 25 ruas jalan Jakarta, pada Senin (3/8/2020).
Hal tersebut dilakukan karena jumlah kasus covid-19 di Jakarta dalam beberapa minggu belakangan jsutru semakin meningkat.
Ganjil genap diterapkan setiap Senin hingga Jumat mulai pukul 06.00 - 10.00 WIB pada pagi hari dan pukul 16.00 - 21.00 WIB pada malam hari.
"Ini adalah kebijakan rem darurat (emergency brake policy), setelah melihat indikator pandemi yang mengalami tren kenaikan dalam beberapa minggu terakhir," kata Anies dalam akun Instagram-nya.
• Terungkap! Ternyata Brigjen Pol Prasetijo pernah Minta Anak Buahnya Bakar Surat Jalan Djoko Tjandra
• Pria dan Wanita Ditemukan Tewas tanpa Busana di Dalam Mobil, saat Berlayar di Atas KMP Nusa Putra
"Dan dari hasil analisis, ternyata volume lalu lintas kendaraan di masa PSBB Transisi meningkat tajam, bahkan di beberapa titik pemantauan, volumenya sudah di atas normal sebelum pandemi Covid-19," tambah Anies.
Menurut Anies, saat ini wabahnya belum usai, tapi mobilitas sudah kembali normal.
Karena itu , jika tidak direm maka risiko penularan wabah akan kembali meningkat.
"Jangan sampai kita harus berlakukan kembali PSBB, semua harus ditutup kembali," tegasnya.
Dengan ganjil genap ini Anies mengimbau agar warga masyarakat hanya melakukan perjalanan penting saja.
Untuk menghindari terjadinya penumpukan di pusat-pusat kegiatan atau tempat keramaian.
Untuk yang sudah kembali bekerja, pembatasan 50% kegiatan kantor sesuai dengan Pergub 51/2020 masih berlaku, akan lakukan penegakan lebih ketat.
Kapasitas jumlah orang paling banyak 50%, harus melakukan pengaturan hari kerja hingga jam kerja dan sistem kerja (shift). Bila ada kantor yang belum jalankan segera laporkan.
"Untuk antisipasi perpindahan penumpang ke transportasi umum @pt_transjakarta telah siapkan tambahan 155 unit armada pada 10 ruas koridor yang bersinggungan dengan jalur gage dan 3 rute tambahan pada non koridor," katanya.
Selain itu, Jam operasional MRT juga diperpanjang.
• Ini 3 Tempat Kemping Asyik di Bogor untuk Ajak Keluarga Berwisata
• Terdampak Pandemi, Pilot ini Banting Setir Jadi Kurir Makanan, Dulu Gaji Rp 2 Juta, kini Rp 250.000
Semua penumpang tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat, wajib cek suhu, harus memakai masker dan menjaga jarak.
"Sekali lagi kami ingatkan, kita masih dalam PSBB Transisi, wabahnya masih ada. Jangan lakukan mobilitas untuk kegiatan yang tidak penting. Sebisa mungkin tetap berkegiatan di rumah saja, sehingga kita bisa segera mengatasi dan mencegah wabah ini semakin cepat," tutup Anies.
Klaster Perkantoran
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, munculnya klaster-klaster perkantoran disebabkan aktifnya Pemprov melakukan tes Covid-19.
Sebab, dengan ditemukannya kasus positif, Pemprov langsung menelusuri keluarga, tetangga, dan orang-orang yang berinteraksi dengan orang positif.
"Mengapa muncul klaster-klaster kantor? Karena begitu muncul satu kasus, langsung satu kantor diperiksa."
• Ditanya Soal Dinasti Politik di Pilkada, Zulkifli Hasan: Di Mana Salahnya?
"Itu yang kita kerjakan terus," kata Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta, Jumat (31/7/2020).
Menurut Anies Baswedan, pihaknya bersyukur jika pengetesan Covid-19 di Jakarta hingga saat ini mencapai lebih dari 9.800 pengetesan.
Pengetesan ini pada akhirnya menemukan klaster-klaster baru.
• Zulkifli Hasan Pastikan PAN Dukung Anak dan Menantu Jokowi di Pilkada Serentak 2020
Sehingga, mereka yang ditemukan positif, khususnya yang tanpa gejala, bisa mengisolasi diri dan mencegah penularan lebih luas lagi.
"Jadi kami di Jakarta bersyukur kalau menemukan kasus positif, supaya tidak menular, supaya mereka bisa mengisolasi diri," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Pusat Erizon Safari mengatakan, laju IR Covid-19 di Jakarta Pusat masih tinggi.
• Gaji Direktur Eksekutif Program Kartu Prakerja Rp 77,5 Juta, Politikus PDIP: Wajar
Hal ini karena penambahan kasus pasien Covid-19 mengalami kenaikan yang cukup signifikan dalam satu periode.
Kenaikan disebabkan karena active case finding yang dilakukan petugas.
"Masih tinggi, kalau di lihat se-DKI Jakarta masih tinggi," kata Erizon, Rabu (29/7/2020).
• Jelaskan Posisi PAN dengan Pemerintah, Zulkifli Hasan: Kami Mitra yang Kritis
Selain Jakarta Pusat yang menjadi wilayah kawasan padat penduduk, program active case finding membuat pihak Sudin Kesehatan Jakarta Pusat menemukan banyak kasus baru.
Untuk itu, pihaknya terus melakukan testing hingga tracing.
"Karena memang kita aktif, tim puskesmas Jakarta Pusat terus aktif, case findingnya maksimal, pasien yang ditemukan positif lebih banyak, logikanya gitu."
• Rancangan Perpres Siap, Mahfud MD Bilang Rugi Jika Pasukan Elite TNI Tidak Digunakan Atasi Terorisme
"Semakin banyak testing pasti ditemukan banyak," jelasnya.
Di sisi lain, lanjut Erizon, kepatuhan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan juga masih kurang.
Sehingga, banyak ditemukan kasus-kasus baru, untuk itu ia berharap masyarakat mematuhi protokol kesehatan.
• Pemerintah Cegah Prediksi Buruk Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Tembus 1 Juta di Akhir 2020
"Kita akui masyarakat juga agak longgar akan protokol kesehatannya."
"Jadi mengunakan masker, jaga jarak itu harus lebih aktif lagi. Karena yang bisa melindungi itu masyarakat sendiri," ucapnya.