Virus Corona Jabodetabek
Anies Baswedan Sebut Jakarta Belum Aman dari Wabah Virus Corona, Ini Penyebabnya
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan atau Anies Baswedan menyebut Jakarta belum aman dari wabah virus corona atau Covid-19.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: PanjiBaskhara
"Tapi ini masih jauh di bawah batas maksimal yang pernah disampaikan WHO sebesar 10 persen,” ungkapnya.
Sedangkan tingkat fatality case (kasus kematian) di Jakarta saat ini mencapai 4,1 persen.
Angka ini diklaim setara dengan rata-rata nilai global, namun lebih rendah dibanding tingkat nasional yang sebesar 4,9 persen.
“Penting sekali untuk meningkatkan jumlah tes agar nilai positivity rate-nya itu bisa diinterpretasikan karena dianggap valid,” jelasnya.
Jakarta Tidak Tangani Covid-19 Setengah-setengah
Selama 23 hari di Bulan Juli 2020 atau pada masa PSBB transisi, total 6.051 warga DKI Jakarta terinfeksi Covid-19.
Jumlah ini disebut melonjak jika dibanding periode yang sama di Bulan Juni.
Hal ini diungkap oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lewat akun Instagramnya @aniesbaswedan.
Namun, ia menjelaskan melonjaknya angka positif bukan berarti kasus Covid-19 yang ikut melonjak.
Tapi, lebih kepada tim puskesmas yang giat melakukan active case finding atau menelusuri pemeriksaan kasus baru di tengah masyarakat.
"Sepanjang Juli, ada 6.051 orang di Jakarta yang terkonfirmasi positif Covid-19."
"Tim Puskesmas Jakarta aktif mencari kasus sejak Juni, tak heran kalau angka positif melonjak," tulis Anies Baswedan seperti dikutip Tribunnews, Jumat (24/7/2020).
Dalam tulisannya, Anies Baswedan juga menyebut DKI Jakarta jadi satu-satunya provinsi yang telah memenuhi standar syarat pengetesan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Bahkan, peningkatan kapasitas tes di ibu kota empat kali lipat dari sebelumnya.
"Jakarta jadi satu-satunya provinsi di Pulau Jawa yang penuhi syarat WHO."