Berita Internasionial

Kelaparan dan Kurang Makanan, Rakyat Kim Jong Un Diimbau Makan Kura-kura dan Minum Teh Pelangsing

Jutaan rakyat Korea Utara mengalami kelaparan karena sanksi yang dijatuhkan PBB, buntut kebijakan Kim Jong Un untuk menggelar uji coba nuklir.

AFP/KIM WON JIN
Dua orang yang memakai masker tampak pergi setelah meletakkan bunga di depan patung dua pemimpin Korea Utara, Kim Il Sung dan Kim Jong Il, pada kesempatan ulang tahun ke-108 Kim Il Sung, yang dikenal sebagai Day of the Sun, di Pyongyang pada 15 April 2020. Kabar terakhir, negara komunis ini dilaporkan mengalami kekurangan bahan makanan sehingga warganya diminta untuk menyantap kura-kura. 

Pasangan suami istri tersebut disebut-sebut kelaparan karena krisis pangan menyusul wabah corona di negeri itu.

Sementara dalam situasi sulit, Kim Jong Un melarang keras rakyatnya keluar dari Korea Utara.

Kim Jong Un dan Ri Sol Ju
Kim Jong Un dan Ri Sol Ju (AFP/CCTV via Kompas.com)

Begitulah. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Korea Utara adalah negara yang dipimpin oleh seorang diktator.

Artinya apapun yang diperintahkan sang pemimpin tertinggi, maka wajib dilakukan oleh warganya.

Termasuk mengeksekusi mereka yang melanggar peraturan.

Inilah yang terjadi pada sepasang suami istri.

Foto yang dirilis kantor berita Korea Utara KCNA pada 28 Maret 2018 memperlihatkan Kim Jong Un berpose bersama istrinya Ri Sol Ju saat berkunjung ke Beijing, China.
Foto yang dirilis kantor berita Korea Utara KCNA pada 28 Maret 2018 memperlihatkan Kim Jong Un berpose bersama istrinya Ri Sol Ju saat berkunjung ke Beijing, China. (KCNA VIA KNS / AFP via Kompas.com)

Dilansir dari nypost.com pada Minggu (31/5/2020), sepasang suami istri telah dieksekusi oleh regu tembak di Korea Utara.

Mereka dieksekusi setelah tertangkap berusaha melarikan diri dengan keponakan mereka yang berusia 14 tahun, menurut sebuah laporan.

Pasangan suami istri yang berasal dari provinsi Ryanggang di dekat China ini berusaha melarikan diri awal bulan ini.

Padahal sudah diumumkan bahwa semua warga harus menjalani karantina terkait virus corona (covid-19).

Dipercayai bahwa pasangan itu, yang diperkirakan berusia 50-an, berusaha membawa keponakan remaja mereka kembali ke orangtuanya di Korea Selatan, menurut laporan itu.

"Ayah bocah itu, yang melarikan diri ke Korea Selatan, telah meminta saudara perempuannya untuk membawa putranya kepadanya," seorang warga Ryanggang, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.

Tetapi mereka sulit melakukannya karena keamanan perbatasan diperketat karena kebijakan karantina di negara ini.

Oleh karenanya, upaya pelarian itu menjadi "tindakan yang sangat berbahaya dan berisiko."

Dan benar saja.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved