Pilpres 2024
Arief Poyuono Yakin Nama Prabowo Subianto Bakal Menguat pada 1,5 Tahun Jelang Pilpres 2024
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono merespons hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO).
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono merespons hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO).
Survei itu menyatakan sebagian besar publik meyakini Prabowo Subianto akan tetap kalah jika ikut kontestasi Pilpres 2024.
Menurutnya, masih terlalu pagi untuk mengukur elektabilitas tokoh-tokoh yang punya pontensi maju sebagai calon presiden.
• SOSOK Wiku Adisasmito Pengganti Achmad Yurianto, Tak Ada Lagi Konferensi Pers Update Kasus Covid-19
Namun, Arief Poyuono meyakini nama Ketua Umum Partai Gerindra itu akan menguat menjelang Pilpres 2024.
"Saya yakin mendekati 1,5 tahun jelang pilpres, nama Prabowo akan menguat."
"Dan tingkat keterpilihan akan jauh meninggalkan tokoh-tokoh lainnya," kata Arief Poyuono kepada wartawan, Kamis (23/7/2020).
• Cuma Ganti Nama Jadi Satgas, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Daerah Tak Perlu Dibubarkan
Namun, Arief Poyuono menilai hal itu bergantung pada keberhasilan pemerintah dalam menanggulangi pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian.
Sebab, ancaman resesi ekonomi itu nyata di tengah ketidakpastian perekonomian global.
"Tetapi ada syaratnya, yaitu yang paling penting semua tokoh yang disurvei IPO sekarang ini bergantung pada keberhasilan pemerintah Joko Widodo dalam menanggulangi Covid-19."
• Tak Lagi Muncul di Konferensi Pers Bareng Achmad Yurianto, Ini Tugas Baru Reisa Tangani Covid-19
"Dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia."
"Sebab jika Indonesia terkena resesi ekonomi, maka akan lama recovery-nya, terutama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5 persen lagi."
"Karena itu nama-nama tokoh yang masuk dalam radar survei yang saat ini di pemerintahan Joko Widodo, harus benar-benar kerja keras."
• Setengah Tahun Buron, Ini Faktor-faktor yang Bikin KPK Gagal Ciduk Harun Masiku Menurut ICW
Dan serius mendukung dan membantu Pak Joko Widodo dalam menanggulangi Covid dan penyelamatan ekonomi nasional sesuai bidangnya masing-masing," tuturnya.
Sebelumnya, Indonesia Political Opinion (IPO) mempublikasikan hasil survei terkait potensi tokoh yang akan maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Hasilnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memuncaki keterpilihan sebesar 16,3 persen.
• Naik ke Penyidikan, Polri Cari Tersangka Kasus Surat Jalan dan Bebas Covid-19 Djoko Tjandra
Disusul Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 12,7 persen, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo 11,5 persen.
Meskipun demikian, Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah mengatakan, sebagian besar publik justru meyakini Prabowo akan tetap kalah jika kembali mengikuti kontestasi pilpres.
"Sebanyak 26,3 persen responden sangat yakin Prabowo kembali kalah, dan 42,8 persen ragu-ragu."
• Sudah 18, PPP Minta Jokowi Bubarkan Lembaga Receh Lainnya
"Data ini menggambarkan jika mereka yang memilih Prabowo saat survei memiliki keyakinan pilihannya akan tetap kalah," tutur Dedi lewat keterangan tertulis, Rabu (22/7/2020).
Dedi menjelaskan, jika persentase keyakinan responden atas kalahnya Prabowo bisa mempengaruhi pilihan di saat pilpres benar-benar dilakukan.
"Mereka yang saat ini masih memilih Prabowo sementara ragu atau bahkan yakin akan kalah, punya potensi mengurungkan pilihan pada Prabowo."
• Kotak Kosong Menang di Makassar, PKS Minta Pilkada Solo Tetap Digelar Andai Gibran Tak Ada Lawan
"Hal ini bisa saja karena ada kejenuhan pemilih," papar Dedi.
Sementara, nama lain yang turut mendapat perhatian publik secara berturut adalah Sandiaga Uno 8, 8 persen, Ridwan Kamil 6,0 persen, dan AHY 5,7 persen.
Kemudian, Airlangga Hartarto 4,3 persen, Khofifah Indar Parawansa 4,0 persen, dan Mahfud MD 3,0 persen.
• Begini Struktur dan Tugas Komite Penanganan Covid-19 dan PEN yang Dibentuk Jokowi
Lalu, Doni Munardo 2, 9 persen, Gatot Nurmantyo 2,1 persen, dan Tito Karnavian 1,1 persen.
"Semua tokoh potensial memiliki peluang karena ini tentu masih sangat cair."
"Bahkan jika tanpa keikutsertaan Prabowo di 2024, kontestasi akan sangat ramai dan fresh dengan nama-nama baru" ucap Dedi.
• Tersangka Tunggal Bunuh Diri, Polisi Hentikan Kasus Kejahatan Seksual Terhadap 305 Anak
Survei IPO dilakukan pada 8-19 Juni 2020, dengan metode Wellbeing Purposif Sampling (WPS), melibatkan 1.350 responden dari 30 provinsi.
Hasil survei memiliki akurasi dalam rentang maksimum 97 persen, dengan sampling error 3,5 persen.
Survei Charta Politika: Elektabilitas Prabowo Subianto Tergerus
Elektabilitas Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto mengalami penurunan dalam tiga bulan terakhir, meski masih menjadi pilihan terbanyak dari responden untuk menjadi presiden.
Hal tersebut tercermin dari survei Charta Politika Indonesia yang dilakukan pada kurun waktu 6 Juli-12 Juli 2020.
Awalnya, responden diberikan pertanyaan "Seandainya pemilihan presiden dilakukan hari ini, siapakah yang dipilih dari nama-nama di bawah ini?"
• KPK Pikir-pikir Setelah Diminta Komisi III DPR Bantu Ungkap Kasus Buron Djoko Tjandra
Terlihat Prabowo menduduki posisi pertama dari 11 pilihan dengan perolehan 17,5 persen, yang disusul Ganjar Pranowo sebanyak 15,9 persen, kemudian Anies Baswedan sebanyak 15,0 persen.
Selanjutnya, Sandiaga Uno sebanyak 11,5 persen, Ridwan Kamil sebanyak 10,1 persen, Agus Harimurti Yudhoyono sebanyak 4 persen, Tri Rismaharini dan Erick Thohir sebanyak 2,1 persen.
Selanjutnya, Khofifah Indar Parawansa sebanyak 1,7 persen, Mahfud MD sebanyak 1,3 persen, Gatot Nurmantyo sebanyak 1,0 persen, dan tidak jawab sebanyak 18,2 persen.
• Angka Kematian Akibat Covid-19 di Indonesia 4,86 Persen, Lebih Tinggi dari Rata-rata Dunia
Dari hasil pertanyaan tersebut, terlihat tren elektabilitas masing-masing sosok berdasarkan data-data survei sebelumnya.
Prabowo pada Mei 2020 sebesar 22,0 persen, kemudian pada Juni 2020 turun menjadi 20,0 persen, dan Juli sebesar 17,5 persen.
Sementara, Ganjar mengalami kenaikan, dari awalnya 13,3 persen pada Mei menjadi 15,9 persen pada Juli 2020.
• Setahun Tak Kunjung Diperbaiki, Jalan I Gusti Ngurah Rai Kota Bekasi Arah Jakarta Makin Rusak Parah
Hal yang sama juga terjadi kepada Ridwan Kamil menjadi 10,1 persen pada Juli 2020, dari sebelumnya 7,2 persen pada Mei 2020.
"Sehingga saya bisa simpulkan, Mas Ganjar dan Kang Emil di situasi pandemi ini jadi panggung besar buat mereka."
"Tiga bulan penanganan Covid-19, ternyata korelasinya dengan tingkat elektabilitasnya terus menanjak," papar Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya secara virtual, Jakarta, Rabu (20/7/2020).
• Intensifkan Upaya Pemulangan Djoko Tjandra dari Malaysia, Mabes Polri: Kita Tunggu Saja
Kegiatan survei dilakukan melalui wawancara telepon dengan periode 6 Juli sampai 12 Juli 2020.
Jumlah sampel yang dipilih secara acak untuk ditelepon adalah sebanyak 7.500 data, dan yang berhasil diwawancara sebanyak 2.000 responden.
Metode survei menggunakan simple random sampling, jumlah responden 2.000, memiliki toleransi
kesalahan (margin of error-MoE) sebesar kurang lebih 2,19 persen, pada tingkat kepercayaan (level of confidence) 95 persen. (Chaerul Umam/Seno Tri Sulistiyono)