Berita Internasional
Museum Hagia Sophia Jadi Masjid, Gambar Kekristenan di dalam Gedung akan Tetap Dilestarikan
“Poin utamanya adalah tidak ada perusakan, gambar, tekstur historis, dan arsitektur bangunan (Hagia Sophia)...”
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki Hami Aksoy pada Senin mengatakan, Hagia Sophia adalah masalah internal Turki.
Dia menambahkan tidak ada negara yang dapat ikut campur dalam masalah kedaulatan Turki.
"Hagia Sophia akan terus merangkul semua orang dengan status barunya, melestarikan warisan budaya bersama umat manusia," kata Aksoy menurut laporan Anadolu Agency.
Erdogan pun sempat menegaskan hal yang sama sebelumnya bahwa status Hagia Sophia itu merupakan urusan internal negaranya.
'Memahami dengan kekecewaan'
Sementara itu, Rusia dapat memahami bahwa status Hagia Sophia merupakan urusan internal Turki.
Namun, negeri 'Beruang Merah' ini tetap mengungkapkan kekecewaan karena penghentian predikat museum yang sudah disematkan sejak 1935.
Komunitas internasional memberikan sorotan tajam setelah Jumat (10/7/2020), pengadilan setempat memutuskan mencabut status museum Hagia Sophia.
Gereja Ortodox Rusia juga sudah menyatakan keberatannya atas manuver yang dilakukan oleh Ankara, seperti diberitakan AFP Senin (13/7/2020).
Dalam komentarnya, juru bicara kementerian luar negeri Maria Zakharova menuturkan Moskwa 'memahami dengan kekecewaan' keputusan Ankara.
Katedral era Bizantium
Awalnya Hagia Sophia merupakan katedral era Kekaisaran Bizantium.
Bangunan yang masuk situs warisan dunia UNESCO itu lalu dijaikan masjid ketika dikuasai Turki Ottoman dan pada 1935 diubah jadi museum.
Pada Jumat, juru bicara gereja Ortodox, Vladimir Legoida, menyatakan 'kekhawatiran jutaan orang Kristen' tidak didengar oleh Ankara.
Simbol toleransi
Sementara komentar Zakharova muncul setelah Wakil Menteri Luar Negeri, Sergei Vershinin, memandang masalah itu adalah urusan internal Turki.
Negara lain, beber Vershinin, tidak punya hak untuk melakukan intervensi manuver yang dilaksanakan pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Zakharova menerangkan, museum tersebut merupakan "simbol dari perdamaian dan toleransi antar-agama" selain tempat suci bagi umat Kristen.
