Virus Corona
Pesan Dokter Raisa, Rapid Test Bukan untuk Kepentingan Diagnostik
Rapid tes bukan berupakan alat untuk kepentingan diagnostik. Mengapa bisa terjadi demikian? Kita simak penjelasan Dokter Reisa
"Sesuai arahan presiden, pemeriksaan PCR dalam masyarakat akan ditingkatkan hingga mencapai 30.000 tes perharinya," ujar dr. Reisa.
Namun pemeriksaan PCR harus dilakukan dengan strategi yang jelas. Pengambilan dan pemeriksaan spesimen diprioritaskan pada pasien yang memenuhi definisi kasus suspek COVID-19.
• PESAN DOKTER REISA Istilah Baru Covid-19 Suspect, Probable dan Konfirmasi
• PESAN DOKTER REISA Cara Aman Berolahraga di Alam Terbuka
Terutama untuk manajemen klinis, dan atau pengendalian wabah yang harus dilakukan secara cepat. Spesimen yang didapatkan dari suspek tersebut akan melalui pemeriksaan dengan metode deteksi molekuler, Nucleid Acid Amplification Test (NAAT).
Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan PCR atau VTM yang direkomendasikan adalah pengambilan spesimen di nasofaring, di ujung hidung atau ujung bagian tenggorokan dalam.
Pemeriksaan tersebut adalah dengan memasukkan swab yang terbuat dari dakron atau rayon steril, dengan tangkai plastik atau jenis flox swab, yang tangkainya lebih lentur ke dalam hidung.
Sampel cairan tersebut kemudian akan dikirimkan ke laboratorium, yang saat ini sudah lebih dari 300 laboraturium siap uji.
• PESAN DOKTER REISA untuk Penderita Hipertensi, Diabetes dan Penyakit Komorbid
• PESAN DOKTER REISA Ini Tiga Kunci Agar Daerah Masuk Zona Aman
Ia juga mengajak masyarakat untuk tidak ragu memeriksakan kesehatan secara berkala demi mengetahui status kesehatan kita.
Dengan mengetahui lebih awal status kesehatan kita, maka tindakan yang cepat dan tepat dapat diambil oleh petugas medis, termasuk jika kita terinfeksi COVID-19.
"Tindakan pemeriksaan tidak berbahaya sama sekali. Ini sangat berguna untuk mengetahui status kesehatan kita. Dan yang sangat penting, agar dapat dilakukan tindakan cepat untuk mengobati apa bila kita terinfeksi," tutup dr. Reisa.