Penolakan RUU HIP
Dari Puluhan Pendemo yang Diamankan Polisi saat Unjuk Rasa di DPR Mayoritas Pelajar
Kerusuhan mulai terjadi saat pembubaran massa sekitae pukul 21.00 atau jam 9 malam
Penulis: Budi Sam Law Malau | Editor: Feryanto Hadi
Massa aksi yang mengelar unjuk rasa di depan DPR RI terus berdatangan hingga menjelang sore hari terutama dari aliansi mahasiwa.
Pantauan wartakotalive.com mahasiswa dari beberapa universitas seperti Universitas Indonesia, dan Universitas Negeri Jakarta pun juga terlihat hadir dalam aksi ini.
Mereka terlihat datang dengan membawa beberapa bendera dan spanduk-spanduk yang bertuliskan penolakan Omnibus Law yang direncanakan akan disahkan oleh DPR RI.
Massa aksi ini terpecah menjadi dua bagian antara massa mahasiswa, buruh dan massa dari ormas Islam.
Dimana massa ormas islam berada di sisi kiri gedung DPR RI arah Palmerah.
Massa aksi mahasiwa dan para buruh terus menyuarakan aspirasi mereka agar DPR RI segera menghentikan Omnibus Law.
Sebab massa aksi menilai Omnibus Law dapat menindas rakyat.
"Hari ini dewan perwakilan rakyat sedang rapat RUU Omnibus Law sistem kerja akan fleksibel dan akan terjadi phk.
"Sehingga ini akan membuat perusahaan semena-mena," kata seorang orator mahasisw diatas mobil komando, Kamis (16/7/2020).
Dalam kesempatan itu, massa aksi menyebutkan jika kehadiran mereka di DPR RI kali ini untuk menolak Omnibus Law.
Untuk itu massa buruh dan mahasiwa pun bersatu kembali untuk menolak pemerintahan oligarki.
"Mereka lebih memilih uang.
"Maka dari itu kita hari ini melawan agar DPR tidak mengesahkan RUU ini," katanya.
Sementara itu, massa ormas islam yang juga turut hadir dalam aksi itu juga meminta kepastian kepada DPR RI untuk membatalkan RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP).
Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua PA 212 Slamet Maarif, dimana massa aksi kembali mengelar aksi untuk meminta kepastian DPR agar RUU HIP dibatalkan