Berita Tangerang
Begini Rencana Rute Angkot Si Benteng yang Kini Mangkrak di Terminal Poris Plawad Kota Tangerang
"Ada 6 koridor yang berjalan di Kota Tangerang yaitu BRT (Bus Trans Kota Tangerang--Red). Nah angkot tersebut rencananya menjadi penghubungnya."
WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG - Angkutan kota (angkot) milik Pemkot Tangerang mangkrak selama setahun di Terminal Poris Plawad, Kota Tangerang.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Wahyudi Iskandar, rencana peluncuran angkot Si Banteng tersebut sejak tahun 2019.
"Ada 6 koridor yang berjalan di Kota Tangerang yaitu BRT (Bus Trans Kota Tangerang--Red). Nah angkot tersebut rencananya menjadi penghubungnya," ujar Wahyudi Iskandar kepada Wartakotalive.com, Minggu (12/7/2020).
Dia menjelaskan, trayek dari angkot Si Benteng itu nantinya akan melayani rute Koridor 1 yakni Poris Plawad - Jatiuwung.
"Itulah janji Pemkot kepada masyarakat untuk menata transportasi yang pertama sehingga angkot yang berhimpitan dengan BRT ini kami alihkan trayek rutenya," ucapnya.
• Ini Dia Penyebab Mangkraknya 80 Angkot Si Benteng Milik Pemkot Tangerang Selain karena Covid-19
• Hari Ini Kadishub Kota Tangerang Janji Jelaskan Penyebab Angkot Si Benteng Mangkrak di Terminal
Nantinya, angkot berplat merah akan melewati jalur perumahan san melintas di akses jaan nasional yaitu Jalan Gatot Subroto, Kota Tangerang.
"Skemanya nanti sopir angkot 01 yang beroperasi akan beralih ke angkot Si Benteng ini. Mereka akan mendapatkan gaji tiap bulannya," kata Wahyudi.
Menurutnya, jajarannya telah melakukan sosialiasi dengan sejumlah pihak terkait. Baik itu sopir, Organda, aparatur masyarakat dan warga setempat.
"Responnya positif. Tarifnya juga sangat murah jauh dekat sama saja. Besaran tarif masih kami evaluasi."
"Secara prinsip dampak sosial sudah teratasi. Tidak ada kehilangan pekerjaan saat angkot Si Benteng ini beroperasi. Sopir -sopir sebelumnya kami tampung di sini," kata Wahyudi.
• Dahulu Dibanggakan Wali Kota Tangerang, Kini Angkot Si Benteng Mangkrak di Terminal Poris Plawad
• Pengamat Kebijakan Publik : Si Benteng Mangkrak Jangan Kambing Hitamkan Virus Corona
Namun, rencana meluncurkan angkot ke jalan raya tersebut harus mundur. Alasannya, Pemkot Tangerang tak mempunyai anggaran cukup untuk mengoperasikan angkot itu.
Apalagi saat ini sedang terjadi pandemi virus corona atau Covid-19 sehingga angkot Si Benteng yang jumlahnya 80 unit itu terpaksa mangkrak di Terminal Poris Plawad.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang, Wahyudi Iskandar menjelaskan mengenai angkot yang mangkrak hingga setahun lamanya.
Angkot milik Pemerintah Kota Tangerang itu hanya diparkir di Terminal Poris Plawad.
"Jumlahnya ada 80 angkot," ujar Wahyudi kepada Wartakotalive.com, di Kantor Dinas Perhubungan Kota Tangerang, Minggu (12/7/2020).
• Ini Pantun dari Wali Kota Tangerang di Milad Pertama Komunitas Si Benteng
• Penanganan Pandemi Virus Corona Bikin Angkot Si Benteng Kota Tangerang Mangkrak Setahun
Menurutnya, konsep yang diusung dari angkot berdesain klasik.
"Ini tidak hanya menampilkan nuansa Tangerang tempo dulu. Tapi ini juga ada layanan dari pemerintah agar masyarakat nyaman menumpangi angkot itu," ucapnya.
Angkot yang diberi nama Si Benteng itu merupakan hasil sayembara dari lomba pemberian nama yang diadakan oleh Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah.
Arief R Wismansyah melakukan uji coba terhadap angkot ini di halaman Gedung Pusat Pemerintahan Kota Tangerang pada tahun lalu.
• Efektif Urai Kemacetan di Simpang Gaplek, Sopir Angkot Hingga Pemilik Usaha Senang Ada Flyover
• VIDEO: Flyover Gaplek Beroperasi, Sopir Angkot dan Pengusaha Bengkel Bilang Begini
Wali Kota Tangerang saat itu mengatkaan bahwa Si Benteng akan dioperasikan sebagai moda transportasi ini pada 6 bulan kedepan, namun urung.
"Sebetulnya apa yang disampaikan oleh Pak Wali sudah terencana. Itu disampaikan ke kami sebagai dinas terkait untuk merencanakan ini sebaik mungkin. Jika tidak ada halangan pasti sudah terencana," kata Wahyudi.
Menurutnya, ada aral melintang yang menyebabkan Si Benteng belum bisa dioperasikan dan mangkrak selama setahun di Terminal Poris Plawad.
"Karena pendapatan kondisi daerah belum memungkinkan sehingga apa yang harus direncanakan itu harus mundur."
"Tidak ada yang tahu bahwa ternyata pada tahun ini ada penyebaran Covid-19 sehingga anggaran mengalami refocusing atau pemangkasan untuk menangani Covid-19," kata Wahyudi.