Virus Corona
Kepala LBM Eijkman Ungkap Covid-19 Bisa Bertahan di Udara Hingga 8 Jam, Rumah Sakit Paling Berisiko
Droplets yang keluar dari manusia akan menguap, sehingga ukurannya menjadi partikel yang lebih kecil di udara.
"Di luar orang baru menyadari kalau di ruang tertutup, terutama yang pakai AC split, itu udaranya kan untuk efisiensi kan, udaranya diputar-putar di situ aja kan."
"Tidak ada udara dari luar, tidak ada pertukaran. Jadi udara disembur dengan AC yang kencang," ulas Amin.
Sebelumnya, Covid-19 yang menyerang pernapasan mulanya menular melalui droplet atau sentuhan pada benda mati, ternyata berpotensi menular melalui udara.
• Viral Bakso Lobster Permata di Bekasi, Pembeli Rela Antre Hingga 5 Jam, Harga Termahal Rp 200 Ribu
Hal ini pun sudah diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Menanggapi hal tersebut, Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Prof I Gusti Kadek Ngurah Mahardika menjelaskan, percikan tersebut adalah yang paling kecil, yang kemudian disebut aerosol.
• UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 10 Juli 2020: Pasien Positif Tambah 1.611, 33.529 Orang Sembuh
Namun, Covid-19, kata Mahardika, bukanlah flu aerosol.
"Kalau yang disebut flu aerosol itu menular bersama aliran angin aliran udara."
"Ke mana aliran udara itulah di sana penyakit itu berjangkit," kata Mahardika dalam siaran BNPB, Jumat (10/7/2020).
• Dinonaktifkan Gara-gara Bikin KTP Djoko Tjandra, Lurah Grogol Selatan Diduga Langgar Disiplin PNS
Sedangkan Covid-19, Mahardika menyebut virus ini menular lewat udara dalam setting-setting tertentu.
"Ini biasanya dalam setting ruangan tertutup, ruangan ber-AC, pusat perdagangan, perkantoran, tempat-tempat yang menggunakan ventilasi buatan," bebernya.
Di kesempatan yang sama, dr Budiman Bela, juga anggota tim pakar Gugus Tugas, menyebut bukannya WHO tidak pernah mengatakan potensi penularan Covid-19 melalui aerosol itu ada.
• Pemprov DKI Minta Pengusaha Kafe Berdayakan Musikus di Tengah Pandemi Covid-19 dengan Cara-cara Ini
"Namun dalam kondisi yang lebih banyak di rumah sakit, di mana kita mengerjakan prosedur-prosedur medik, yang kemudian menimbulkan aerosol."
"Atau di laboratorium di mana di dalam tempat itu virusnya banyak sekali, dan aerosol bisa terbentuk sehingga konstraksi virus semakin tinggi," tutur Budiman.
Untuk itu, Budiman menilai penerapan protokol kesehatan harus ketat dilakukan saat berada di dalam ruangan tertutup seperti yang disebutkan Prof Mahardika.
• 8 Pegawai RSUD Kalideres Positif Covid-19, Gedung Disterilisasi Hingga 13 Juli 2020
"Seandainya di tempat tertutup tapi kita menjaga jarak dan memakai masker, maka kemungkinan penularan itu menjadi jauh lebih kecil."
"Itu karena pada saat aktivitas mengeluarkam virus, itu akan mengeluarkan cipratan melalui hidung dan mulut."
"Itu akan tertampung oleh masker. Maka saya sarankan tetap gunakan masker," papar Budiman. (Chaerul Umam)