Lion Air Group Tidak Perpanjang Kontrak 2.600 Karyawan di Unit Wings Air dan Batik Air
Sejak mulai beroperasi kembali secara bertahap, Lion Air Group rata-rata mengoperasikan 10-15 persen dari kapasitas normal.
WARTAKOTALIVE.COM - Lion Air Group menyebut mengalami penurunan okupansi yang signifikan saat ini. Walaupun saat ini pemerintah sudah mengizinkan pesawat beroperasi dengan berbagai syarat, tingkat okupansi Lion Air, Wings Air, dan Batik Air masih sangat rendah.
Juru bicara Lion Air Group, Danang Mandala, menyatakan, sejak mulai beroperasi kembali secara bertahap, Lion Air Group rata-rata mengoperasikan 10-15 persen dari kapasitas normal. Sebelumnya sekitar 1.400 sampai 1.600 penerbangan per hari," lanjut Danang.
Berkaitan dengan hal itu, Lion Air Group menyatakan pengurangan tenaga kerja dengan tidak memperpanjang kontrak sebanyak 2.600 karyawannya terjadi pula di unit Wings Air dan Batik Air. Danang menjelaskan pengurangan tenaga kerja tersebut juga mencakup tenaga kerja asal Indonesia dan asing (expatriate).
• Penculik yang Bawa Kabur 7 HP Bocah di Depok Berkeliaran, Modusnya Janjikan Ikut Lomba Game Online
• Tesla Sudah Buka Inden Cybertruck untuk Konsumen di Luar AS, China yang Pertama
"Bukan disebut PHK, pengurangan pekerja ini karena kontrak kerja berakhir dan tidak diperpanjang. Total pekerja yang dipangkas sebanyak kurang lebih 2.600 orang dari total 29.000 karyawan," jelas Danang saat dihubungi Kontan, Minggu (5/7/2020).
Sebagai informasi, berdasarkan keterangan terbuka di Bursa Efek Indonesia, per Desember 2019 jumlah karyawan AirAsia Indonesia baik tetap maupun tidak tetap mencapai 1.691 orang, saat ini sebanyak 1.645 orang, atau berkurang 46 orang (termasuk pengunduran diri).
Detailnya, jumlah karyawan PHK (pemutusan hubungan kerja) berjumlah 9 orang, jumlah yang dirumahkan 873 orang, jumlah karyawan terdampak dengan status lain (misalnya pemotongan gaji 50 persen dan lainnya) mencapai 328 orang.
• VIDEO: Polisi Pastikan Tak Ada Indikasi Teroris Terkait Ledakan di Jalan Yusuf Adiwinata Menteng
• Agung Tak Khawatir Berakhir Pekan di Danau Sunter Asal Pakai Masker dan Cuci Tangan
Ia melanjutkan, strategi atau upaya perseroan yang diterapkan dalam mempertahankan kelangsungan usaha di tengah kondisi pandemi Covid-19 sudah dijalankan sejak Februari. Sampai saat ini, langkah tersebut juga masih dijalankan oleh Lion Group.
"Kami jalankan cash conservation mode, melakukan kontrol biaya yang ketat secara internal, seperti pemberhentian sementara untuk memperkerjakan karyawan baru, tidak ada perpanjangan atas sewa pesawat yang akan kadaluarsa, melakukan negosiasi terhadap lessor [penyewa] pesawat untuk pengurangan biaya sewa," jelasnya.
Danang sendiri menolak memberikan komentar terkait insentif pemerintah terhadap maskapai penerbangan swasta.
"Pandemi COVID-19 mengakibatkan industri penerbangan mati suri atau tidak beroperasi normal di jaringan domestik dan internasional. Padahal, biaya-biaya yang harus ditanggung tanpa beroperasi masih cukup besar, sehingga menimbulkan kesulitan yang sangat berat. Tetapi, kami masih belum bisa memberikan keterangan mengenai insentif," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co,id dengan judul "Kurangi karyawan, Lion Group hanya operasikan maksimal 15% kapasitas normal"