Ratusan Orang Asyik Tonton Limbah Busa KBT yang Semakin Tebal, Warga: Bagai Negeri di Atas Awan
Seorang warga bernama Aliudin (43) mengatakan limbah busa kali ini semakin tebal menyelimuti sungai KBT.
Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Murtopo
Laporan wartawan wartakotalive.tribunnews.com, Rangga Baskoro
WARTAKOTALIVE.COM, Duren Sawit -- Limbah busa yang telah beberapa hari ini muncul di Kanal Banjir Timur (KBT) semakin tebal.
Tak seperti hari-hari sebelumnya, malam ini limbah menutupi seluruh permukaan sungai buatan itu.
Pantauan Wartakotalive.com di lokasi, ratusan warga memadati kawasan pinggiran KBT untuk sengaja menikmati fenomena yang cukup sering terjadi tersebut.
Banyak dari mereka yang asyik duduk di pinggirannya meski timbul bau menyengat.
• Picu Kerumuman, Pedagang di Bantaran KBT Diminta Tandatangani Pernyataan Tak Dagang Lagi selama PSBB
Seorang warga bernama Aliudin (43) mengatakan limbah busa kali ini semakin tebal menyelimuti sungai KBT.
"Kemarin-kemarin enggak kayak gini, sekarang semakin tebal. Ini kan airnya terkontaminasi limbah deterjen, makanya muncul busa," kata Aliudin di lokasi, Senin (1/7/2020) malam.
Meski menimbulkan bau menyengat, Aliudin yang gemar naik gunung menyatakan pemandangan busa tersebut seperti awan yang menggumpal.
• VIDEO: Penampakan Busa Akibat Limbah di Kanal Banjir Timur Duren Sawit
Ia pun menyamakan fenomena tersebut seperti ketika mendaki Gunung Semeru kala ia melihat awan-awan dari atas gunung.
"Ini hampir sama kalau kita melihat awan dari atas gunung, bagai negeri di atas awan. Bedanya di atas gunung udara bersih, di sini bau," selorohnya.
Warga lain, Amar (53) menyatakan fenomena busa di KBT seperti salju di negara-negara beriklim sub-tropis.
• Rumah Kosong Penuh Sampah di Duren Sawit Terbakar, Diduga Penyebabnya Puntung Rokok
"Kalau saya sih ngeliatnya kayak salju. Putih dan menggumpal," kata Amar.
Namun demikian, Amar yang juga mengetahuu bahwa fenomena tersebut diakibatkan karena limbah deterjen, mengharapkan agar pemerintah turun tangan membersihkannya.
"Kalau bisa sih jangan sampai kayak gini. Karena merusak habitat ikan-ikan yang ada di KBT," tuturnya. (abs)