Virus Corona

Ini 4 Fakta Prediksi Wabah Corona Berakhir Juni 2020 Meleset Total Termasuk Penjelasannya

Bulan Juni baru saja lewat, hari ini memasuki bulan Juli 2020. Prediksi bahwa pandemi corona akan berakhir bulan Juni meleset

Warta Kota/Rangga Baskoro
Ilustrasi: Pasar Lontar Kebon Melati masuk zona merah penyebaran virus corona atau Covid-19. Maka hari ini, 140 pedagang Pasar Lontar jalani rapid test massal, Senin (8/6/2020). Ini merupakan pertanda wabah virus corona belum berakhir, sebelumnya diprediksi akan berakhir Juni 2020 

Ketika vaksin ditemukan, virus corana hanya menjadi flu biasa yang tak lagi mematikan

Namun sebelum vaksin ditemukan berbagai protokol kesehatan diberlakukan dibanyak negara.

Antara lain menjaga jarak fisik (social distancing, physical distancing), lock-down wilayah dengan segala istilah yang berbeda, work form home, online learning, penggunaan masker, sesering mungkin mencuci tangan, menggunakan hand sanitizer), dan sebagainya

Arus Lalin Kendaraan di Jalan Yos Sudarso, Koja, Terpantau Lancar Rabu (1/7) Pagi

Data dari worldometer menunjukkan, protokol kesehatan itu efektif bekerja untuk rata rata dunia.

Sebelumnya, penambahan kasus baru yang terpapar grafiknya menanjak signifikan.

Tapi sejak 1 April 2020, penambahan kasus baru terpapar mulai menunjukkan grafik yang landai.

Riset ini menyertakan kasus empat negara, yakni Jerman, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru.

"Terbaca di grafik itu, betapa kasus baru harian yang terpapar menurun secara signifikan. Pada empat negara itu, grafik menunjukkan puncak pandemik sudah terlampaui," jelas Denny JA.

Simak Prediksi Lengkapnya di Wartakotalive.com dengan judul --> Survei LSI Denny JA Prediksi 99 Persen Kasus Virus Corona di Indonesia Tuntas pada Juni 2020

3. Prediksi SUTD

Berbagai prediksi muncul tentang kapan Virus Corona atau Covid-19 akan berakhir.

Sebuah riset yang dilakukan oleh Singapore University of Technology and Design ( SUTD) menunjukkan, wabah Covid-19 di Indonesia akan berakhir pada 7 Oktober 2020.

Singapore University of Technology and Design ( SUTD) memprediksi wabah Covid-19 di Indonesia akan berakhir pada 7 Oktober 2020.
Singapore University of Technology and Design ( SUTD) memprediksi wabah Covid-19 di Indonesia akan berakhir pada 7 Oktober 2020. (SUTD)

SUTD merupakan salah satu universitas ternama di Singapura, yang berfokus pada kajian studi teknologi dan desain.

Hasil risetnya diungkap di situs web ddi.sutd.edu.sg, dengan update terakhir pada 5 Mei 2020.

"Situs ini menyediakan pemantauan prediktif berkelanjutan Covid-19 sebagai pelengkap pemantauan tradisional atau praktik prediksi tradisional," demikian keterangan yang tertera di bagian pengenalan.

Dalam penghitungannya, SUTD menggunakan model SIR (Susceptible-Infected-Recovered) yang dipadukan dengan data harian virus corona yang diperbarui dari berbagai negara.

DAFTAR Rancangan Undang-undang yang Diusulkan Ditarik dari Prolegnas Prioritas 2020, Tak Ada RUU HIP

Prediksi akhir wabah virus corona juga dicantumkan bersama prediksi pergeseran tanggal atau deviasi.

Dari pemodelan itu akan terlihat kurva siklus hidup pandemi dan tanggal berakhirnya secara teoretis, menurut kode-kode dari Milan Batista dan data dari Our World in Data.

Hasil riset SUTD menunjukkan, prediksi wabah virus corona di dunia berakhir pada 20 Desember 2020.

Hasilnya, terlihat pandemi virus corona secara global diprediksi akan berakhir pada 20 Desember 2020 dan dapat bergeser 5,9 hari.

SUTD juga mencantumkan prediksi berakhir wabah Covid-19 di Indonesia, yakni pada 7 Oktober 2020, dengan deviasi 14,9 hari.

Astra Tol Tangerang-Merak Perkenalkan Gardu Tol Otomatis Ultralight, Ini Manfaat bagi Pengguna Jalan

Amerika Serikat: prediksi berakhir 10 Oktober 2020, deviasi 7,4 hari. Singapura: prediksi berakhir 29 September 2020, deviasi 48 hari.

Inggris: prediksi berakhir 16 September 2020, deviasi 6 hari. Italia: prediksi berakhir 15 September 2020, deviasi 20,5 hari.

Simak Prediksi Lengkapnya di Wartakotalive.com dengan judul-- >   Singapura Prediksi Pandemi Virus Corona di Indonesia Akan Berakhir Oktober 2020, Ini Alasannya

4 Alasan Banyak Prediksi Meleset

Pemerintah mulai menerapkan kebijakan new normal saat pandemi virus corona.

Sejumlah daerah pun mulai melonggarkan aturan pembatasan sosial berskala besar ( PSBB), seperti DKI Jakarta yang kini memasuki masa transisi PSBB.

Salah satu yang menjadi patokan bagi setiap negara yang akan melakukan transisi, pelonggaran pembatasan, dan skenario new normal harus memperhatikan enam ketentuan yang telah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Salah satu ketentuannya adalah penyebaran wabah Covid-19 dapat dikendalikan.

Penyebaran wabah bisa dinyatakan telah terkendali jika selama 14 hari terjadi penurunan.

Lantas, seperti apa kondisi di Indonesia?

Tetap Berkarya Selama Pandemi Covid-19, Fariz RM Gelar Konser 7 Ruang Fariz RM Anthology

Prediksi awal penelitian Peneliti dari Pemerintah Provinsi DIY menjelaskan alasan prediksi awal mereka soal Covid-19 di Indonesia melenceng dan tidak sesuai fakta di lapangan hari ini.

Sebelumnya, pada penelitian berjudul "Prediksi Periode Penyebaran Kasus Covid-19 Berbasis Konteks", kurva kumulatif kasus Covid-19 di Indonesia diprediksi terjadi pada pertengahan Mei.

Selanjutnya pandemi ini akan mereda di awal Agustus 2020.

Prediksi yang dibuat sejak awal Maret hingga 30 April 2020 disebutkan memiliki akurasi hingga 95 persen, karena angkanya mendekati angka riil yang disebutkan pemerintah melalui Gugus Tugas setiap hari.

Namun, kondisi di lapangan pada pertengahan Mei justru menunjukkan fakta yang sebaliknya.

Peningkatan kasus terjadi begitu tinggi, jauh melampaui angka yang telah diprediksi sebelumnya.

Rata-rata sebelumnya di angka 300-400 kasus per hari.

Namun, pada pekan kedua Mei, jumlah kasus harian ada di rentang 600-700 kasus.

Kemudian, jumlah kasus positif virus corona terus menunjukkan peningkatan pada 9 dan 10 Juni lalu.

3 Kakak Beradik Dirudapaksa di Satu Kamar Secara Bergantian di Depan Sang Nenek yang Dipaksa Melihat

Pemerintah mengumumkan, dalam satu harinya terdapat lebih dari 1.000 kasus baru terkonfirmasi Covid-19.

Peneliti dari Pemprov DIY, Joko Hariyono, menyebutkan, faktor yang membuat kurva semakin meningkat adalah masyarakat yang kembali melakukan aktivitasnya secara normal dan tidak menaati imbauan pemerintah.

Hal itu disebutkan Joko dalam keterangan resminya yang diterima Kompas.com, Sabtu (13/6/2020).

"Imbauan protokol kesehatan dari Pemerintah tidak sepenuhnya dijalankan secara konsisten oleh sebagian masyarakat," kata Joko.

Peningkatan aktivitas yang disebut kontraproduktif dengan upaya yang sudah diusahakan sejak awal pandemi terjadi ketika memasuki awal bulan Ramadhan.

 Banyak masyarakat yang tidak memperhatikan protokol kesehatan saat membeli santapan berbuka puasa, berbelanja ke pasar, mengantre bantuan sembako, tetap menjalankan ibadah secara bersama-sama, dan sebagainya.

Umumkan Perceraian Setelah 2 Tahun Menikah, Laudya Cynthia Bella: Semuanya Sudah Selesai

"Momen ini berlangsung hampir di sepanjang Ramadhan, akhir April-akhir Mei 2020 dan diikuti dengan hari raya Idul Fitri pada akhir Mei 2020," jelas Joko.

Pada masa yang sama, banyak pemerintah daerah juga fokus untuk memantau pintu-pintu perbatasan guna mencegah terjadinya perpindahan masyarakat dari satu wilayah ke wilayah lain.

Namun, pemda tidak begitu fokus pada interaksi antar-masyarakat yang terjadi di wilayahnya. 

Selengkapnya Baca Kompas.com dengan judul -->  "Apakah Kasus Virus Corona di Indonesia Mulai Menurun? Berikut Hasil Hitungan Peneliti",  Penulis : Luthfia Ayu Azanella

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved