Virus Corona

Kritik Pemerintah Tangani Covid-19, Rizal Ramli: Serba Tanggung, Akhirnya Survival of The Fittest

Ekonom senior Rizal Ramli menilai Pemerintah Indonesia terlalu tanggung dalam menyikapi penyebaran Covid-19.

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Ekonom Rizal Ramli berbincang dengan awak Tribunnews.com terkait perkembangan ekonomi Indonesia terbaru di Kantor Redaksi Tribun Network, di Palmerah, Jakarta, Rabu (6/2/2019) 

"Tapi as usual negara kita kan ribut-ribut, naik pesawat mesti pakai surat ini itu, saya dengar malah didagangin aja."

"So the rate is still very high, memang tidak ada cara lain kita untuk menghindar," ulasnya.

Rizal Ramli menilai, pemerintah terlalu sibuk membantah Covid-19 tidak bisa masuk ke Tanah Air dalam dua bulan pertama kasus merebak di Wuhan, Cina.

Kemendikbud Gandeng Netflix dalam Program Belajar dari Rumah, Komisi X DPR Bilang Agak Aneh

"Memang sebetulnya kejadiannya ini kan di Wuhan 6 Desember."

"Pertengahan Januari sudah ada di Jakarta menurut fakultas kedokteran."

"Tapi dua bulan pertama kita sibuk membantah seperti 'enggak ada', 'Indonesia enggak mungkin kena', 'enggak mungkin lah ada Corona kita suhunya panas',"

Fedrik Adhar Laporkan Harga Fortuner dan Lexus Rp 5 Juta di LHKPN, Komisi Kejaksaaan Turun Tangan

"'Orang Indonesia banyak makan bumbu jadi lebih resistance', that is misleading argument," beber Rizal Ramli.

Dia beralasan negara di Amerika Latin seperti Brasil juga terdampak Covid-19, meski memiliki beberapa persamaan dengan Indonesia.

Antara lain seperti suhu yang sama, berada di bawah ekuator hingga doyan mengonsumsi bumbu dalam Spanish food (makanan Spanyol).

Jalur Sepeda Sementara di Bahu Jalan Sudirman-Thamrin Dimaksimalkan Saat Jam Sibuk

Namun, Brasil malah menjadi yang terburuk setelah Amerika Serikat (AS).

"Karena di Amerika Latin sana, Brasil suhunya sama, di bawah ekuator."

"Orang Brasil juga doyan bumbu, spanish food, tapi di Brasil justru the worst after the AS," ungkapnya.

Hindari Penularan Covid-19, Jalur Sepeda di Sudirman-Thamrin Dipindahkan ke Bahu Jalan

Sementara Indonesia, kata Rizal Ramli, terbilang sedikit atau kecil angka kasusnya.

Akan tetapi Rizal Ramli menilai hal itu dikarenakan belum banyak tes yang dilakukan Indonesia, sehingga angka kasus tersebut bukan angka yang sebenarnya.

Selain itu, Rizal Ramli meyakini angka yang muncul saat ini bukanlah dan belum mencapai puncaknya.

JADWAL Jalur Sepeda di Jalan Sudirman-Thamrin, Pesepeda yang Bandel Bisa Didenda Rp 100 Ribu

"Kita (Indonesia) relatif kecil, kenapa kecil? Mungkin the number is not the true number. Karena yang dites mungkin masih sediki."

"Saya juga percaya this is not yet sampai puncaknya, mungkin belum sampai puncaknya."

"Ya (alasannya) misal di Kalimantan udah mulai ada (kasus), (padahal) tadinya enggak ada," ucapnya. (Vincentius Jyestha)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved