Nabung 8 Tahun, Narfasan 4 Kali Gagal Berangkat Haji

Nabung 8 Tahun Narfasan 4 Kali Gagal Berangkat Haji. Simak kisah selengkapnya di dalam berita ini.

WARTA KOTA, TANGERANG - Gema adzan Ashar berkumandang sore itu. Narfasan (90) bergegas ke Masjid Al Ahuda yang berada di samping rumahnya, Kampung Kadu Agung RT 01 / RW 01 Desa Margasari, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.

Ia mengenakan baju koko, sarung dan peci berwarna hitam. Pria berusia 90 tahun itu langsung ke tempat wudhu.

Selepas wudhu Narfasan melaksanakan shalat berjamaah. Dirinya berdoa agar tetap sehat dan berharap bisa menunaikan ibadah haji yang selama ini didambakannya.

Sesudah shalat, Narfasan pun pulang ke rumah. Ia duduk santai di kursi bercerita mengenai kegagalan berangkat ke tanah suci.

Kakak Pupung Minta Tak Kaitkan Anak Pupung-Aulia dengan Vonis Mati Ibunya, Ia Akan Mengasuhnya

"Saya daftar haji dari tahun 2013," ujar Narfasan saat dijumpai Warta Kota di kediamannya, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Selasa (9/6/2020).

Namun niatnya mengikuti ibadah haji pupus. Berkali - kali Narfasan gagal untuk menunaikan ibadah tersebut.

"Sudah 4 kali gagal berangkat," ucapnya.

Raut wajah kekecewaan terpasang. Dirinya mengungkapkan penyebab gagalnya berangkat dalam mengikuti ibadah haji ini.

"Gagal karena karena kapasitasnya sudah penuh. Jadinya tidak jadi berangkat," kata Narfasan terlihat sedih.

Diskusi BEM UI Bertajuk Papuan Lives Matter Picu Polemik, Pihak Kampus Pertimbangkan Sanksi

Pandemi

Di tahun ini pun Narfasan gagal lagi berangkat haji. Setelah pemerintah mengumumkan untuk menunda pelaksanaan ibadah haji dikarenakan masa pandemi saat ini.

"Sekarang juga gagal lagi, karena adanya virus corona ini," ungkap Narfasan.

Padahal Narfasan sangat berharap. Harapannya kandas ketika dirinya mengetahui informasi mengenai persoalan ini.

"Saya dapat info dari anak saya. Kalau tahun ini tidak ada ibadah haji," imbuhnya.

Moeldoko: Masyarakat Mulai Tidak Waspada Lagi, di Pasar Seolah-olah Tidak Ada Lagi Covid-19

Padahal Narfasan telah terdaftar untuk berangkat ke Arab Saudi di tahun 2020. Dia tercatat sebagai jemaah tertua dalam keberangkatan haji di wilayah Tangerang.

"Saya sudah bikin paspor. Sudah ikut bimbingan haji juga. Malah kemarin syukuran potong kambing mau berangkat haji. Tapi gagal," tutur Narfasan tampak murung.

Narfasan berharap agar permasalahan ini dapat segera teratasi. Dan dirinya bisa berangkat ke tanah suci.

"Kalau pandemi sudah enggak ada, ya saya tetap mau ikut ibadah haji. Soalnya umur juga kan sudah tua, semoga diprioritaskan untuk berangkat," bilangnya.

Moeldoko: Masyarakat Mulai Tidak Waspada Lagi, di Pasar Seolah-olah Tidak Ada Lagi Covid-19

Petani

Narfasan kesehariannya hidup sebagai petani. Namun di usianya yang sudah senja, ia lebih sering berada di rumah.

"Saya petani padi, sudah enggak boleh bertani lagi sama anak - anak karena sudah tua. Tapi kalau iseng - iseng ya mendingan main ke sawah," bebernya.

Lelaki berumur 90 tahun ini mempunyai 6 anak. Dan dianugrahi 7 cucu.

Dia tinggal bersama anak dan cucunya di rumah. Istrinya bernama Saenin (75) kerap menemaninya.

Dituding Andre Rosiade Incar Jatah BUMN, Adian Napitupulu: Energinya Berlebih, Awasi PSK Hingga Hati

Rumahnya tampak sederhana. Selain bertani, anak Narfasan juga berjualan kecil - kecilan.

Anak pertamanya bernama Nursani (41) dagang sembako di rumahnya itu. Nursani ini lah yang mengongkosi Narfasan untuk berangkat ibadah haji.

"Saya ikut ibadah haji dibayarin anak. Anak saya nabung dari tahun 2013. Nabung sudah 8 tahun untuk berangkatin saya ikut ibadah haji," terang Narfasan.

Tabungan

Muhamad Nursani anak sulung dari Narfasan mengumpulkan uang sudah 8 tahun. Nursani menabung agar ayahnya ini bertolak ke tanah suci.

"Daftar haji tahun 2013 karena baru punya uangnya di tahun itu," jelas Nursani.

Dirinya mendaftar ke lembaga keberangkatan haji di Martanegara, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Narsani pun merinci kocek yang dikeluarkan dalam membayar ibadah haji ini.

Realisasi Sepuluh Unggulan Ketua Umum Partai Demokrat, AHY Luncurkan Demokrat Newsletter

"Bayarnya total Rp. 40 juta, saya nabung dulu," tukasnya.

Ia menyebut biaya kuota kursi haji seharga Rp. 26 juta. Kemudian ditambah dengan biaya - biaya yang lainnya.

"Terakhir tahun ini saya lunasin Rp. 10 juta sisanya," ungkap Nursani.

Uang itu hasil jerih payahnya bertani dan berdagang. Setiap hari ia menabung di rumah, setelah terkumpul baru disetor ke bank.

"Nabung di rumah dikit - dikit, ada uang sejuta baru ke bank. Terus - terusan saja sampai kekumpul," ujarnya.

Nurasani baru bisa membiayakan ayahnya saja untuk ibadah haji ini. Karena uang tabungannya hanya terbatas membayar 1 orang saja dalam pelaksanaan haji.

LINK Live Streaming dan Jadwal Belajar dari Rumah TVRI Selasa 16 Juni 2020, Ada Kisah Maudy Ayunda

"Bapak saya saja yang berangkat. Uangnya tidak ada lagi," ucap Nursani.

Dalam polemik ibadah haji tahun ini, Nursani mengaku mengikuti aturan pemerintah. Ia hanya bisa pasrah keberangkatan haji ayahnya yang ditunggu - tunggu selama bertahun - tahun ditunda.

"Walau pun gagal berangkat, uangnya tidak saya ambil. Saya ikutin aturan pemerintah saja. Semoga ayah saya berangkat haji," papar Nursani. 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved