Ibadah Haji
Kisah Calon Haji Tertua di Tangerang, 4 Kali Gagal Berangkat Haji Padahal sudah Potong Kambing
Nabung 8 Tahun Narfasan 4 Kali Gagal Berangkat Haji. Begitulah kisah Narfasan, calon haji tertua di Tangerang
WARTAKOTALIVE.COM, TIGARAKSA - Gema adzan Ashar berkumandang sore itu. Narfasan (90) bergegas ke Masjid Al Ahuda yang berada di samping rumahnya, Kampung Kadu Agung RT 01 / RW 01 Desa Margasari, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.
Ia mengenakan baju koko, sarung dan peci berwarna hitam. Pria berusia 90 tahun itu langsung ke tempat wudhu.
Selepas wudhu Narfasan melaksanakan shalat berjamaah. Dirinya berdoa agar tetap sehat dan berharap bisa menunaikan ibadah haji yang selama ini didambakannya.
• Daftar 5 Negara yang Putuskan Tak Berangkatkan Haji selain Indonesia, Alasannya Sama Pandemi Corona
• 179.584 Orang Sudah Melunasi Ongkos Naik Haji, Kepastian Haji Tahun Ini Sedang Ditunggu 12 Mei 2020
Sesudah shalat, Narfasan pun pulang ke rumah. Ia duduk santai di kursi bercerita mengenai kegagalan berangkat ke tanah suci.
"Saya daftar haji dari tahun 2013," ujar Narfasan saat dijumpai Warta Kota di kediamannya, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Selasa (9/6/2020).
Namun niatnya mengikuti ibadah haji pupus. Berkali - kali Narfasan gagal untuk menunaikan ibadah tersebut. "Sudah 4 kali gagal berangkat," ucapnya.
• Kejamnya Masa Diktator Adolf Hitler, Teman Sendiri Hingga Jutaan Yahudi Ditembak di Depan Umum
Raut wajah kekecewaan terpasang. Dirinya mengungkapkan penyebab gagalnya berangkat dalam mengikuti ibadah haji ini.
"Gagal karena karena kapasitasnya sudah penuh. Jadinya tidak jadi berangkat," kata Narfasan terlihat sedih.
Pandemi
Di tahun ini pun Narfasan gagal lagi berangkat haji. Setelah pemerintah mengumumkan untuk menunda pelaksanaan ibadah haji dikarenakan masa pandemi saat ini.
"Sekarang juga gagal lagi, karena adanya virus corona ini," ungkap Narfasan.
• Rakyat Masih Bisa Makan, Moeldoko Tepis Komentar Pemerintah Tak Punya Strategi Jitu Tangani Covid-19
Padahal Narfasan sangat berharap. Harapannya kandas ketika dirinya mengetahui informasi mengenai persoalan ini.
"Saya dapat info dari anak saya. Kalau tahun ini tidak ada ibadah haji," imbuhnya.
Padahal Narfasan telah terdaftar untuk berangkat ke Arab Saudi di tahun 2020. Dia tercatat sebagai jemaah tertua dalam keberangkatan haji di wilayah Tangerang.
"Saya sudah bikin paspor. Sudah ikut bimbingan haji juga. Malah kemarin syukuran potong kambing mau berangkat haji. Tapi gagal," tutur Narfasan tampak murung.
Narfasan berharap agar permasalahan ini dapat segera teratasi. Dan dirinya bisa berangkat ke tanah suci.
"Kalau pandemi sudah enggak ada, ya saya tetap mau ikut ibadah haji. Soalnya umur juga kan sudah tua, semoga diprioritaskan untuk berangkat," bilangnya.
• INI 15 Kriteria untuk Tentukan Zona Hijau, Kuning, Oranye, dan Merah Penyebaran Covid-19
Petani
Narfasan kesehariannya hidup sebagai petani. Namun di usianya yang sudah senja, ia lebih sering berada di rumah.
"Saya petani padi, sudah enggak boleh bertani lagi sama anak - anak karena sudah tua. Tapi kalau iseng - iseng ya mendingan main ke sawah," bebernya.
Lelaki berumur 90 tahun ini mempunyai 6 anak. Dan dianugrahi 7 cucu.
• Polda Metro Jaya Bekuk Buronan FBI Kasus Penipuan Saham Bitcoin
Dia tinggal bersama anak dan cucunya di rumah. Istrinya bernama Saenin (75) kerap menemaninya.
Rumahnya tampak sederhana. Selain bertani, anak Narfasan juga berjualan kecil - kecilan.
Anak pertamanya bernama Nursani (41) dagang sembako di rumahnya itu. Nursani ini lah yang mengongkosi Narfasan untuk berangkat ibadah haji.
"Saya ikut ibadah haji dibayarin anak. Anak saya nabung dari tahun 2013. Nabung sudah 8 tahun untuk berangkatin saya ikut ibadah haji," terang Narfasan.
Tabungan
Muhamad Nursani anak sulung dari Narfasan mengumpulkan uang sudah 8 tahun. Nursani menabung agar ayahnya ini bertolak ke tanah suci.
• Viral Muda Mudi Joget di THM Holywings Forest Bekasi, Pemkot Bantah Kecolongan
"Daftar haji tahun 2013 karena baru punya uangnya di tahun itu," jelas Nursani.
Dirinya mendaftar ke lembaga keberangkatan haji di Martanegara, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Narsani pun merinci kocek yang dikeluarkan dalam membayar ibadah haji ini.
"Bayarnya total Rp 40 juta, saya nabung dulu," tukasnya.
Ia menyebut biaya kuota kursi haji seharga Rp 26 juta. Kemudian ditambah dengan biaya - biaya yang lainnya.
"Terakhir tahun ini saya lunasin Rp 10 juta sisanya," ungkap Nursani.
Uang itu hasil jerih payahnya bertani dan berdagang. Setiap hari ia menabung di rumah, setelah terkumpul baru disetor ke bank.
• Kuasa Hukum Sebut Rahmat Kadir Pelaku Tunggal Penyerangan Novel Baswedan, Ronny Bugis Cuma Diperalat
"Nabung di rumah dikit - dikit, ada uang sejuta baru ke bank. Terus - terusan saja sampai kekumpul," ujarnya.
Nurasani baru bisa membiayakan ayahnya saja untuk ibadah haji ini. Karena uang tabungannya hanya terbatas membayar 1 orang saja dalam pelaksanaan haji.
"Bapak saya saja yang berangkat. Uangnya tidak ada lagi," ucap Nursani.
Dalam polemik ibadah haji tahun ini, Nursani mengaku mengikuti aturan pemerintah. Ia hanya bisa pasrah keberangkatan haji ayahnya yang ditunggu - tunggu selama bertahun - tahun ditunda.
"Walau pun gagal berangkat, uangnya tidak saya ambil. Saya ikutin aturan pemerintah saja. Semoga ayah saya berangkat haji," papar Nursani. (dik)