PSBB Transisi Jakarta

Penumpang Membludak, BPTJ Turunkan Bus Bantuan di Stasiun Kereta, ini Jadwal dan Lokasinya

"Selain keberangkatan dari Stasiun Bogor, ada pula keberangkatan dari Stasiun Cilebut dan Stasiun Bojong Gede."

Editor: Mohamad Yusuf
Foto dok. UPAS Dishub DKI Jakarta
(Ilustrasi) Operasional bus sekolah saat mengantarkan penumpang di Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (12/6/2020). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -  Penumpang kereta commuterline di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi saat ini cukup membludak.

Bahkan karena dilakukan pembatasan penumpang, banyak akhirnya yang tidak tertampung untuk masuk ke dalam kereta.

Oleh karena itu pihak Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menurunkan bus bantuan gratis.

"Anakkota besok Senin, 15 Juni 2020 layanan bus bantuan gratis akan kembali hadir. Kabar baiknya ada tambahan rute dan unit bus loh," tulis dalam akun Twitter Resmi BPTJ, Minggu (14/6/2020).

"Selain keberangkatan dari Stasiun Bogor, ada pula keberangkatan dari Stasiun Cilebut dan Stasiun Bojong Gede," tambahnya.

Jadwal dan Lokasi Bus Bantuan BPTJ di Stasiun Kereta

Sementara itu, dalam masa transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat jumlah penumpang di Stasiun Bekasi mengalami lonjakan drastis.

Kenaikan jumlah penumpang itu mencapai dua kali lipat lebih dari sebelum diterapkannya masa transisi atau adaptasi new normal.

Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto mengatakan bahwa lonjakan penumpang di stasiun menjadi perhatiannya.

 New Normal, KCI Masih Terapkan Pembatasan Kapasitas Penumpang Untuk KRL Jabodetabek

 Polres Metro Jakarta Pusat Sebut Sulit Mendisplinkan Penumpang KRL Terapkan Protokol Kesehatan

Akibat ledakan penumpang yang cukup signifikan.

"Kita lagi bicarakan adalah ledakan penumpang KRL itu, cukup dratis," ujar Tri kepada Wartakotalive.com di Bekasi pada Kamis (11/6/2020).

Lonjakan jumlah penumpang KRL di Stasiun Bekasi ini menjadi perhatian dan wajib diwaspadai.

Menurut Tri, potensi penularan tetap ada meskipun telah diterapkan protokol ketat.

 Cerita Donald Trump yang Tak Berani Memecat Menhan AS Meski Terang-terangan Menolak Perintahnya

"Penumpamg harian yang berangkat dan naik melalui stasiun KRL cukup tinggi. Dan potensi terjadinya penularan itu juga cukup tinggi walaupun protokol kesehatannya kita tetap lakukan," beber Tri.

Maka dari itu, pemerintah daerah bersama pihak PT KCI Commuter Line bersama Kepala Stasiun terus melakukan upaya agar lonjakan penumpang dapat diatur jaga jarak maupun pencegahan penularan Covid-19.

Ada tiga zona yang ada di area stasiun, zona tempat parkir, tiket, dan emplasemen (peron).

 Ancam Istri, Ayah Pemabuk di Riau Nodai Putri Kandungnya yang Berusia 11 Tahun

Penumpang wajib mengikuti langkah-langkah aturan serta tahapan di tiap zona tersebut.

"Jadi orang begitu datang ke stasiun engga bisa langsung ke emplasemen, tapi mengikuti zona-zona yang ada," jelas Tri.

Tri melanjutkan tiap zona itu juga telah dihitung betul kapasitasnya. Hal itu agar tidak terjadi penumpangan terlalu banyak penumpang KRL.

"Bagimana kita hitung kapasitas di zona masing-masing yang ada," ucapnya.

Adapun jumlah lonjakan penumpang yang terjadi, dari sebelum transisi PSBB atau adpatasi new normal hanya sekitar 100-200 ribu penumpang per hari. Saat ini bisa mencapai 600 ribu penumpang per hari.

 Wali Kota Jakarta Utara Sebut Cegah Covid-19 dengan Serang Pemukiman Padat Penduduk

"Jadi memang cukup luar biasa, artinya kalau KRL itu bagimana pengaturan naik turunnya penumpang karena potensi penularan tetap ada," tandas Tri. 

Berdesakan di Stasiun Palmerah

Penumpang Comutter Line dikumpulkan dengan berbaris sebelum naik KRL di stasiun Palmerah, Palmerah, Jakarta Pusat, Kamis(11/6/2020).

Para penumpang yang sebagian besar pekerja kantor ini dengan tertib baris berjajar.

Setelah KRL mendekat datang, para calon penumpang masuk ke peron untuk menaiki KRL jurusan Parung Pajang.

Dengan cara tersebut membuat penumpang tidak berdesakan menunggu dan masuk kereta.

PT Kereta Commuter Indonesia masih mengikuti aturan pembatasan jumlah penumpang sebanyak 35 persen hingga 40 persen dari kapasitas angkut. 

 Protokol Kesehatan Untuk Suporter Pertandingan Olahraga, Wajib Pakai Masker dan Jaga Jarak

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT KCI Wiwik Widayanti untuk menjaga jarak aman (physical distancing) antar pengguna KRL. 

Penambahan batasan kapasitas untuk KRL Jabodetabek sebagai kereta api perkotaan mulai 8 Juni 2020 telah diizinkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 41 Tahun 2020. 

"Namun setelah berkonsultasi dengan pemerintah dan demi memastikan terjaganya protokol kesehatan di dalam KRL Jabodetabek, untuk saat ini kami masih teruskan pembatasan kapasitas yang ada yaitu 35-40 persen atau sekitar 74 orang pada setiap kereta,” jelas Wiwik Widayanti. 

Batasan kapasitas ini katanya juga sudah bertambah dibandingkan pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jakarta sebelumnya, yakni sebanyak 60 orang untuk setiap kereta. 

 2 Alasan Ini Diduga Jadi Motif Ayah Habisi Dua Anaknya di Balaraja Kabupaten Tangerang

Dengan pembatasan ini, sementara PSBB memasuki masa transisi sehingga semakin banyak orang yang kembali beraktivitas, maka dalam beberapa hari terakhir ini terdapat antrean pengguna untuk masuk stasiun pada jam-jam sibuk pagi dan sore hari. 

"Namun pengguna KRL semakin hari dapat mengikuti antrean ini dengan semakin tertib," ujar Wiwik.

Sementara itu, jumlah pengguna KRL pada Selasa 9 Juni 2020 mencapai 279.737 orang, sedangkan pada Senin 8 Juni 2020 yang merupakan hari pertama PSBB transisi tercatat 300.029 pengguna. 

“Antrean pengguna masih ada terutama di sejumlah stasiun dengan volume pengguna tertinggi dan menjadi titik keberangkatan orang pada pagi maupun sore hari," jelasnya.

 Karena Gengsi Real Madrid tak Mau Sekandang Dengan Rival Sekota

Namun pengguna semakin tertib dan semakin memahami pentingnya mengikuti aturan yang ada agar selama perjalanan tetap dapat menjaga jarak aman. 

"Pada Rabu pagi (10/6) ini situasi di seluruh stasiun terpantau tetap kondusif. Kami ucapkan terima kasih atas kerja sama yang baik dari para pengguna KRL,” ungkap Wiwik. 

PT KCI lanjutnya, terus memaksimalkan upaya menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di KRL Commuter Jabodetabek. 

Seluruh pengguna tetap diwajibkan menggunakan masker dan disarankan melengkapi dengan pelindung wajah (face shield). 

Dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Perkeretaapian nomor 14 tahun 2020 pengguna juga disarankan selalu menggunakan pakaian lengan panjang atau jaket. 

Selanjutnya pengguna KRL juga wajib mengikuti pengukuran suhu tubuh, dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum maupun sesudah naik KRL. 

 VIDEO: Begini Kondisi Memprihatinkan Jembatan Jaletreng, Cilenggang, Serpong

“Kini wastaftel tambahan selain yang ada di dalam toilet sudah tersedia di seluruh stasiun KRL Jabodetabek. Bahkan jumlahnya masih akan kami tambah,” kata Wiwik. 

Marka dan penanda jalur untuk antrean dan posisi berdiri juga terus dilengkapi baik di stasiun maupun di dalam KRL. 

Dengan mengikuti marka yang ada, pengguna dapat antre dengan tertib dan tetap menjaga jarak. 

PT KCI juga senantiasa mendapatkan dukungan personil dari TNI, Polri, dan pemerintahan setempat untuk menjaga ketertiban di stasiun. 

Dengan disiplin bersama PT KCI yakin dapat melayani para pengguna KRL untuk kembali bergerak dan produktif secara aman. (Maz/Hnl)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved