PSBB Proporsional, Ojek Online Belum Boleh Beroperasi di Bogor, Depok, dan Bekasi
Dinas Perhubungan Pemprov Jawa Barat melarang angkutan roda dua berbasis aplikasi (ojek online) mengangkut penumpang di wilayah Bogor, Depok, Bekasi.
"Tanpa transisi seperti Jakarta maka tanpa masuk transisi seperti Jakarta, langsung saja, diangkat habis?" tanya Karni Ilyas.
Risma menjelaskan pihaknya memilih PSBB dicabut lantaran sudah mengetahui pasien Covid-19-nya sehingga langsung dilakukan tindakan isolasi.
"Jadi yang pertama kami sudah tahu pasien itu, kami tahu detail pasien itu dan kemudian kami langsung lakukan isolasi, itu yang pertama," ungkap Risma.
Lalu, Risma mengatakan dirinya juga memerhatikan sektor ekonomi.
Ia membayangkan dirinya warga kurang mampu yang kena PHK namun harus menghidupi keluarga.
"Yang kedua ada sektor-sektor tertentu yang enggak bisa hidup sekarang. Saya tanya kepada seluruh pemeriksa."
"Kalau saya kepala keluarga, meski saya kemudian dapat bantuan sembako dari pemerintah kota tapi saya terkena PHK," ujar dia.
Ia membayangkan bisakah hidup dengan bantuan sembako yang terbatas.
"Saya dapat bantuan sembako, taruhlah 10 kg beras dan kemudian tidak bisa bekerja, kemudian punya dua anak atau tiga anak'."
"Bisakah kira-kira kita hidup, sedangkan kemarin saat dia bekerja itu pendapatannya itu bisa dimakan untuk sehari," ujar dia.
Risma juga menanyakan bisakah mereka bertahan hidup apalagi tidak semua orang bisa memiliki uang tabungan.
• Pertamina Peduli Salurkan 48.000 Perlengkapan Kesehatan untuk 68 RS TNI AD di Seluruh Indonesia
"Dia enggak ada potensi untuk nabung, dia tidak ada potensi, mungkin dia bisa nabung emas, tapi enggak bisa jual karena tidak ada toko yang buka," ungkapnya.
Meski demikian, wali kota berusia 58 tahun ini menegaskan akan memperketat disiplin kesehatan di wilayahnya.
"Jadi karena itu yang kita lakukan adalah kami membuat protokol-protokol yang sangat ketat, jadi semua kita semua staf saya sebar."
"Untuk memantau ini laporannya ada semua bagaimana di pertokoan, bagaimana di mal, bagaimana di pasar," ucapnya.
923 Pasien Sembuh
Risma dan dinkes Surabaya hanya mengatakan ratusan pasien Corona sembuh dengan cepat karena imunitas mereka tinggi.
Total angka kesembuhan pasien Corona di Kota Pahlawan itu, mencapai 923 pasien.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya mengatakan, pasien positif yang sembuh dari virus Corona baru sebagian besar perempuan.
"Pasien Covid-19 yang sembuh lebih banyak perempuan dibanding lak-laki dengan persentase 51 persen," kata Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya Febria Rachmanita saat di Balai Kota Surabaya, Rabu (10/6/2020).

Febria mengatakan, sebanyak 56 pasien dinyatakan sembuh pada Selasa (9/6/2020).
Jumlah itu terdiri dari 45 pasien yang dirawat di Hotel Asrama Haji dan 11 pasien karantina mandiri.
Maka, total angka kesembuhan di Surabaya mencapai 923 pasien atau 26,84 persen.
"Angka kesembuhan per 9 Juni 2020 sebesar 26,84 persen.
Pasien yang sembuh ini pastinya sudah negatif hasil tes swabnya berturut-turut selama dua kali," katanya.
Febria mengatakan, tren kesembuhan di Surabaya terus meningkat.
Khususnya bagi pasien positif yang tanpa gejala.
Hampir setiap hari ada pasien positif tanpa gejala yang sembuh di Kota Pahlawan.
"Kalau pasien yang OTG-OTG itu memang cepat sebab imunitas tubuhnya kuat dan tidak ada gejala.
Meskipun dia juga terkonfirmasi positif Covid-19," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya ini memerinci sebagian besar pasien yang sembuh berusia 45-54 tahun atau usia produktif.
Meski telah dinyatakan sembuh, pasien tersebut diminta tak mengabaikan kesehatannya.
Pasien yang telah sembuh diminta tetap disiplin dan mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus Corona baru tau Covid-19.
Masyarakat diminta tetap memakai masker dan menjaga jarak saat berada di luar rumah.
"Tetap walaupun sembuh protokol kesehatan juga harus diperhatikan. (TribunWow/Elfan Nugroho/Mariah Gipty)