Virus Corona
Faisal Basri Sebut Puncak Covid-19 Diprediksi Terjadi pada 14 Juni 2020, Waspada Kemerosotan Rupiah
Ekonom Senior Indef Faisal Basri menyatakan, surat utang pemerintah memiliki kupon atau tingkat bunga tinggi, yakni 7 hingga 8 persen.
"Jadi, kalau kita yakin rupiah akan menguat secara berkelanjutan tatkala current account Januari sampai Maret masih defisit."
"Kalau defisit bisa ditutupi sepenuhnya oleh capital inflow, rupiah akan cenderung tidak menurun atau bisa menguat sedikit."
"Tapi kalau capital inflow-nya keluar lagi menjadi outflow, maka rupiah akan merosot kembali," papar Faisal Basri.
• Jawa Barat Gratiskan Biaya SMA dan SMK Negeri, Siswa Sekolah Swasta Dibantu Rp 1,5 Juta per Tahun
Terkait penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ke level Rp 14.000 dari sebelumnya sekira Rp 16.500, Faisal Basri menilai penanganan dari sisi kesehatan dan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19 terbilang kusut, meski perekonomian masih naik pada kuartal I 2020.
"Kenapa kalau penanganannya karut-marut seperti ini rupiah menguat dan bahkan ada yang mengatakan Indonesia pertumbuhan ekonomi sampai Maret masih positif 2,79 persen?"
"Harus diingat bahwa rupiah menguat dari meningkatnya pasokan dolar AS," tuturnya.
• Ini 4 Syarat Kudeta Bisa Terjadi Menurut Pengamat, Kalau Tak Terpenuhi Termasuk Nekat
Karena itu, dia memandang tidak ada hubungannya antara penguatan rupiah dengan fundamental ekonomi Indonesia sudah membaik.
"Pasokan dolar meningkat luar biasa masuk ke Indonesia."
"Dari mana? Ya dari utang global bonds itu, jadi tidak ada hubungannya gitu dengan penanganan," ucap Faisal Basri.
• Siap Pasang Badan Hadapi Pihak yang Fitnah Prabowo, Habiburokhman: Hati-hati Tenggelam!
Sebelumnya, total global bonds yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan dan BUMN mencapai 10,9 miliar dolar AS (Rp 162 triliun dengan kurs April 2020 Rp 14.900 per dolar AS).
"Nanti akan kita lihat global bonds ini ada berupa valas 100 persen dimiliki asing."
"Kemudian, ada setiap periode pemerintah mengeluarkan surat utang dalam denominasi rupiah," bebernya.
Pemulihan Ekonomi Butuh 5 Tahun
Faisal Basri menyetujui pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, terkait pemulihan ekonomi Indonesia akibat dampak pandemi Covid-19.
Faisal Basri mengatakan, Indonesia butuh waktu sekira 5 tahun untuk memulihkan perekonomian hingga kembali tumbuh 5 persen.