Virus Corona

Ganjar Pranowo: Tingkat Kengeyelan Warga Masih Tinggi, Jawa Tengah Latihan Dulu Sebelum New Normal

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berpendapat, masyakarat yang ia pimpin perlu latihan terlebih dahulu sebelum memasuki era new normal.

istimewa
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam seminar daring KAGAMA Inkubasi Bisnis X, Best Practice Manajemen Krisis: Membangun Network dan Potensi Funding Untuk Melewati Masa-masa Sulit. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berpendapat, masyakarat yang ia pimpin perlu latihan terlebih dahulu sebelum memasuki era new normal atau kenormalan baru.

Latihan diperlukan sebagai upaya pembiasaan masyarakat Jawa Tengah dengan pola hidup baru di era new normal.

Ganjar bercerita, di tengah PSBB ataupun Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) yang masih efektif berlaku, warga Jawa Tengah masih ngeyel.

PSBB Jakarta Diperpanjang, Peniadaan Aturan Ganjil Genap Otomatis Mengikuti

Tingkat kengeyelan warga Jawa Tengah, menurut Ganjar, yang paling tinggi dibanding wilayah lainnya.

Banyak dari mereka melanggar beragam peraturan yang ada dalam PSBB ataupun PKM.

"Tingkat kengeyelannya masyarakat masih tinggi."

Ini Daftar 66 RW di Jakarta dengan Penyebaran Covid-19 yang Masih Tinggi

"Jawa Tengah harus latihan dulu sebelum memasuki new normal," ungkap Ganjar dalam diskusi Indonesia Optimis vs Indonesia Terserah UPI di aplikasi Zoom, Jumat (4/6/2020).

"Kemarin ketika kita meminta mereka salat di rumah, faktanya tidak."

"Tiap hari, ribuan di Jateng yang masih salat. Itu informasi intilejen. Maka apa? kita press lagi pelan-pelan," sambung Ganjar.

Boni Hargens Mengaku Kantongi Nama Tokoh yang Ingin Rancang Kudeta, Sebut Laskar Pengacau Negara

Ganjar menjelaskan, proses pembiasaan dengan new normal akan memakan waktu panjang.

Sekalipun mudah dimengerti normal baru berarti ada pakaian baru.

"Normal baru ada pakaian baru, namanya masker."

Ketua KPK Sebut Kasus Nurhadi Bisa Berkembang ke TPPU

"Berjarak, ada yang harus kamu miliki pada diri sendiri."

"Sehat, jaga diri sendiri. Kelompok rentan geser dulu, jaring pengaman sosial," ujar Ganjar.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi ) mengatakan pemerintah menginginkan masyarakat tetap produktif dan aman di tengah darurat Covid-19.

 Amien Rais: New Normal Salah Arah dan Pengelabuan

Masyarakat tetap dapat beraktivitas namun aman dari penularan Covid-19.

"Ya beraktivitas, ya," ujar Presiden dalam video yang diterima Tribun, Jumat (15/5/2020).

 KISAH Pasien Positif Melahirkan Bayi Negatif Covid-19, Harus Buang ASI Hingga Takut Dikucilkan

Menurutnya, lambat laun masyarakat harus berkompromi dengan Covid-19.

Masyarakat harus hidup berdampingan dengan Corona.

Karena berdasarkan laporan WHO, virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina itu tidak akan hilang.

 Zona Hijau di Kota Bekasi Tinggal 7 Kelurahan, Warga Diminta Pertahankan Status Nihil Kasus Covid-19

"Karena informasi terakhir dari WHO, yang saya terima, bahwa meskipun kurvanya sudah agak melandai, atau nanti menjadi kurang, tapi virus ini tidak akan hilang."

"Artinya, sekali lagi kita harus berdampingan hidup dengan Covid."

"Sekali lagi yang penting masyarakat produktif dan aman dari Covid," tuturnya.

 Komisi E DPRD DKI Minta Biaya Komitmen Formula E Rp 560 Miliar Dikembalikan untuk Beli Sembako

Berdamai dengan Covid-19 menurut Presiden bukan berarti bahwa masyarakat menyerah terhadap penyebaran virus yang hampir menyebar di seluruh negara di dunia itu."

"Melainkan, masyarakat harus menyesuaikan diri dengan penyebaran virus tersebut.

"Kita lawan keberadaan virus Covid tersebut dengan mengedepankan dan mewajibkan protokol kesehatan yang ketat, yang harus kita laksanakan," jelasnya.

 Dibantu Hujan Deras, Pemotor Ini Lolos Mudik ke Jawa Tengah

Pemerintah, menurut Presiden, akan mengatur kehidupan masyarakat akan kembali normal secara bertahap, menyesuaikan dengan perkembangan kondisi di lapangan.

Keselamatan masyarakat menurutnya harus tetap menjadi prioritas.

"Ini bukan dilema. Kehidupan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini."

 MUI: Salat Id Live Streaming Tidak Sah!

"Itu keniscayaan, itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal, atau tatanan kehidupan baru."

"Tapi kehidupan yang berbeda itu bukan kehidupan yang penuh pesimisme atau ketakutan."

"Kita kembalikan produktivitas kita dengan optimisme, karena kita juga tetap menerapkan berbagai mekanisme pencegahan," paparnya.

 Dua Orang Mencurigakan Muncul di Sekitar Rumah Novel Baswedan Sebulan Sebelum Penyiraman Air Keras

Presiden Jokowi juga mengatakan pemerintah belum akan melonggarkan protokol kesehatan PSBB dalam menghadapi penyebaran Covid-19.

Pemerintah akan terlebih dahulu melihat perkembangan penyebaran Covid-19  sebelum mengambil keputusan lebih lanjut.

"Belum ya. tetapi kita ingin terus akan melihat angka-angka."

 360 Ribu Pemudik Bocor Masuk ke Jawa Barat, Ridwan Kamil Bilang Masih Masuk Kategori Berhasil

"Akan melihat fakta-fakta di lapangan," kata Presiden.

Menurutnya, keputusan atau kebijakan dalam menghadapi penyebaran Covid-19 harus dikaji dengan matang.

Sehingga, tidak keliru dalam penerapannya di lapangan.

 Polisi Tolak Periksa di Rumah, Hari Ini Said Didu Janji Sambangi Bareskrim

"Intinya, kita harus sangat hati-hati."

"Jangan sampai kita keliru memutuskan, jangan sampai keliru memutuskan," tegas Presiden.

Jokowi mengatakan bahwa pemerintah ingin masyarakat produktif kembali.

 Larang Warga Mudik Lokal Saat Lebaran, Kadishub DKI: Mari Sayangi Keluarga, Tetap Berada di Rumah

Masyarakat tetap berpenghasilan namun tetap aman dari penularan dengan menjaga protokol kesehatan.

" Tetapi, kita juga harus melihat kondisi masyarakat sekarang ini."

"Kondisi yang terkena PHK, kondisi masyarakat yang tidak berpenghasilan lagi."

"Ini harus dilihat. Kita ingin masyarakat produktif dan tetap aman dari Covid," cetusnya. (Lusius Genik)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved