Virus Corona
Mahfud MD: New Normal Atau Pelonggaran PSBB, Kita Harus Move On, Tidak Boleh Dikurung Terus
Mahfud MD mengajak masyarakat move on dari perdebatan mengenai new normal atau pelonggaran PSBB.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengajak masyarakat move on dari perdebatan mengenai new normal atau pelonggaran PSBB.
Meski begitu, ia menegaskan agar masyarakat dapat move one dari perdebatan terkait new normal.
Caranya, dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan WHO dalam menghadapi Covid-19.
• Juru Bicara Luhut Panjaitan: Jika 500 TKA Asal Cina Tidak Datang, Pekerja Lokal Takkan Bisa Bekerja
Setidaknya, ada sejumlah hal yang menyebabkan perlunya masyarakat move on dari perdebatan mengenai new normal.
Pertama, karena masyarakat mulai stres karena dikurung terlalu lama.
Kedua, karena ekonomi tidak bergerak.
• UPDATE 30 Mei 2020: Berkurang 66 Orang, RS Wisma Atlet Rawat 619 Pasien Positif Covid-19
Ketiga, karena menurut WHO pandemi Covid-19 tidak bisa dipastikan kapan selesainya.
Hal itu disampaikan Mahfud MD dalam Webinar Pancasila bertajuk 'Gotong Royong di Tengah Pendemi Covid-19', yang digelar Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada, Senin (1/6/2020).
"Apapun istitlahnya intinya sama, kita harus move on, tidak boleh kita dikurung terus."
• UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 30 Mei 2020: 7.015 Pasien Sembuh, 25.773 Positif, 1.573 Wafat
"Tapi move on dengan cara-cara yang terukur dengan prinsip utamanya ikuti protokol kesehatan," tutur Mahfud MD.
Ia pun mencontohkan sejumlah upaya yang mungkin dilakukan dalam menerapkan new normal dalam kehidupan sehari-hari di tengah pandemi.
"Sekarang dengan keyakinan bahwa covid-19 itu ada, bagaimana caranya kita hidup dengan fakta bahwa Covid-19 itu ada."
• Jelang Pembukaan Kembali Rumah Ibadah, Pemprov DKI Koordinasi dengan Majelis Tinggi Agama
"Maka buat cara hidup yang baru. Apa?"
"Mungkin sementara ini kalau keluar rumah pakai masker, cuci tangan pakai sabun, mengatur jarak."
"Kalau mau kuliah lagi ya silakan, tapi jarak duduknya mungkin setiap orang satu sampai dua meter, mungkin setiap sebelum masuk kelas rapid tes misalnya atau apa."
• RISET LSI Denny JA: Masyarakat di 158 Wilayah Ini Bisa Bekerja Lagi Secara Bertahap Mulai 5 Juni
"Pokoknya diikuti protokol kesehatan," tutur Mahfud MD.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi ) mengatakan pemerintah menginginkan masyarakat tetap produktif dan aman di tengah darurat Covid-19.
• Amien Rais: New Normal Salah Arah dan Pengelabuan
Masyarakat tetap dapat beraktivitas namun aman dari penularan Covid-19.
"Ya beraktivitas, ya," ujar Presiden dalam video yang diterima Tribun, Jumat (15/5/2020).
• KISAH Pasien Positif Melahirkan Bayi Negatif Covid-19, Harus Buang ASI Hingga Takut Dikucilkan
Menurutnya, lambat laun masyarakat harus berkompromi dengan Covid-19.
Masyarakat harus hidup berdampingan dengan Corona.
Karena berdasarkan laporan WHO, virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina itu tidak akan hilang.
• Zona Hijau di Kota Bekasi Tinggal 7 Kelurahan, Warga Diminta Pertahankan Status Nihil Kasus Covid-19
"Karena informasi terakhir dari WHO, yang saya terima, bahwa meskipun kurvanya sudah agak melandai, atau nanti menjadi kurang, tapi virus ini tidak akan hilang."
"Artinya, sekali lagi kita harus berdampingan hidup dengan Covid."
"Sekali lagi yang penting masyarakat produktif dan aman dari Covid," tuturnya.
• Komisi E DPRD DKI Minta Biaya Komitmen Formula E Rp 560 Miliar Dikembalikan untuk Beli Sembako
Berdamai dengan Covid-19 menurut Presiden bukan berarti bahwa masyarakat menyerah terhadap penyebaran virus yang hampir menyebar di seluruh negara di dunia itu."
"Melainkan, masyarakat harus menyesuaikan diri dengan penyebaran virus tersebut.
"Kita lawan keberadaan virus Covid tersebut dengan mengedepankan dan mewajibkan protokol kesehatan yang ketat, yang harus kita laksanakan," jelasnya.
• Dibantu Hujan Deras, Pemotor Ini Lolos Mudik ke Jawa Tengah
Pemerintah, menurut Presiden, akan mengatur kehidupan masyarakat akan kembali normal secara bertahap, menyesuaikan dengan perkembangan kondisi di lapangan.
Keselamatan masyarakat menurutnya harus tetap menjadi prioritas.
"Ini bukan dilema. Kehidupan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini."
• MUI: Salat Id Live Streaming Tidak Sah!
"Itu keniscayaan, itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal, atau tatanan kehidupan baru."
"Tapi kehidupan yang berbeda itu bukan kehidupan yang penuh pesimisme atau ketakutan."
"Kita kembalikan produktivitas kita dengan optimisme, karena kita juga tetap menerapkan berbagai mekanisme pencegahan," paparnya.
• Dua Orang Mencurigakan Muncul di Sekitar Rumah Novel Baswedan Sebulan Sebelum Penyiraman Air Keras
Presiden Jokowi juga mengatakan pemerintah belum akan melonggarkan protokol kesehatan PSBB dalam menghadapi penyebaran Covid-19.
Pemerintah akan terlebih dahulu melihat perkembangan penyebaran Covid-19 sebelum mengambil keputusan lebih lanjut.
"Belum ya. tetapi kita ingin terus akan melihat angka-angka."
• 360 Ribu Pemudik Bocor Masuk ke Jawa Barat, Ridwan Kamil Bilang Masih Masuk Kategori Berhasil
"Akan melihat fakta-fakta di lapangan," kata Presiden.
Menurutnya, keputusan atau kebijakan dalam menghadapi penyebaran Covid-19 harus dikaji dengan matang.
Sehingga, tidak keliru dalam penerapannya di lapangan.
• Polisi Tolak Periksa di Rumah, Hari Ini Said Didu Janji Sambangi Bareskrim
"Intinya, kita harus sangat hati-hati."
"Jangan sampai kita keliru memutuskan, jangan sampai keliru memutuskan," tegas Presiden.
Jokowi mengatakan bahwa pemerintah ingin masyarakat produktif kembali.
• Larang Warga Mudik Lokal Saat Lebaran, Kadishub DKI: Mari Sayangi Keluarga, Tetap Berada di Rumah
Masyarakat tetap berpenghasilan namun tetap aman dari penularan dengan menjaga protokol kesehatan.
" Tetapi, kita juga harus melihat kondisi masyarakat sekarang ini."
"Kondisi yang terkena PHK, kondisi masyarakat yang tidak berpenghasilan lagi."
"Ini harus dilihat. Kita ingin masyarakat produktif dan tetap aman dari Covid," cetusnya. (Gita Irawan)