Fenomena Alam
Lima Fenomena Langit Juni 2020, Jupiter dan Saturnus Sejajar Hingga Ada Gerhana Bulan dan Matahari
Dipastikan akan terjadi lima fenomena langit di bulan Juni 2020, apa saja?
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Dipastikan akan terjadi lima fenomena langit di bulan Juni 2020, apa saja?
Di tengah wabah virus corona atau Covid-19, lima fenomena langit Juni 2020 akan menemani Anda beraktivitas di rumah.
Beragam fenomena langit bulan Juni 2020 tersebut antara lain planet Jupiter dan Saturnus sejajar hingga terjadi Gerhana Bulan Penumbra (GBP).
Menurut Astronom amatir Marufin Sudibyo, terdapat banyak fenomena di langit yang bisa disaksikan pada bulan ini.
• Fenomena Matahari di Atas Kabah akan Terjadi Lagi Pada 15-16 Juli, Ini Penjelasan Ahli Falak
• Fenomena Alam, Ditemukan Lubang Hitam Dekat Planet Bumi, Namanya Biner HR 6189
• Fenomena Cuaca Panas dan Gerah Saat Bulan Ramadan, BMKG Jelaskan Penyebabnya
Namun, setidaknya ada lima fenomena besar yang bisa disaksikan masyarakat di sejumlah wilayah Indonesia.
Fenomena langit bulan ini
1. Kesejajaran Jupiter dan Saturnus
Konjungsi atau kesejajaran Jupiter dan Saturnus, pada bulan ini dikatakan Maruufin bisa dilihat setiap hari selama bulan Juni 2020.

Waktu yang paling baik untuk menyaksikannya adalah di pagi buuta menjelang fajar.
2. Gerhana Bulan Penumbra (GBP)
Pada tanggal 6 Juni nanti, Anda dapat menyaksikan Gerhana Bulan Penumbra (GBP) bersamaan dengan Bulan Purnama.
Untuk diketahui, gerhana bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya matahari oleh bumi sehingga tidak semuanya sampai ke bulan.

Foto atau wajah gerhana bulan penumbra Sabtu (11/1/2020) pukul 01.45 WIB(Komunitas Pecinta Langit Timor)
Sementara itu, gerhana bulan penumbra adalah peristiwa ketika bulan masuk ke wilayah penumbra bumi.
Penumbra merupakan bayangan kabur ketika terjadi gerhana.
Fenomena ini dapat disaksikan mulai pukul 00.46 WIB dan berakhir pukul 04.04 WIB.
"Dapat diamati dari seluruh Indonesia," kata Marufin kepada Kompas.com, Minggu (31/5/2020).
3. Titik balik matahari
Titik balik matahari atau summer solstice, adalah kondisi saat Matahari berkdudukan paling utara dalam gerak semu tahunannya.
Pada saat itu, Matahari secara berangsur-angsur bergerak semu ke selatan menuju ke arah khatulistiwa.
Diprediksikan terjadi pada tanggal 21 Juni 2020.

4. Gerhana Matahari Cincin (GMC)
Fenomena Gerhana Matahari Cincin (GMC) diprediksikan akan terjadi pada tanggal yang bersamaan dengan titik balik Matahari yaitu 21 Juni 2020.
GMC ini dapat melintasi wilayah Afrika dan Asia.
Sementara, di Indonesia hanya nampak sebagai gerhana sebagian yag terjadi pada sore hari menjelang Matahari terbenam.

Komet ini berperiode sangat panjang yaitu sekitar 8.900 tahun dan baru ditemukan pada Oktober 2019.
Komet ini akan melintasi perihelionya pada 18 Juni 2020. Diperkirakan menjelang 18 Juni tersebut, magnitudonya mencapai +5.
"Artinya mudah diilihat dengan teleskop kecil," ujar dia.

Ilustrasi komet
Fenomena Matahari diatas Kabah
Pada 27-28 Mei ada fenomena Istiwa' A'dham atau Rashdul Qiblah sebagai kesempatan yang tepat untuk umat Islam memperbaiki arah kiblat.
Ahli ilmu falak Dr. Muh Nashirudin, MA. M. Ag, mengatakan fenomena matahari di atas Kabah menjadi momentum tepat untuk memperkenalkan ilmu sains kepada masyarakat.
Fenomena ini disebut Istiwa' Adham atau Rashdul Qiblah.
Bagi dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, fenomena ini bisa membuat masyarakat melek terhadap keberadaan sains.
"Kita mulai melek ilmu falak atau astronomi, kita punya keilmuan terkait itu."
"Yang juga penting bahwasanya perhatian ibadah tidak hanya semata-mata ibadahnya saja. Sains terkait dengan ibadah itu juga penting," kata Nashirudin kepada Tribunnews, Kamis (28/5/2020).
Ia melanjutkan, adanya fenomena Istiwa' A'dham atau Rashdul Qiblah ini juga sebagai kesempatan yang tepat untuk umat Islam memperbaiki arah kiblat.
"Mayoritas umat Islam di Indonesia bermazhab syafi'i yang mana salat menghadap kiblat merupakan hal penting."
"Adanya fenomena ini, di mana matahari berada di atas Kabah kesempatan penting untuk kita mengecek kembali musala, masjid, atau tempat salat di rumah kita apakah sudah lurus dengan kiblat atau tidak," urainya.
Nashirudin menambahkan, fenomena matahari tepat di atas Kabah juga bisa dimanfaatkan sebagai momentum menyatukan umat Islam.
"Persatuan umat, sebagaimana menyatukan diri ke kiblat yang satu saat salat," urainya.
Apa penyebab dan kapan terjadi Istiwa Adham atau Rashdul Qiblah?
Nashirudin mengatakan matahari berada tepat di atas Kabah bukan fenomena alam yang langka.
Ia menjelaskan fenomena ini rutin terjadi setiap tahunnya.
"Bukan fenomena langka, tapi rutin terjadi, tiap tahun terjadi. Hari ini 27 dan besok 28 Mei."

"Terjadi lagi di bulan Juli 15 dan 16 Juli. Setiap tahun akan berulang, fenomena ini tiap tahun," ucapnya.
Nashirudin melanjutkan penjelasannya, fenomena Istiwa' A'dham atau Rashdul Qiblah terjadi akibat pergerakan bumi saat mengitari matahari.
Gerak ini disebut gerak semu matahari karena terlihat matahari yang bergerak jika dilihat dari atas permukaan bumi.
"Tapi bumi yang bergerak,"urainya.
Untuk kemarin dan hari ini, fenomena Istiwa' Adham atau Rashdul Qiblah terjadi pada pukul 16.18 WIB.
Nashirudin menambahkan, berbagai wilayah di berbagai belahan dunia dapat merasakan fenomena Istiwa' A'dham atau Rashdul Qiblah ini.
Selama memiliki durasi waktu siang hari sama dengan yang ada di wilayah Makkah, Arab Saudi.
"Misalnya wilayah Indonesia bagian barat dan tengah masih mungkin mengalami fenomena matahari di atas Ka'bah."
"Berbeda dengan bagian timur, matahari di bagian timur, ketika matahari di atas Ka'bah, di wilayah timur sudah tenggelam mataharinya."
"Jadi patokannya ya siang harinya sama dengan siang di Makkah," kata dia.
Dikutip dari Instagram @infobmkg, berikut Tribunnews sajikan cara mengecek arah kiblat dengan memanfaatkan fenomena matahari di atas ka'bah:
1. Sesuaikan jam yang digunakan dengan jam BMKG.
2. Pasang batang yang lurus secara tegak lurus pada permukaan yang datar. Pastikan batang tersebut menghasilkan bayang-bayang.
3. Tandai arah bayangan yang dihasilkan oleh batang lurus saat matahari tepat berada di atas Ka'bah pada pukul 16.18 WIB.
4. Arah kiblat mengarah dari ujung bayangan menuju batang yang disediakan.
5. Kondisi seperti ini akan terulang setiap tahunnya pada 27-28 dan 15-16 Juli.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fenomena Langit Juni 2020: Gerhana Matahari Cincin hingga Komet Lemmon" dan di Tribunnews.com dengan judul Fenomena Matahari di Atas Ka'bah, Ahli Falak Tegaskan Sains Terkait Ibadah Juga Penting