Virus Corona Jabodetabek
Gawat! Gara-gara Covid-19, Pendapatan Daerah Kota Depok Merosot hingga 25 Persen
Pendapatan daerah Kota Depok mengalami dampak drastis semenjak pandemi Covid-19 hinggap di Kota Belimbing ini.
Penulis: Vini Rizki Amelia |
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Vini Rizki Amelia
WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK - Pendapatan daerah Kota Depok mengalami dampak drastis semenjak pandemi Covid-19 hinggap di Kota Belimbing ini.
Hingga pertengahan tahun 2020, Badan Keuangan Daerah (BKD) Kota Depok mencatatkan adanya penurunan sebesar 25 persen dari pencapaian target yang diharapkan.
"Pendapatan turun sebesar 25 persen dari Rp 1,027 triliun yang kami targetkan di tahun ini," kata Kepala Badan Keuangan (BKD) Kota Depok Nina Suzana saat dihubungi wartawan, Senin (1/6/2020).
Penurunan pendapatan daerah, kata Nina, tidak hanya menyentuh pada sektor pajak saja.
Namun pendapatan bagi hasil dari Provinsi Jawa Barat (Jabar) maupun Pemerintah Pusat serta Dana Alokasi Umum (DAU) kuga ikut mengalami penurunan.
"Bagi hasil provinsi, Pemkot Depok belum dapat SK gubernurnya tapi kami memprediksi bisa sampai 20 sampai 30 persen (penurunannya),"
Kemudian DAU kami turun sampai 10 persen dan bagi hasil pusat juga turun 23 persen," paparnya.
Dengan anjloknya pendapatan tersebut, Nina menyebutkan pihaknya mencoba mencari solusi.
Salah satunya dengan melakukan refocusing dan relokasi anggaran di bagian Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta menghitung ulang target Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Pedagang Pasar Cisalak Depok Tak Keberatan Tutup Asalkan Tidak Berlama-lama
Pedagang Pasar Cisalak mengaku tak keberatan dengan adanya penutupan sementara pasar tradisional yang berlokasi di Kecamatan Cimanggis, Kota Depok ini.
Sriatun (56) tahun mengatakan, dirinya memaklumi apa yang dilakukan Pemerintaj Kota Depok dalam hal ini Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Depok yang menutup pasar selama dua hari yakni 31 Mei - 1 Juni 2020.
Menurut wanita yang telah berdagang selama 23 tahun ini, penutupan tersebut dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pedagang maupun pembeli di Pasar Cisalak.
"Penutupan kan dilakukan karena mau di semprot biar nggak kena corona (Covid-19), ya saya sih nggak masalah," paparnya saat ditemui Warta Kota di lapak dagangannya di Pasar Cisalak, Cimanggis, Depok, Senin (1/6/2020).
Meski mengaku penutupan tersebut turut memengaruhi pendapatannya, namun Sri yakin bahwa apa yang dilakukan Pemkot Depok sudah sesuai demi terbebasnya para pedagang maupun pengunjung pasar dari penularan Covid-19.
"Karena memang penutupan ini merata di seluruh pasar yang ada di Kota Depok, nggak cuma di sini saja," akunya.
• Dua Polwan Nyamar Jadi PSK, Ternyata Bongkar Kasus Perdagangan Perempuan di Warung Kopi
• Wartawan Reuters Kena Tembak Peluru Karet Polisi saat Liput Kerusuhan Kematiah George Floyd
• Cerita Lengkap 2 Anggota KKB Papua Reaktif Covid-19, Sempat Kabur Lompat Pagar Wisma lalu Diringkus
Terlebih, Sri mengatakan penutupan dilakukan lantaran dikabarkan telah ditemui empat orang yang positif Covid-19 setelah melalui tes Swab pada pertengahan Mei lalu.
"Kalau mengurangi pendapatan pasti tapi ya kalau cuma dua hari nggak masalah, kalau (penutupannya) seminggu tuh baru keberatan karena kelamaan," katanya.
Wanita yang berdagang bumbu dapur ini pun mengaku selama pandemi Covid-19 dirinya merugi lantaran sepi pembeli dibandingkan masa sebelum pandemi merebak di Indonesia khususnya di Kota Depok.
• Kabar Anggota KKB Papua Kembali ke NKRI Tanpa Paksaan Bikin Haru, Langsung Dapat Paket Sembako
"Ya hampir setengahnya lah (50 persen) pendapatannya berkurang," tuturnya.
Meski masih berjualan ditengah pandemi Covid-19, Sri menaruh rasa khawatir saat berjualan.
Namun menurutnya, kekhawatiran itu bisa diatasi dengan mengikuti anjuran dari pemerintah.
• Kebakaran Terjadi di Jembatan Merah, Ini Kata Wali Kota Bogor Bima Arya
"Khawatir pasti tapi ya waspada aja, pakai masker. Semua pedagang dan pembeli di sini juga sudah pakai masker, sesuai aturan," paparnya.
Sementara Wahyu (45) yang merupakan pedagang sayuran mengatakan, penutupan sementara tidak membuatnya khawatir pemasukannya sebagai pencari nafkah di pasar yang lokasinya dekat dengan Tol Cijago ini akan berkurang.
"Kalau saya sih ikutin aja aturannya bagaimana. Kalau memang harus tutup ya tutup, tapi kan tutupnya juga cuma sebentar, besok (2/6/2020) sudah boleh dagang lagi kan," katanya kepada Warta Kota di lokasi yang sama.
• Ini 20 Ucapan Selamat Hari Lahir Pancasila 1 Juni, Bisa Kirim ke WhatsApp, Facebook, Twitter, IG
Terkait adanya kabar pedagang yang positif terinfeksi Covid-19, Wahyu mengatakan dirinya tak merasa takut atau khawatir.
Sebab, bila tak dagang dirinya justru akan merugi walaupun risikonya cukup besar untuk tertular lantaran banyaknya orang yang ada di sekitar tempatnya berdagang.
"Namanya jualan ya tetap aja kita harus jualan, nyari duit. Terpenting sudah ikutin aturan, pakai masker, cuci tangan," akunya.
• Mayat Penuh Luka Mengambang di Pantai Tanjung Pasir Tangerang
Sementara dari sisi pembeli, Ningsih (40) yang ditemui disekitar lokasi Pasar Cisalak mengatakan dirinya tidak khawatir dengan adanya kabar pedagang yang positif Covid-19.
Menurutnya, dirinya mau tak mau harus ke pasar untuk memenuhi kebutuhan dapur rumahnya.
Pasar Cisalak dikatakan Ningsih menjadi pilihannya lantaran jarak rumahnya dengan pasar cukup dekat.
• Ada 158 Daerah versi LSI Denny JA Siap Jalankan New Normal, kok versi Pemerintah hanya 102 Daerah?
"Kalau ke pasar lain lumayan jauh, jadi ya ke sini, dan itu juga kan nggak setiap hari (ke pasar). Paling (kalau ke pasar) pakai masker, pulang dari pasar langsung mandi," tuturnya.
Pasar Cisalak Depok Ditutup 2 Hari, Minggu-Senin, Setelah Ditemukan Tiga Orang Positif Covid-19
Pascatemuan adanya tiga orang yang positif terinfeksi Covid-19 di pasar trdisional Cisalak, Kota Depok, Jawa Barat, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok memutuskan menutup sementara pasar yang terletak di Cimanggis tersebut.
Dalam surat edaran yang dikeluarkan Gugus Tugas PP Covid-19 kepada Camat Cimanggis bernomor 802/85/GT/2020 menyebutkan, hasil positif tersebut didapat setelah dilakukannya test swab di Pasar Cisalak pada tanggal 16 Mei 2020.
"Kami ingin memaksimalkan pencegahan penyebaran Covid-19 dengan penutupan sementara dan sterilisasi (penyemprotan disinfektan) selama dua hari yakni 31 Mei - 1 Juni," tulis surat edaran yang ditandatangani oleh Ketua Harian Gugus Tugas PP Covid-19 Kota Depok tertanggal Jumat (29/5/2020).
Sterilisasi atau penyemprotan yang dilakukan berlangsung di dalam Pasar Cisalak serta di lingkungan Pasar Cisalak termasuk di Jalan Koja.
• Ini Alasan PKL Tanah Abang Kembali Berjualan di Trotoar Jalan, Kalau di Rumah Terus Makan Apa?
"Untuk itu kami meminta saudara melakukan sosialisasi atau menginformasikan secara berkeliling dengan menggunakan pengeras suara di lingkungan," tulis surat edaran tersebut.
Berdasarkan informasi yang diperoleh WartaKotalive.com, Sabtu (30/5/2020), Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Depok, Jawa Barat, menutup sementara Pasar Tradisional Cisalak yang terletak di Jalan Raya Bogor Km 31, Cimanggis, Depok.
Pasar Cisalak tutup dua hari, Minggu sampai dengan Senin, 31 Mei - 1 Juni, untuk proses disinfektan atau sterilisasi setelah ditemukan tiga kasus positif Covid-19 di pasar ini.
Pemkot Depok Gelar Rapid Test Massal
• Masa Kerja dari Rumah ASN Kota Depok Kembali Diperpanjang Hingga 4 Juni
• UPDATE 30 Mei 2020: 7 Kelurahan di Kota Depok Nihil Kasus Baru Covid-19, 3 Diantaranya Bersih Total
Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok terus melakukan penyisiran warganya yang terindikasi Covid-19 dengan melakukan Rapid Test massal di sejumlah area.
Dari hasil Rapid Test yang telah dimulai di tujuh pasar Kota Depok sejak Sabtu (16/5/2020) lalu, hingga kini Pemkot Depok berhasil melakukan test kepada 1.329 orang.
Untuk pelaksanaannya di sejumlah pasar, Pemkot Depok telah melakukan tes tersebut di Pasar Tugu, Pasar Pucung, Pasar Sukatani, Pasar Kemirimuka, Pasar Depok Jaya, Pasar Musi, Pasar Cisalak, swalayan Tiptop, Giant Cimanggis.
Sedangkan Selasa (19/5/2020) kemarin, Pemkot Depok kembali melakukan Rapid Test di tempat umum yakni disejumlah stasiun kereta seperti Stasiun Citayam dan Stasiun Depok Baru.
• Pemprov DKI Jajaki Pembukaan Kembali Rumah Ibadah
"Dengan jumlah sasaran terjaring 1.329
orang, reaktif 29 orang (2,18 persen) dan non reaktif 1300 orang (97,82 persen)," papar Wali Kota Depok Mohammad Idris dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Rabu (20/5/2020).
Sebelumnya, guna menekan angka penyebaran Covid-19, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menggelar Rapid Test di berbagai tempat umum di Kota Depok yang dilaksanakan pada Sabtu (16/5/2020).
Diantaranya di enam pasar tradisional dan juga dua rotel moderen, sedangkan satu pasar yakni Pasar Cisalak dilakukan Swab terhadap para pedagang dan pengunjung pasar.
"Dalam upaya penjaringan kasus secara masif, maka kami terus melakukan pemeriksaan rapid test di TTU dan tempat-tempat yang diidentifikasi berpotensi menjadi lokasip penularan" kata Wali Kota Depok, Mohammad Idris dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Minggu (17/5/2020).
• LSI Denny JA Sarankan Daerah Lain Contoh Kesuksesan Bali Tanggulangi Covid-19
Idris memaparkan, total warga Depok yang mengikuti Rapid Test sebanyak 990 orang yang diantaranya adalah pedagang, pengunjung, maupun petugas pasar harian seperti penjaga keamanan dan petugas kebersihan pasar (pesapon)
Pelaksanaan Rapid Test yakni di Pasar Tugu, Pasar Kemiri Muka, Pasar Sukatani, Pasar Depok Jaya, Pasar Pucung, Pasar Musi.
Sementara untuk ritel atau swalayan dilakukan di Giant Cimanggis dan Tip Top.
Dari 585 sampel di pasar tradisional terdapat 3 orang reaktif.
Sedangkan di dua toko modern, dari 405 sampel terdapat 20 orang reaktif.
Dengan demikian dari total sampel 990 di tempat-tempat umum, reaktif 23 orang.
"Selanjutnya hasil rapid test reaktif atau positif, akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan Swab PCR di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Depok," tuturnya.
• Kembali Berdagang Setelah Lebaran, PKL Pasar Tanah Abang: Kalau Tutup Terus Mau Makan Apa?
7 Kelurahan di Kota Depok Nihil Kasus Baru Covid, 3 di Antaranya Bersih Total
Penanganan pandemi Covid-19 di Kota Depok perlahan mulai membuahkan hasil.
Hal ini terlihat dari pemaparan Wali Kota Depok Mohammad Idris terhadap perkembangan yang terjadi di tujuh kelurahan di Kota Depok.
Idris mengatakan, ketujuh kelurahan tersebut telah didapati nol atau nihil kasus positif Covid-19 terhadap warganya.
• UPDATE Kasus Covid-19 di Kota Depok 30 Mei 2020: Jumlah Pasien Sembuh Tembus 40 Persen
"Ada 7 kelurahan yang seluruh kasus terkonfirmasi positif Covid-19 telah sembuh."
"Sehingga saat ini nol kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di 7 kelurahan ini," kata Idris dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Sabtu (29/5/2020).
Dari tujuh kelurahan itu, Idris mengatakan ada tiga kelurahan yang benar-benar bebas dari Covid-19.
• Juru Bicara Luhut Panjaitan: Jika 500 TKA Asal Cina Tidak Datang, Pekerja Lokal Takkan Bisa Bekerja
Atau kata lainnya, tidak ada lagi warga atau kasus, baik yang positif, Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam Pemantauan (ODP), dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Sementara, empat kelurahan lain sudah tidak ada kasus terkonfirmasi positif, namun masih ada OTG, ODP, dan PDP.
"Kami akan terus melakukan observasi beberapa hari ke depan."
• UPDATE 30 Mei 2020: Berkurang 66 Orang, RS Wisma Atlet Rawat 619 Pasien Positif Covid-19
"Mudah-mudahan ini bisa dipertahankan dan yang lain pun mengikuti," paparnya.
Dalam pemaparannya, Idris mengakui adanya sebaran kasus di seluruh kecamatan di Kota Depok, baik kasus terkonfirmasi positif, OTG, ODP, dan PDP.
Akan tetapi, Idris menekankan adanya tren perbaikan kasus yang signifikan.
• UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 30 Mei 2020: 7.015 Pasien Sembuh, 25.773 Positif, 1.573 Wafat
"Saat penambahan kasus itu lebih banyak dari sumber tindak lanjut Swab PCR dari rapid test di beberapa lokasi," akunya.
Sementara, setiap harinya, jumlah pasien positif Covid-19 di Kota Depok yang dinyatakan sembuh terus bertambah dan meninggalkan angka kasus baru.
Pada Sabtu (30/5/2020) sore, jumlah pasien yang sembuh bertambah 11 orang, dan yang dinyatakan positif atau kasus baru bertambah 3 orang.
Pasien yang meninggal akibat Covid-19 tidak mengalami penambahan sejak Kamis (28/5/2020).
• Juru Bicara Luhut Panjaitan: Jika 500 TKA Asal Cina Tidak Datang, Pekerja Lokal Takkan Bisa Bekerja
Dari data tersebut memunculkan fakta tingkat kesembuhan Covid-19 terus meninggi dan menyentuh 40,6 persen dari seluruh kasus konfirmasi yang ada di Kota Depok.
"Kasus konfirmasi positif 554 orang, sembuh 225 orang, dan meninggal 30 orang," papar Wali Kota Depok Mohammad Idris dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Sabtu (30/5/2020).
Sayangnya, kasus dalam kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) juga memgalami lonjakan sebanyak 39 menjadi 1.820 orang.
• UPDATE 30 Mei 2020: Berkurang 66 Orang, RS Wisma Atlet Rawat 619 Pasien Positif Covid-19
Rinciannya, 1.116 orang dinyatakan telah selesai dipantau, dan 704 orang lainnya masih terus dilakukan pemantauan.
Sedangkan Orang Dalam Pemantauan (ODP) mengalami penambahan 1 orang dengan hari sebelumnya menjadi 3.734 orang.
Rinciannya, 2.748 dinyatakan selesai dipantau, dan 986 orang lainnya masih dalam pemantauan.
• UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 30 Mei 2020: 7.015 Pasien Sembuh, 25.773 Positif, 1.573 Wafat
Sementara, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tetap berada diangka yang sama, yakni 1.429, dengan rincian 972 orang dinyatakan selesai diawasi, dan 457 orang masih dalam pengawasan.
"Untuk OTG yang selesai pemantauan hari ini pun bertambah 52 orang, dan ODP 114 orang."
"Sedangkan untuk PDP yang selesai pengawasan bertambah 50 orang," ucap Idris.
• Jelang Pembukaan Kembali Rumah Ibadah, Pemprov DKI Koordinasi dengan Majelis Tinggi Agama
Penambahan juga terjadi pada PDP yang meninggal dunia sebanyak 2 orang, dibandingkan hari sebelumnya.
"Untuk PDP yang meninggal saat ini berjumlah 83 orang."
"Status PDP tersebut merupakan pasien yang belum bisa dinyatakan positif atau negatif, karena harus menunggu hasil PCR," tuturnya.
• RISET LSI Denny JA: Masyarakat di 158 Wilayah Ini Bisa Bekerja Lagi Secara Bertahap Mulai 5 Juni
Idris mengatakan, nantinya hasil PCR tersebut hanya dikeluarkan oleh Public Health Emergency Operating Center (PHEOC) Kementerian Kesehatan.
Sementara, jumlah pasien Virus Corona (COVID-19) di Indonesia bertambah 557 orang, per Sabtu (30/5/2020).
"Sehingga total ada 25.773 kasus positif," ujar Juru bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (COVID-19) Achmad Yurianto, Sabtu (30/5/2020).
• Menteri Agama Terbitkan Surat Edaran Panduan Ibadat di Rumah Ibadah, Ini 11 Kewajiban yang Diatur
Sementara, jumlah pasien sembuh bertambah 523 orang, sehingga total pasien sembuh ada 7.015 orang.
Sedangkan pasien yang meninggal bertambah 53 orang, sehingga total ada 1.573 pasien Covid-19 yang meninggal.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 29 Mei 2020, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 7,128 (28.3%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 4,414 (17.5%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 2,211 (8.8%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 1,468 (5.8%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 1,350 (5.4%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 953 (3.8%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 893 (3.5%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 845 (3.4%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 640 (2.5%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 590 (2.3%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 541 (2.1%)
BALI
Jumlah Kasus: 443 (1.8%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 400 (1.6%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 367 (1.5%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 306 (1.2%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 285 (1.1%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 241 (1.0%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 230 (0.9%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 215 (0.9%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 184 (0.7%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 178 (0.7%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 165 (0.7%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 158 (0.6%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 139 (0.6%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 131 (0.5%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 126 (0.5%)
RIAU
Jumlah Kasus: 117 (0.5%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 97 (0.4%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 90 (0.4%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 88 (0.3%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 72 (0.3%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 68 (0.3%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 42 (0.2%)
ACEH
Jumlah Kasus: 20 (0.1%). (*)
