Virus Corona Jabodetabek

Gawat! Gara-gara Covid-19, Pendapatan Daerah Kota Depok Merosot hingga 25 Persen

Pendapatan daerah Kota Depok mengalami dampak drastis semenjak pandemi Covid-19 hinggap di Kota Belimbing ini.

Penulis: Vini Rizki Amelia |
Istimewa
ILUSTRASI Pendapatan Asli Daerah (PAD) alami grafik penurunan 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Vini Rizki Amelia

WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK - Pendapatan daerah Kota Depok mengalami dampak drastis semenjak pandemi Covid-19 hinggap di Kota Belimbing ini.

Hingga pertengahan tahun 2020, Badan Keuangan Daerah (BKD) Kota Depok mencatatkan adanya penurunan sebesar 25 persen dari pencapaian target yang diharapkan.

"Pendapatan turun sebesar 25 persen dari Rp 1,027 triliun yang kami targetkan di tahun ini," kata Kepala Badan Keuangan (BKD) Kota Depok Nina Suzana saat dihubungi wartawan, Senin (1/6/2020).

Pemerintah Kota Depok bersama Badan Pertanahan Nasional menyerahkan Sertifikat Tanah Aset Pemerintah Kota kepada Kepala Badan Keuangan Daerah Kota Depok, Nina Suzana serta Sertifikat Tanah Wakaf kepada 8 warga Kota Depok di Lapangan Apel Balai Kota, Depok, Senin (14/10/2019).
Pemerintah Kota Depok bersama Badan Pertanahan Nasional menyerahkan Sertifikat Tanah Aset Pemerintah Kota kepada Kepala Badan Keuangan Daerah Kota Depok, Nina Suzana serta Sertifikat Tanah Wakaf kepada 8 warga Kota Depok di Lapangan Apel Balai Kota, Depok, Senin (14/10/2019). (Warta Kota/Vini Rizki Amelia)

Penurunan pendapatan daerah, kata Nina, tidak hanya menyentuh pada sektor pajak saja.

Namun pendapatan bagi hasil dari Provinsi Jawa Barat (Jabar) maupun Pemerintah Pusat serta Dana Alokasi Umum (DAU) kuga ikut mengalami penurunan.

"Bagi hasil provinsi, Pemkot Depok belum dapat SK gubernurnya tapi kami memprediksi bisa sampai 20 sampai 30 persen (penurunannya),"

Kemudian DAU kami turun sampai 10 persen dan bagi hasil pusat juga turun 23 persen," paparnya.

Dengan anjloknya pendapatan tersebut, Nina menyebutkan pihaknya mencoba mencari solusi.

Salah satunya dengan melakukan refocusing dan relokasi anggaran di bagian Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta menghitung ulang target Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Pedagang Pasar Cisalak Depok Tak Keberatan Tutup Asalkan Tidak Berlama-lama

Pedagang Pasar Cisalak mengaku tak keberatan dengan adanya penutupan sementara pasar tradisional yang berlokasi di Kecamatan Cimanggis, Kota Depok ini.

Sriatun (56) tahun mengatakan, dirinya memaklumi apa yang dilakukan Pemerintaj Kota Depok dalam hal ini Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Depok yang menutup pasar selama dua hari yakni 31 Mei - 1 Juni 2020.

Menurut wanita yang telah berdagang selama 23 tahun ini, penutupan tersebut dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pedagang maupun pembeli di Pasar Cisalak.

"Penutupan kan dilakukan karena mau di semprot biar nggak kena corona (Covid-19), ya saya sih nggak masalah," paparnya saat ditemui Warta Kota di lapak dagangannya di Pasar Cisalak, Cimanggis, Depok, Senin (1/6/2020).

Meski mengaku penutupan tersebut turut memengaruhi pendapatannya, namun Sri yakin bahwa apa yang dilakukan Pemkot Depok sudah sesuai demi terbebasnya para pedagang maupun pengunjung pasar dari penularan Covid-19.

"Karena memang penutupan ini merata di seluruh pasar yang ada di Kota Depok, nggak cuma di sini saja," akunya.

 Dua Polwan Nyamar Jadi PSK, Ternyata Bongkar Kasus Perdagangan Perempuan di Warung Kopi

 Wartawan Reuters Kena Tembak Peluru Karet Polisi saat Liput Kerusuhan Kematiah George Floyd

 Cerita Lengkap 2 Anggota KKB Papua Reaktif Covid-19, Sempat Kabur Lompat Pagar Wisma lalu Diringkus

Terlebih, Sri mengatakan penutupan dilakukan lantaran dikabarkan telah ditemui empat orang yang positif Covid-19 setelah melalui tes Swab pada pertengahan Mei lalu.

"Kalau mengurangi pendapatan pasti tapi ya kalau cuma dua hari nggak masalah, kalau (penutupannya) seminggu tuh baru keberatan karena kelamaan," katanya.

Wanita yang berdagang bumbu dapur ini pun mengaku selama pandemi Covid-19 dirinya merugi lantaran sepi pembeli dibandingkan masa sebelum pandemi merebak di Indonesia khususnya di Kota Depok.

 Kabar Anggota KKB Papua Kembali ke NKRI Tanpa Paksaan Bikin Haru, Langsung Dapat Paket Sembako

"Ya hampir setengahnya lah (50 persen) pendapatannya berkurang," tuturnya.

Meski masih berjualan ditengah pandemi Covid-19, Sri menaruh rasa khawatir saat berjualan.

Namun menurutnya, kekhawatiran itu bisa diatasi dengan mengikuti anjuran dari pemerintah.

 Kebakaran Terjadi di Jembatan Merah, Ini Kata Wali Kota Bogor Bima Arya

"Khawatir pasti tapi ya waspada aja, pakai masker. Semua pedagang dan pembeli di sini juga sudah pakai masker, sesuai aturan," paparnya.

Sementara Wahyu (45) yang merupakan pedagang sayuran mengatakan, penutupan sementara tidak membuatnya khawatir pemasukannya sebagai pencari nafkah di pasar yang lokasinya dekat dengan Tol Cijago ini akan berkurang.

"Kalau saya sih ikutin aja aturannya bagaimana. Kalau memang harus tutup ya tutup, tapi kan tutupnya juga cuma sebentar, besok (2/6/2020) sudah boleh dagang lagi kan," katanya kepada Warta Kota di lokasi yang sama.

 Ini 20 Ucapan Selamat Hari Lahir Pancasila 1 Juni, Bisa Kirim ke WhatsApp, Facebook, Twitter, IG

Terkait adanya kabar pedagang yang positif terinfeksi Covid-19, Wahyu mengatakan dirinya tak merasa takut atau khawatir.

Sebab, bila tak dagang dirinya justru akan merugi walaupun risikonya cukup besar untuk tertular lantaran banyaknya orang yang ada di sekitar tempatnya berdagang.

"Namanya jualan ya tetap aja kita harus jualan, nyari duit. Terpenting sudah ikutin aturan, pakai masker, cuci tangan," akunya.

 Mayat Penuh Luka Mengambang di Pantai Tanjung Pasir Tangerang

Sementara dari sisi pembeli, Ningsih (40) yang ditemui disekitar lokasi Pasar Cisalak mengatakan dirinya tidak khawatir dengan adanya kabar pedagang yang positif Covid-19.

Menurutnya, dirinya mau tak mau harus ke pasar untuk memenuhi kebutuhan dapur rumahnya.

Pasar Cisalak dikatakan Ningsih menjadi pilihannya lantaran jarak rumahnya dengan pasar cukup dekat.

 Ada 158 Daerah versi LSI Denny JA Siap Jalankan New Normal, kok versi Pemerintah hanya 102 Daerah?

"Kalau ke pasar lain lumayan jauh, jadi ya ke sini, dan itu juga kan nggak setiap hari (ke pasar). Paling (kalau ke pasar) pakai masker, pulang dari pasar langsung mandi," tuturnya.

Pasar Cisalak Depok Ditutup 2 Hari, Minggu-Senin, Setelah Ditemukan Tiga Orang Positif Covid-19

Pascatemuan adanya tiga orang yang positif terinfeksi Covid-19 di pasar trdisional Cisalak, Kota Depok, Jawa Barat, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok memutuskan menutup sementara pasar yang terletak di Cimanggis tersebut.

Dalam surat edaran yang dikeluarkan Gugus Tugas PP Covid-19 kepada Camat Cimanggis bernomor 802/85/GT/2020 menyebutkan, hasil positif tersebut didapat setelah dilakukannya test swab di Pasar Cisalak pada tanggal 16 Mei 2020.

"Kami ingin memaksimalkan pencegahan penyebaran Covid-19 dengan penutupan sementara dan sterilisasi (penyemprotan disinfektan) selama dua hari yakni 31 Mei - 1 Juni," tulis surat edaran yang ditandatangani oleh Ketua Harian Gugus Tugas PP Covid-19 Kota Depok tertanggal Jumat (29/5/2020).

Sterilisasi atau penyemprotan yang dilakukan berlangsung di dalam Pasar Cisalak serta di lingkungan Pasar Cisalak termasuk di Jalan Koja.

Pengumuman mengenai penutupan sementara Pasar Tradisional Cisalak, Cimangging, Kota Depok, Jawa Barat selama dua hari, Minggu s/d Senin (31 Mei sampai dengan 1 Juni). Pasar tutup sementara untuk proses disinfektan atas penemuan tiga kasus positif Corona di pasar itu.
Pengumuman mengenai penutupan sementara Pasar Tradisional Cisalak, Cimangging, Kota Depok, Jawa Barat selama dua hari, Minggu s/d Senin (31 Mei sampai dengan 1 Juni). Pasar tutup sementara untuk proses disinfektan atas penemuan tiga kasus positif Corona di pasar itu. (Hand-over)

 Ini Alasan PKL Tanah Abang Kembali Berjualan di Trotoar Jalan, Kalau di Rumah Terus Makan Apa?

"Untuk itu kami meminta saudara melakukan sosialisasi atau menginformasikan secara berkeliling dengan menggunakan pengeras suara di lingkungan," tulis surat edaran tersebut.

Berdasarkan informasi yang diperoleh WartaKotalive.com, Sabtu (30/5/2020), Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Depok, Jawa Barat, menutup sementara Pasar Tradisional Cisalak yang terletak di Jalan Raya Bogor Km 31, Cimanggis, Depok.

Pasar Cisalak tutup dua hari, Minggu sampai dengan Senin, 31 Mei - 1 Juni, untuk proses disinfektan atau sterilisasi setelah ditemukan tiga kasus positif Covid-19 di pasar ini.

Pemkot Depok Gelar Rapid Test Massal

 Masa Kerja dari Rumah ASN Kota Depok Kembali Diperpanjang Hingga 4 Juni

 UPDATE 30 Mei 2020: 7 Kelurahan di Kota Depok Nihil Kasus Baru Covid-19, 3 Diantaranya Bersih Total

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok terus melakukan penyisiran warganya yang terindikasi Covid-19 dengan melakukan Rapid Test massal di sejumlah area.

Dari hasil Rapid Test yang telah dimulai di tujuh pasar Kota Depok sejak Sabtu (16/5/2020) lalu, hingga kini Pemkot Depok berhasil melakukan test kepada 1.329 orang.

Untuk pelaksanaannya di sejumlah pasar, Pemkot Depok telah melakukan tes tersebut di Pasar Tugu, Pasar Pucung, Pasar Sukatani, Pasar Kemirimuka, Pasar Depok Jaya, Pasar Musi, Pasar Cisalak, swalayan Tiptop, Giant Cimanggis.

Sedangkan Selasa (19/5/2020) kemarin, Pemkot Depok kembali melakukan Rapid Test di tempat umum yakni disejumlah stasiun kereta seperti Stasiun Citayam dan Stasiun Depok Baru.

 Pemprov DKI Jajaki Pembukaan Kembali Rumah Ibadah

"Dengan jumlah sasaran terjaring 1.329 
orang, reaktif 29 orang (2,18 persen) dan non reaktif 1300 orang (97,82 persen)," papar Wali Kota Depok Mohammad Idris dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Rabu (20/5/2020).

Sebelumnya, guna menekan angka penyebaran Covid-19, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menggelar Rapid Test di berbagai tempat umum di Kota Depok yang dilaksanakan pada Sabtu (16/5/2020).

Diantaranya di enam pasar tradisional dan juga dua rotel moderen, sedangkan satu pasar yakni Pasar Cisalak dilakukan Swab terhadap para pedagang dan pengunjung pasar.

"Dalam upaya penjaringan kasus secara masif, maka kami terus melakukan pemeriksaan rapid test di TTU dan tempat-tempat yang diidentifikasi berpotensi menjadi lokasip penularan" kata Wali Kota Depok, Mohammad Idris dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Minggu (17/5/2020).

 LSI Denny JA Sarankan Daerah Lain Contoh Kesuksesan Bali Tanggulangi Covid-19

Idris memaparkan, total warga Depok yang mengikuti Rapid Test sebanyak 990 orang yang diantaranya adalah pedagang, pengunjung, maupun petugas pasar harian seperti penjaga keamanan dan petugas kebersihan pasar (pesapon)

Pelaksanaan Rapid Test yakni di Pasar Tugu, Pasar Kemiri Muka, Pasar Sukatani, Pasar Depok Jaya, Pasar Pucung, Pasar Musi. 

Sementara untuk ritel atau swalayan dilakukan di Giant Cimanggis dan Tip Top. 

Dari 585 sampel di pasar tradisional terdapat 3 orang reaktif. 

Sedangkan di dua toko modern, dari 405 sampel terdapat 20 orang reaktif. 

Dengan demikian dari total sampel 990 di tempat-tempat umum, reaktif 23 orang.

 "Selanjutnya hasil rapid test reaktif atau positif, akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan Swab PCR di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Depok," tuturnya.

 Kembali Berdagang Setelah Lebaran, PKL Pasar Tanah Abang: Kalau Tutup Terus Mau Makan Apa?

 

7 Kelurahan di Kota Depok Nihil Kasus Baru Covid, 3 di Antaranya Bersih Total

Penanganan pandemi Covid-19 di Kota Depok perlahan mulai membuahkan hasil.

Hal ini terlihat dari pemaparan Wali Kota Depok Mohammad Idris terhadap perkembangan yang terjadi di tujuh kelurahan di Kota Depok.

Idris mengatakan, ketujuh kelurahan tersebut telah didapati nol atau nihil kasus positif Covid-19 terhadap warganya.

 UPDATE Kasus Covid-19 di Kota Depok 30 Mei 2020: Jumlah Pasien Sembuh Tembus 40 Persen

"Ada 7 kelurahan yang seluruh kasus terkonfirmasi positif Covid-19 telah sembuh."

"Sehingga saat ini nol kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di 7 kelurahan ini," kata Idris dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Sabtu (29/5/2020).

Dari tujuh kelurahan itu, Idris mengatakan ada tiga kelurahan yang benar-benar bebas dari Covid-19.

 Juru Bicara Luhut Panjaitan: Jika 500 TKA Asal Cina Tidak Datang, Pekerja Lokal Takkan Bisa Bekerja

Atau kata lainnya, tidak ada lagi warga atau kasus, baik yang positif, Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam Pemantauan (ODP), dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

Sementara, empat kelurahan lain sudah tidak ada kasus terkonfirmasi positif, namun masih ada OTG, ODP, dan PDP.

"Kami akan terus melakukan observasi beberapa hari ke depan."

 UPDATE 30 Mei 2020: Berkurang 66 Orang, RS Wisma Atlet Rawat 619 Pasien Positif Covid-19

"Mudah-mudahan ini bisa dipertahankan dan yang lain pun mengikuti," paparnya.

Dalam pemaparannya, Idris mengakui adanya sebaran kasus di seluruh kecamatan di Kota Depok, baik kasus terkonfirmasi positif, OTG, ODP, dan PDP.

Akan tetapi, Idris menekankan adanya tren perbaikan kasus yang signifikan.

 UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 30 Mei 2020: 7.015 Pasien Sembuh, 25.773 Positif, 1.573 Wafat

"Saat penambahan kasus itu lebih banyak dari sumber tindak lanjut Swab PCR dari rapid test di beberapa lokasi," akunya.

Sementara, setiap harinya, jumlah pasien positif Covid-19 di Kota Depok yang dinyatakan sembuh terus bertambah dan meninggalkan angka kasus baru.

Pada Sabtu (30/5/2020) sore, jumlah pasien yang sembuh bertambah 11 orang, dan yang dinyatakan positif atau kasus baru bertambah 3 orang.

Pasien yang meninggal akibat Covid-19 tidak mengalami penambahan sejak Kamis (28/5/2020).

 Juru Bicara Luhut Panjaitan: Jika 500 TKA Asal Cina Tidak Datang, Pekerja Lokal Takkan Bisa Bekerja

Dari data tersebut memunculkan fakta tingkat kesembuhan Covid-19 terus meninggi dan menyentuh 40,6 persen dari seluruh kasus konfirmasi yang ada di Kota Depok.

"Kasus konfirmasi positif 554 orang, sembuh 225 orang, dan meninggal 30 orang," papar Wali Kota Depok Mohammad Idris dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Sabtu (30/5/2020).

Sayangnya, kasus dalam kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) juga memgalami lonjakan sebanyak 39 menjadi 1.820 orang.

 UPDATE 30 Mei 2020: Berkurang 66 Orang, RS Wisma Atlet Rawat 619 Pasien Positif Covid-19

Rinciannya, 1.116 orang dinyatakan telah selesai dipantau, dan 704 orang lainnya masih terus dilakukan pemantauan.

Sedangkan Orang Dalam Pemantauan (ODP) mengalami penambahan 1 orang dengan hari sebelumnya menjadi 3.734 orang.

Rinciannya, 2.748 dinyatakan selesai dipantau, dan 986 orang lainnya masih dalam pemantauan.

 UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 30 Mei 2020: 7.015 Pasien Sembuh, 25.773 Positif, 1.573 Wafat

Sementara, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tetap berada diangka yang sama, yakni 1.429, dengan rincian 972 orang dinyatakan selesai diawasi, dan 457 orang masih dalam pengawasan.

"Untuk OTG yang selesai pemantauan hari ini pun bertambah 52 orang, dan ODP 114 orang."

"Sedangkan untuk PDP yang selesai pengawasan bertambah 50 orang," ucap Idris.

 Jelang Pembukaan Kembali Rumah Ibadah, Pemprov DKI Koordinasi dengan Majelis Tinggi Agama

Penambahan juga terjadi pada PDP yang meninggal dunia sebanyak 2 orang, dibandingkan hari sebelumnya.

"Untuk PDP yang meninggal saat ini berjumlah 83 orang."

"Status PDP tersebut merupakan pasien yang belum bisa dinyatakan positif atau negatif, karena harus menunggu hasil PCR," tuturnya.

 RISET LSI Denny JA: Masyarakat di 158 Wilayah Ini Bisa Bekerja Lagi Secara Bertahap Mulai 5 Juni

Idris mengatakan, nantinya hasil PCR tersebut hanya dikeluarkan oleh Public Health Emergency Operating Center (PHEOC) Kementerian Kesehatan.

Sementara, jumlah pasien Virus Corona (COVID-19) di Indonesia bertambah 557 orang, per Sabtu (30/5/2020).

"Sehingga total ada 25.773 kasus positif," ujar Juru bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (COVID-19) Achmad Yurianto, Sabtu (30/5/2020).

 Menteri Agama Terbitkan Surat Edaran Panduan Ibadat di Rumah Ibadah, Ini 11 Kewajiban yang Diatur

Sementara, jumlah pasien sembuh bertambah 523 orang, sehingga total pasien sembuh ada 7.015 orang.

Sedangkan pasien yang meninggal bertambah 53 orang, sehingga total ada 1.573 pasien Covid-19 yang meninggal.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 29 Mei 2020, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 7,128 (28.3%)

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 4,414 (17.5%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 2,211 (8.8%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 1,468 (5.8%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 1,350 (5.4%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 953 (3.8%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 893 (3.5%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 845 (3.4%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 640 (2.5%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 590 (2.3%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 541 (2.1%)

BALI

Jumlah Kasus: 443 (1.8%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 400 (1.6%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 367 (1.5%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 306 (1.2%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 285 (1.1%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 241 (1.0%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 230 (0.9%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 215 (0.9%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 184 (0.7%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 178 (0.7%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 165 (0.7%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 158 (0.6%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 139 (0.6%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 131 (0.5%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 126 (0.5%)

RIAU

Jumlah Kasus: 117 (0.5%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 97 (0.4%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 90 (0.4%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 88 (0.3%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 72 (0.3%)

GORONTALO

Jumlah Kasus: 68 (0.3%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 42 (0.2%)

ACEH

Jumlah Kasus: 20 (0.1%). (*)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved