Kerusuhan di AS

Ini Deretan Kasus Polisi Pembunuh George Floyd, Telah Dipecat namun Publik Tak Puas, Kepung Rumahnya

Dari empat pelaku pembunuhan pria kulit hitam George Floyd di Minneapolis, Amerika Serikat (AS), dua di antaranya adalah polisi bermasalah.

DAVID HIMBERT/HANS LUCAS via REUTERS
Tangkapan layar yang menampilkan wajah Derek Chauvin saat menginjak leher George Floyd dengan lututnya, pada Rabu (27/5/2020) di Minneapolis, Amerika Serikat. Chauvin dikenal sebagai polisi bermasalah, yang sudah 10 kali menjadi subyek pengaduan. 

WARTAKOTALIVE.COM, MINNEAPOLIS -- Polisi yang membunuh George Floyd ternyata polisi bermasalah. Mereka telah dipecat, namun publik tak puas dengan menggeruduk rumahnya.  

Dari empat pelaku pembunuhan pria kulit hitam George Floyd di Minneapolis, Amerika Serikat (AS), dua di antaranya adalah polisi bermasalah.

Keempat polisi itu, termasuk Derek Chauvin yang terlihat menginjak leher Floyd dengan lututnya, dipecat dari Kepolisian Minneapolis usai kematian korban.

Kematian George Floyd Picu Kerusuhan Massal, Donald Trump Kerahkan Pasukan Pengawal Nasional

Polisi yang Diduga Injak Leher George Floyd Sampai Meninggal Kini Dipecat, Agnes Mo Ikut Bereaksi

Hingga berita ini diunggah, otoritas negara AS dan FBI sedang menyelidiki kasus ini, tetapi belum ada tuntutan yang diajukan terhadap para pelaku.

Dilansir dari Insider, ini bukan pertama kalinya Chauvin (44) terlibat dalam insiden kekerasan, selama 19 tahun kariernya di Departemen Kepolisian Minneapolis.

George Floyd korban kekerasan polisi di AS yang menimbulkan gelombang protes rasisme
George Floyd korban kekerasan polisi di AS yang menimbulkan gelombang protes rasisme (instagram)

Sebelumnya, ia sempat terlibat insiden-insiden kekerasan lainnya, termasuk tiga penembakan oleh polisi.

Pria Telanjang Dada Lari Keluar Hotel, Ternyata karena Pasangannya Waria Bukan Wanita Sesuai Harapan

Ia juga telah diadukan 10 kali ke Otoritas Tinjauan Sipil Kota dan Kantor Perilaku Polisi.

Pelaku lainnya bernama Tou Thao memiliki catatan insiden serupa. Ia pernah digugat di pengadilan pada 2017.

Deretan kasus Chauvin

Chauvin diketahui banyak terlibat dalam kasus kematian dan penembakan sebelumnya, serta telah menjadi subyek dari beberapa keluhan.

Liga Spanyol Resmi Bergulir Kembali 11 Juni, Dibuka Derbi Sevilla Vs Real Betis, Ini Jadwalnya

Pada 2006 ia termasuk di antara enam polisi yang menangani kasus penikaman, menurut laporan kelompok aktivis Minnesota Communities United Against Police Brutality tahun 2016.

Laporan itu menyebutkan, Wayne Reyes yang dicurigai menikam pacar dan seorang temannya, dicegat di kendaraannya oleh keenam polisi itu.

Mereka lalu menembaknya dan ia tewas seketika. Polisi berdalih, itu dilakukan karena Reyes mengarahkan senapan ke arah mereka.

 Kemudian dua tahun berselang, tepat setelah jam 2 dini hari Chauvin menanggapi panggilan 911 di daerah Phillips, Minneapolis, demikan yang diberitakan Pioneer Press.

Chauvin dan rekannya memasuki rumah pelapor dan berhadapan dengan Ira Latrell Toles, usai kekasihnya menelepon polisi.

VIDEO: Ruslan Buton Menyerah Setelah Dijemput Polisi dan Puspom TNI AD di Rumahnya

Toles coba melarikan diri, tetapi "mereka menangkap dan coba melumpuhkannya," kata sebuah pernyataan polisi.

Laporan itu mengatakan, Toles "merebut salah satu senjata petugas", dan Chauvin menembaknya di dada.

Di awal 2008, Departemen Kepolisian memberi Chauvin medali atas keberaniannya menanggapi insiden dengan pria bersenjata, menurut pemberitaan Pioneer Press yang dilansir Insider.

Kemudian pada 2011, Chauvin terlibat dalam kasus penembakan oleh polisi yang ketiga.

Dia termasuk di antara lima polisi yang menanggapi laporan penembakan.

Bobol Pintu Terali Besi, Tiga Tahanan Kabur dari Rutan, Satu Orang Ditembak Polisi

Leroy Martinez (23), seorang penduduk asli Alaska terlihat berlari dari lokasi kejadian dan para polisi mengejarnya, demikian laporan media setempat.

Polisi mengatakan, Martinez menodongkan pistol saat ia melarikan diri.

Terry Nutter salah satu polisi kemudian menembak Martinez. Star Tribune memberitakan, seorang saksi mata membantah klaim polisi bahwa Martinez menodongkan senjata saat ia ditembak.

"Dia menembak bocah itu tanpa alasan," kata Delora kepada Star Tribune.

Perempuan itu menambahkan, Martinez telah menjatuhkan senjatanya dan mengangkat tangan, tetapi polisi justru menembaknya.

Bupati Bogor Sebut Ada 4 Pedagang Pasar Cileungsi Positif Covid-19, Langsung Diisolasi

Selama hampir dua dekade mengabdi di Kepolisian Minneapolis, Chauvin telah menjadi subyek dari beberapa keluhan internal, menurut database Communities United Against Police Brutality (CUAPBP).

Dalam tiga ulasan terpisah dari Otoritas Tinjauan Sipil, Chauvin ditemukan menggunakan "nada merendahkan", "bahasa yang merendahkan", dan "bahasa-bahasa lain".

Dia juga menjadi subyek tujuh ulasan oleh Kantor Polisi setempat.

Setiap ulasan menyimpulkan, "Ditutup - Tidak disiplin".

Tidak ada keterangan lain dari keterangan itu.

Warga Serbu Posko Covid-19 Ciamis, Ingin Membuat SIKM untuk Masuk ke Jakarta, Begini Kata Petugas

Kasus Tou Thao

Sementara itu Tou Thao, polisi yang berjaga saat Chauvin menginjak leher George Floyd, pernah menyelesaikan gugatan penggunaan kekuatan berlebihan dengan membayar 25.000 dollar AS (Rp 366 juta).

Penuntutan itu terjadi pada 2017. Si penggugat, Lamar Ferguson, sedang berjalan dengan seorang ibu hamil pada 2014, ketika Thao dan polisi lainnya bernama Robert Thunder mencegat mereka.

Thao dan Thunder lalu memukuli Ferguson, demikian dugaan yang diajukan saat proses hukum.

Pengaduan itu menerangkan, Ferguson menahan "pukulan, tendangan, dan lutut ke wajah dan tubuh" ketika "tidak berdaya dan diborgol", yang menyebabkan ia "patah gigi, memar, dan trauma."

Para polisi membawa Ferguson ke rumah sakit setempat untuk dirawat.

Pemeriksaan SIKM ke Jakarta Masih Terus Dilakukan Meski Operasi Arus Balik Lebaran Selesai 7 Juni

Saat mereka mengantarnya ke penjara, Thunder meninggalkannya hanya mengenakan "kaus dan celana dalam".

Dalam pembelaannya, Thai mengaku dia menangkap Ferguson karena ada surat perintah penangkapan, dan menambahkan dirinya memukul Ferguson karena salah satu tangannya lepas dari borgol, demikian lapor Star Tribune.

Rumah Derek Chauvin Dikepung

Sekitar 150 massa mengepung rumah Derek Chauvin, salah seorang polisi pembunuh pria kulit hitam, George Floyd, yang tewas diinjak lehernya.

Mereka mengepung rumah Chauvin hampir sepanjang hari, berhadapan dengan 95 polisi yang menjaga kediaman pria 44 tahun yang telah dipecat itu.

Aksi bakar-bakaran setelah aksi penyiksaan warga kulit hitam di AS bernama George Flyod
Aksi bakar-bakaran setelah aksi penyiksaan warga kulit hitam di AS bernama George Floyd (BBC)

Chauvin sendiri belum terlihat kembali ke rumahnya sejak kasus pembunuhan ini tersebar luas.

Ia merupakan polisi yang menindih leher Floyd dengan lututnya selama 8 menit saat korban tiarap.

Floyd kala itu diamankan polisi atas tuduhan melakukan transaksi dengan uang palsu.

Quipper Bikin Webinar Perdana untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Jarak Jauh Selama Covid-19

Laporan eksklusif dari Daily Mail mengabarkan, awalnya sekitar 20 polisi berjaga mengamankan barikade di luar rumah Chauvin, yang garasinya sudah ditulisi pakai cat merah bertuliskan "Bunuh Polisi Babi".

Massa sebagian besar adalah warga sipil, dan sangat gencar memaki polisi dengan kata-kata kotor.

Setelah beberapa menit diteriaki massa, polisi lalu memanggil bala bantuan.

Sekitar 75 polisi anti huru-hara kemudian datang dengan peralatan lengkap.

Mereka membentuk barisan untuk menjaga rumah Chauvin dari amuk massa.

Daily Mail melanjutkan, saat seorang demonstran mendekati polisi ia langsung ditembak peluru karet, dipukul di selangkangan hingga tersungkur ke tanah.

Selang beberapa menit kemudian Michael Kjnaas (25) mendekati barikade polisi dan yang lain menembakkan paintball (bola cat). Ia juga dipukul di pangkal paha lalu terjatuh.

VIDEO : Presiden Joko Widodo Meminta Proyek Strategis Tetap Berjalan

Massa lainnya lalu membantunya berdiri dan menjauh dari polisi. Kjnaas mengaku kepada Daily Mail, "Polisi itu memukulku dengan keras. Aku baru saja menginjak rumput. Aku berada 30 kaki (hampir 10 meter) jauhnya dari mereka."

"Mereka menembakku di selangkangan. Aku tidak membawa apa pun. Pada skala 1-10 rasa sakitnya mungkin 8. Itu tembakan yang jitu."

Kemudian sekitar 10 menit kemudian seorang pria kulit putih mulai adu pendapat dengan beberapa demonstran.

Pria itu berkata ke para demonstran, ia pernah berperang dan tidak suka orang Islam.

Pria itu lalu mendorong seorang wanita dan demonstran lainnya.

Demonstran Rashid Alhuribi (27) mengatakan kepada Daily Mail, "Aku tidak tahu mengapa orang itu mendorongku. Aku berbicara dengannya dan aku kira dia hanya berlebihan dan emosi dan mendorongku tanpa alasan."

Polisi lalu dengan cepat mengamankan pria itu dengan borgol plastik.

Melalui pengeras suara, polisi mengumumkan aksi unjuk rasa ini melanggar hukum dan menyuruh massa pergi, tetapi para demonstran masih memenuhi jalanan.

Sekitar pukul 19.30 waktu setempat, kedua pihak tampak tenang. Para pengunjuk rasa mendiami di satu sisi jalan, sedangkan polisi berada di sisi lainnya.

Keempat polisi Minneapolis yang terlibat dalam pembunuhan ini telah dipecat pada Selasa (26/5/2020).

Mereka adalah Derek Chauvin, Thomas Lane, Tou Thao, dan J Alexander Kueng.

Rekaman video memperlihatkan Derek Chauvin menindih leher George Floyd dengan lututnya selama 8 menit, sampai dia pingsan lalu meninggal.

Otomotif Jadi Hobi Nurhidayat di Luar Sepak Bola, Punya Motor Cross Sampai Motor Drag

Pihak berwenang mengklaim Floyd menolak diamankan, tetapi rekaman video lain memperlihatkan sebaliknya, menunjukkan dua polisi secara paksa mengeluarkan dia dari mobilnya dan Floyd tampak mematuhi petugas.

Wali Kota Minneapolis Jacob Frey telah mengumumkan pemecatan keempat polisi itu di Twitter, menyebutnya "Keputusan tepat."

Frey menganggap kasus Floyd sebagai pembunuhan dan secara terbuka menyerukan Chauvin ditahan.

"Saya bukan jaksa penuntut umum, tapi biar kujelaskan." "Polisi yang menangkap itu telah membunuh seseorang," katanya kepada CBS pada Kamis (28/5/2020).

"Dia (Floyd) akan masih hidup hari ini jika berkulit putih."

"Fakta-fakta yang saya lihat, yang sangat terbatas, mengarahkan saya ke keterlibatan ras."

Sementara itu Gubernur Minnesota Tim Walz telah memanggil pasukan Garda Nasional dan pasukan negara bagian untuk bersiap mengamankan amuk massa yang telah membakar kantor polisi dan toko-toko.

Kerusuhan ini terjadi usai jaksa pada Kamis mengatakan, "bukti yang ada tidak mendukung tuduhan kriminal" dalam kasus ini.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polisi Pembunuh George Floyd Sering Bermasalah, Ini Deretan Kasusnya",  Penulis : Aditya Jaya Iswara Juga dengan judul "Rumah Pembunuh George Floyd Dikepung, Polisi Tembak Selangkangan Massa",

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved