Masih Trending di Twitter Terkait Cuitannya, Dirut TVRI Imam Brotoseno Setiap Orang punya Masa Lalu

Cuitan Imam Brotoseno itu dianggap kontroversi dengan jabatan yang diembannya sekarang. Pasalnya, ia kerap mencuitkan terkait hal-hal yang tabu.

Editor: Mohamad Yusuf
Kompas.com
Dirut PAW TVRI periode 2020-2022 Iman Brotoseno 

Dalam tahun 2006 – 2008 saya sering menjadi kontributor foto dan artikel tentang penyelaman di berbagai majalah, termasuk salah satunya pernah dimuat hanya satu kali, di majalah Playboy Indonesia, edisi September 2006 dengan judul “ Menyelam di Pulau Banda “.

Tulisan ini fokus mengulas wisata bahari dan sama sekali tidak ada unsur pornografi.

Majalah tersebut, sangat berbeda dengan versi di luar negeri. Banyak penulis juga mengisi majalah tersebut dan banyak tokoh nasional juga yang diwawancara di Playboy Indonesia.

Tentunya hal ini tidak menghilangkan integritas penulis dan tokoh yang bersangkutan, karena substansinya tidak terkait pornografi.

 Anak dari Tenaga Medis yang Meninggal Karena Covid-19, Bisa Masuk SMA Negeri Tanpa Seleksi

 Peringati Hari Lahir Pancasila, 1 Juni Libur Nasional, Upacara Tetap Digelar

Bahkan sikap Dewan Pers ketika itu menilai terhadap putusan MA yang memvonis Erwin Arnada sebagai Pemred majalah Playboy Indonesia pada tahun 2010.

Dewan Pers, secara tegas menolak menyebutkan majalah Playboy Indonesia melanggar pasal pornografi. Bahkan Dewan Pers menilai, putusan tersebut merupakan bentuk kriminalisasi pers.

Sesudah pelantikan menjadi Direktur Utama TVRI, saya menyatakan, dalam era digital sekarang kita semua punya rekam jejak digital dan peristiwa masa lalu.

Sejak awal, saya tidak pernah berbohong kepada publik, dimana semua bisa dilihat dalam jejak digital dan tidak ada kasus pelanggaran hukum dimasa lalu.

Saat itu Netizen masih belum terpolarisasi dan belum terjadi perpecahan kubu aspirasi politik maupun ideologi seperti sekarang.

Dalam percakapan itu yang juga melibatkan beberapa orang seperti pekerja seni termasuk saya , dapat saja menggunakan bahasa gurauan yang oleh pihak lain dapat dianggap sebagai hal serius.

Setiap orang memiliki rekam jejak masa lalu, termasuk bagaimana percakapan di media sosial. Apapun itu, setiap orang tentu memiliki masa lalu, termasuk kesalahan yang dilakukan tanpa sengaja.

Saat 14 tahun lalu, saya sebagai pekerja seni tidak menyangka bahwa, saya akan menduduki jabatan publik di TVRI.

Saya bertanggung jawab atas apa yang sudah saya tulis di media sosial dan juga sikap saya sebagai warga negara.

Bahwa di belakang hari ada yang mengungkap beberapa tulisan di jejaring sosial, setelah saya atas kehendak Allah SWT menjadi Direktur Utama LPP TVRI, terlepas dari adanya tujuan tertentu - niatan sengaja membelokkan opini dan melakukan pembunuhan karakter - tentu merupakan fakta yang harus saya hadapi.

Bagi saya, sangat penting untuk memguatkan komitmen saya untuk memperbaiki hal hal yang buruk dimasa lalu dan memulai tahap baru.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved