Kisah Prajurit Kopassus
Kisah Dua Prajurit Kopassus di Lokasi Berbeda, Satu Mantan Preman, Satu Lainnya Penumpas GAM.
Untung Pranoto, seorang mantan preman berhasil menjadi prajurit Kopassus, Pangkatnya hingga Letkol
Anehnya, ketika didekati mereka langsung lari saat pasukan akan menuju gubuk tersebut.
• Suara Tetap Terdengar Indah Ketika Bernyanyi, Begini Cara Andien Aisyah Menjaga Suara Agar Prima
Karena dianggap mencurigakan, Dantim 2 Dharma 14, Serda Lasdiyanto langsung memerintahkan empat orang anggotanya untuk mengejar dan menangkap kedua orang tersebut.
Ketika melakukan pengejaran, tiba-tiba dari arah semak-semak keluar rentetan tembakan yang gencar.
Tembakan tersebut dilakukan oleh sekelompok anggota GAM, yang diperkirakan berjumlah 35 orang dan bersenjata campuran sekitar 15 pucuk.
Mereka berada dalam jarak pandang sekitar 200 meter.
“Sesuai dengan perintah kami mengejar dan melakukan kontak tembak jarak dekat, sekitar 75 meter," papar Soeprapto.
Ilustrasi Kopassus (Wallpaper/Film Merah Putih memanggil)
Setelah beberapa saat lamanya dirinya baru tersadar kalau lengan kiri saya tertembak.
Secara insting Ia langsung melindungi diri dengan melompat dan berlindung ke parit sambil terus membalas tembakan.
• Istri Presiden Venezuela Diburu Pemerintah AS, Apa Kesalahannya? Berikut Ini Sosok Cilia Flores
Arena serbuan tembakan dari para prajurit Kopassus itu, kelompok GAM secara berangsur-angsur mundur melarikan diri ke arah perbukitan.
Pasukan pun mengejar, namun karena sulitnya medan, mereka kemudian kehilangan jejak.
“Pada saat itu saya mengalami pendarahan yang lumayan.
"Rekan saya membantu dengan menekan dan mengikat pangkal lengan saya agar pendarahannya tidak parah, sambil mengangkut saya dari tempat kejadian ke Puskesmas Indrapuri," papar Soeprapto yang masuk Secatam Kopassus di Batujajar, Cimahi Jabar, pada 1999.
Setiba di Puskesmas, tiba-tiba dirinya lemas dan setengah sadar, karena sudah kehilangan banyak darah.
• Kemendikbud: Tahun Ajaran Baru Tidak Harus Tatap Muka
Pria asal Kediri, kelahiran 3 Desembar 1978 ini mengalami luka yang cukup serius di lengan kirinya.
Peluru sempat menembus tulang lengan kirinya, yang hingga saat ini pun kondisi tangan kirinya sudah tidak normal seperti dulu.
“Sekarang kalau saya push up atau latihan fisik lainnya, tangan kiri saya masih sering kesemutan dan tidak sekuat dulu.
"Selain itu, untuk memanggul dan menembak pun sudah tidak sebaik dulu,” kata prajurit Komando yang menikah pada 2006 lalu.
Dari pengalaman ini, Praka Soeprato semakin yakin bahwa di tengah medan pertempuran memang segala sesuatu bisa saja terjadi menimpa dirinya.
• Ingin Lihat Aksi Para Bintang K-Pop dari Dekat, JOOX Hadirkan Tayangan Idol Station hingga I-LAND
Meski 2002-2003 dia bertugas sampai 15 bulan di Aceh dalam operasi Baladika, tidak menjamin dirinya lolos dari tembakan lawan.
Dalam pertempuran hukum ditembak atau menembak memang sudah berlaku umum. (Olah dari berbagai sumber)
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Kisah Eks Preman Jadi Prajurit Kopassus, Ditolak Karena Rambutnya, Akhirnya 17 Kali Naik Pangkat,