Pendidikan
Guru dan Siswa Curhat ke Mendikbud Lewat Surat, Nadiem Makarim Pun Baca 5 Surat Paling Inspiratif
Curahan hati para siswa tersebut tertuang di surat yang mereka kirimkan ke panitia lomba menulis surat untuk Mendikbud, Nadiem Anwar Makarim
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Sejumlah siswa sekolah dasar mencurahkan isi hati mereka kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim.
Di masa Pandemi Covid-19 yang memaksa para siswa harus belajar dari rumah membuat mereka akhirnya kangen belajar di sekolah.
Curahan hati para siswa tersebut tertuang di surat yang mereka kirimkan ke panitia lomba menulis surat untuk Mendikbud, Nadiem Anwar Makarim, dengan tema "Hikmah Hari Kemenangan di Masa Pandemi, Surat untuk Mas Menteri Nadiem Makarim".
Lomba yang diselenggarakan pada periode 11 hingga 17 Mei 2020 ini telah berakhir dengan lima surat terpilih dari 6.689 surat yang diterima panitia.
• Inilah Kalender Akademi 2020/2021 yang Ditetapkan Dinas Pendidikan DKI Jakarta
Dalam siaran pers Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada acara Cerita Inspiratif Guru dan Murid bersama Mendikbud Nadiem Makarim, Mendikbud pun berkesempatan membacakan langsung lima surat terinspiratif dari dua guru dan tiga siswa.
Surat pertama yang dibacakan oleh Mendikbud adalah surat dari Santi Kusuma Dewi.
“Salam hormat Mas menteri. Menjadi pahlawan di antara para pahlawan tim medis pejuang Covid-19, tidaklah mudah. Sebagai guru yang dikenal dengan sebutan pahlawan tanpa tanda jasa, kita dibenturkan dengan kenyataan yang sulit. Ramadan kali ini membuat manusia menjadi manusia seutuhnya harus lebih sabar dan mengerti keadaan. Meyakinkan siswa-siswa didik kita bahwa kita mampu membalikkan keadaan,” demikian penggalan surat dari Santi yang dibacakan oleh Mendikbud.
• Sebanyak 694 Mahasiswa Baru Universitas Indonesia Ajukan Bantuan Biaya Pendidikan, Dampak Covid-19
Dalam surat tersebut, Santi menyampaikan kepada Mendikbud bahwa selama Ramadan, Santi mengajarkan tentang arti berbagi kepada peserta didiknya melalui penggalangan dana dengan memanfaatkan media sosial.
“Kami membuat akun Instagram dengan nama celengan rindu kita. Menggerakkan kebaikan di hati setiap orang untuk membantu melalui donasi dengan kekuatan media sosial. Mengajari mereka tentang arti berbagi dan peduli. Kegiatan donasi ini tetap berjalan di tengah pandemi,” tulis Santi di dalam suratnya.
Santi juga berpesan kepada Mendikbud agar jangan lelah membawa perubahan untuk wajah pendidikan. “Anda tidak sendiri. Kami guru siap membantu mewujudkan perubahan itu,” tulisnya.
• Saatnya Mahasiswa Berprestasi Unjuk Gigi di Pilmapres Tingkat Nasional, Berminat? Ini Syaratnya
Surat kedua yang dibacakan oleh Mendikbud adalah surat dari Maria Yosephina Morukh.
Dalam surat tersebut, Maria berbagi pengalamannya dengan Mendikbud, bagaimana metode pembelajaran yang ditempuh selama Covid-19.
Mengingat kondisi daerah Kaenbaun berada di pedalaman dengan fasilitas jaringan internet yang tidak stabil dan siaran pembelajaran melalui TVRI tidak bisa dirasakan oleh semua murid.
“Semenjak adanya wabah pandemi Covid-19, saya kesulitan dalam memberi tugas pembelajaran online kepada anak murid saya karena mereka tidak memiliki handphone. Jangankan Android, Nokia Center saja tak punya. Tapi saya tidak putus asa. Saya berusaha dengan semangat untuk membuat jadwal kunjungan anak-anak dari rumah ke rumah,” tulis Maria.
• PSBB akan Berakhir, Lalu Kapan Sekolah Mulai Masuk? Ini Skenario yang Ditawarkan Mendikbud
Surat dari para siswa juga sangat menarik perhatian Mendikbud. Surat pertama yang dibaca oleh Mendikbud adalah surat dari Rivaldi R. Yampata, siswa kelas IV SD 016 Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Dalam surat tersebut, Rivaldi menceritakan kepada Mendikbud bagaimana dia belajar hingga harus tinggal di rumah gurunya selama Covid-19, mengingat kondisi keluarganya yang tidak memiliki fasilitas pembelajaran seperti gadget maupun internet untuk mengikuti pembelajaran.