Perbankan
Digital Guarantee Buat Jamsyar Tetap Eksis dan Survive di Masa Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 membuat banyak perusahaan merugi hingga guung tikar.Berbeda dengan PT Penjaminan Jamkrindo Syariah (Jamsyar).
Penulis: Dodi Hasanuddin | Editor: Dodi Hasanuddin
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 membuat banyak perusahaan merugi hingga guung tikar.
Berbeda dengan PT Penjaminan Jamkrindo Syariah (Jamsyar).
Perusahaan tersebut justru tetap eksis di tengah wabah virus yang mematikan tersebut. Bahkan aset Jamsyar tumbuh signifikan.
Pada posisi 30 April 2020, kinerja Jamsyar masih membaik. Total Aset Jamsyar telah mencapai Rp 1,2 triliun atau tumbuh sebesar 14,09 persen dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu.
Pertumbuhan tersebut merupakan kontribusi dari pertumbuhan bisnis, di samping adanya penambahan modal disetor oleh Jamkrindo sebesar Rp 75 miliar di awal tahun 2020.
Dari sisi pencapaian laba, laba tahun berjalan Jamsyar di posisi yang sama mencapai Rp 18,71 miliar atau sebesar 35,27 persen dibandingkan dengan target laba tahun 2020.
Apabila dibandingkan dengan pencapaian laba di posisi yang sama tahun lalu, maka laba Jamsyar tumbuh sebesar 17,23 persen.
• Ini Jenis Madu yang Bisa Dapat Sembuhkan Berbagai Penyakit
• Dapatkan Skin Gratis PUBG MOBILE dalam Event “Play Your Way, Win Like A King”
• Jokowi Naikkan Iuran BPJS, Mantan Komisioner KPK: Ini Bukan Negara Hukum Lagi tapi Negara Kekuasaan
Menurut Direktur Utama PT Penjaminan Jamkrindo Syariah (Jamsyar), Gatot Suprabowo, capaian itu dapat diraih berkat mengoptimalkan digital guarantee.
Melaui aplikasi tersebut penjaminan dapat dilakukan tanpa hambatan. Karyawan Jamsyar dapat bekerja di rumah dengan digital guarantee. Mereka dengan mudah dapat melayani debitor tanpa harus bertatap muka.
"Teknologi ini kami kembangkan pada tahun 2018. Lalu, pada tahun 2019 disempurnakan. Di awal 2020 sudah kami gunakan dan manfaatkan kami rasakan sekarang," kata Gatot, Kamis (14/5/2020).
Selain hal itu, ia juga mengalihkan startegi dengan fokus pada penjaminan langsung atau penjaminan pembiayaan. Penjaminan pembiayaan Rp 10 miliar dengan restrukturisasi ditetapkan tidak memungut imbal kafalah.
"Alhamdulillah strategi tersebut membuat kami tidak melakukan PHK kepada karyawan. Baik itu, karyawan tetap, kontrak, dan outsourcing," tandas Gatot.
Mengingat kondisi pandemi Covid-19 dan dampaknya bagi perekonomian, dimana pemerintah telah merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia, maka Jamsyar juga membuat kajian dampak Covid-19 terhadap kinerja di tahun 2020, dengan tiga skenario.
Dalam skenario moderat, Jamsyar mengasumsikan pandemi berakhir pada September 2020, dan perusahaan berjalan normal kembali pada Oktober 2020.
Sesuai dengan asumsi tersebut, maka IJK Cash Basis ditargetkan mencapai Rp318 miliar dari target semula sebesar Rp 400 miliar (79,50 persen).
Beban klaim diproyeksikan meningkat menjadi sebesar Rp114 miliar dari anggaran semula sebesar Rp93,5 miliar (121,93 persen).
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/laporan-keuangan-jamsyar2.jpg)