Taufik Sebut Setengah Gedung Kemenpora Dihuni "Tikus-Tikus", Siapa Pun Menterinya Takkan Berkutik
Mantan Bintang Bulutangkis Indonesia terang-terangan di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) banyak tikusnya, sebutan koruptor.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Mantan Bintang Bulutangkis Indonesia terang-terangan di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) banyak tikusnya, sebutan koruptor.
Bahkan tikus-tikus tersebut mengisi separuh gedung di Kementrian tersebut sehingga siapapun menterinya takkan berkutik.
Peraih medali emas tunggal putra cabang bulutangkis olimpiade Athena tahun 2004, Taufik Hidayat ungkap penyesalan pernah berkecimpung di lingkungan pemerintah.
• Taufik Hidayat Akui Pernah Jadi Kurir Uang Korupsi dan Kini Kapok Masuk Lembaga Pemerintahan
• Masuk Pusaran Korupsi Dana Hibah KONI, Ini Tugas Taufik Hidayat dari Imam Nahrawi
Seperti dikerahui, namanya sempat terseret dalam skandal besar korupsi yang ada di kementerian pemuda dan olahraga.

Dalam perbincangan dengan Deddy Corbuzier, Taufik mengungkapkan keresahannya yang sempat berkecimpung di pemerintahan.
"Asli sih gua kapok sih," ungkap Taufik Hidayat dikutip Wartakotalive.com, Senin (11/5/2020)
• BERITA POPULER, Cerita Lengkap Dentuman di Jateng, Kasus Pembunuhan di Rawa Bebek Hingga IKEA Tutup
Menurut Taufik, dirinya masuk ke dunia pemerintahan karena ingin mengikuti jejak dari sang mertua, Agum Gumelar.
"Maksudnya, gua tadinya emang cuman pengin belajar karena ya mertua gue di pemerintahan.Terus kadang ada pikiran mereka, siapa lagi sih selain bokap yang mau nerusin situ," ungkap Taufik Hidayat.
"Akhirnya gue cuma yang memang tadinya di organisasi olahraga ya di bulutangkisnya sendiri, akhirnya masuk pemerintahan," ungkap Taufik Hidayat.
• Siswi SMP Diperkosa Hingga Hamil, Anggota DPRD Tawarkan Rp 1 Miliar Agar Kasus Distop, Tapi Ditolak
Taufik Hidayat mengungkapkan bahwa dilingkungan pemerintah banyak sekali oknum yang bermain di belakang layar.
Taufik bahkan meyakini bahwa kementerian tersebut harus diputus lingkaran setannya. Karena menurutnya banyak sekali2 oknum yang bermain di belakangnya.
"Ternyata, waduh gue bilang gak sejalan nih. Bahkan kiamat lah, Kalo bisa dibilang kasarnya tuh gue berpikir siapapun di sana menterinya akan sama aja
• Pengemudi Ojek Online Bakal Didenda Hingga Rp 250 Ribu Bila Angkut Penumpang Saat PSBB
Lalu Ketika ditanya Deddy Corbuzier jika Taufik Hidayat jika terpilih sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga. Taufik mengaku akan bersih-bersih, karena ada banyak yang korupsi.
"Gue akan tanya dulu jadi menteri ngurusin semua atau hanya ikut dukungan. Kalo emang bener ceburin, kasih kepercayaan gue untuk mengubah semua. Setengah gedung dibuang," katanya.
Nama Taufik Hidayat disinyalir menjadi perantara pemberian gratifikasi kepada mantan Menpora, Imam Nahrawi.
Taufik Hidayat yang bertindak selaku Wakil Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) periode 2016-2017, mengakui menjadi perantara pemberian gratifikasi untuk mantan Menpora, Imam Nahrawi
• China Bisa Dikucilkan Dunia Pasca Pandemi Corona, Terbaru Berusaha Curi Penelitian Vaksin Covid-19
Jadi Kurir Uang Korupsi
Taufik Hidayat mengaku pernah jadi kurir uang korupsi saat bekerja di Kemenpora.
Di tempat terpisah Taufik mengaku kapok bekerja di lembaga pemerintahan karena banyak koruptornya.
Taufik pernah menjadi kurir penerima uang untuk mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
• Cemaskan Mantan Kekasih, Evelyn Nada Anjani: Kondisi Roy Kiyoshi Tidak Baik
Hal itu diungkapkan Taufik Hidayat ketika menjadi saksi sidang dengan tersangka Imam Nahrawi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada tengah pekan lalu.
Imam Nahrawi didakwa menerima suap sebesar Rp 11,5 miliar dan gratifikasi Rp 8,648 miliar dari sejumlah pejabat Kemenpora dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
Dalam dakwaan disebutkan, pada Januari 2018, Imam Nahrawi selaku Menpora meminta uang sebesar Rp 1 miliar kepada Direktur Perencanaan dan Anggaran Kemenpora, Tommy Suhartanto.
• Ini Alasan Lion Air Tetap Pasang Tarif Murah Meski Penerbangan Terbatas di Tengah Pandemi Corona
Tommy kemudian menyampaikan permintaan Imam Nahrawi kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Program Indonesia Emas (Satlak Prima) periode 2016-2017, Edward Taufan.
Setelah itu, Edward mengambil uang yang diminta Imam Nahrawi melalui Tommy Suhartanto dari anggaran program Satlak Prima.
Asisten Direktur Keuangan Satlag Prima saat itu, Reiki Mamesah, kemudian menyerahkan uang Rp 1 miliar kepada Taufik Hidayat untuk diserahkan ke asisten Imam Nahrawi, Miftahul Ulum.
Taufik Hidayat sendiri pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Satuan Pelaksana Program Satlak Prima periode 2016-2017 dan Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Kemitraan Kemenpora era kepemimpinan Imam Nahrawi.
• Hanya 9 KK di Kelurahan Warakas Terima Bansos dari Kemensos, Camat: Kelurahan Lain Normal
Taufik Hidayat mengakui mengantar uang Rp 1 miliar kepada asisten Imam Nahrawi, Miftahul Ulum.
Namun, Taufik Hidayat sama sekali tidak tahu-menahu apa kegunaan dari uang tersebut.
"Saya hanya dimintai tolong lewat telepon (untuk mengantar). Sebagai kerabat, saya hanya membantu," kata Taufik Hidayat saat persidangan di kutip dari Antara, Rabu pekan lalu.
"Namun, saya tidak mengonfirmasi ke Pak Imam jika uang itu sudah dititipkan ke Miftahul Ulum," ujar Taufik Hidayat.
• SMS: Sayang Besok Ketemu, Seorang PNS Pun Babak Belur Dihajar Suami Perempuan yang Dikirimi SMS
Mendengar hal ini, KPK dalam waktu dekat akan lebih mendalami keterangan dari Taufik Hidayat.
Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri, menyebut jaksa penuntut umum (JPU) akan terlebih dahulu mengaitkan keterangan para saksi, termasuk Taufik Hidayat, sebelum menentukan langkah lanjutan.
Dalam persidangan itu, hadir juga Tommy Suhartanto sebagai saksi.
Tommy dan Taufik sempat terlibat saling klaim dalam persidangan soal uang Rp 800 juta.
Tommy mengaku sempat memberi Taufik Hidayat Rp 800 juta, tetapi langsung dibantah.
Setoran Uang Rp 800 juta ini menjadi fakta baru karena berbeda dari Rp 1 miliar yang diserahkan Taufik ke Imam Nahrawi melalui Miftahul Ulum.
• Didi Kempot Meninggal, Seniman Suriname Berduka, Ini Sejarah Orang Jawa di Suriname
"Saat ini, pemeriksaan saksi-saki masih terus dilakukan dan perlu dilakukan pendalaman fakta," kata Ali Fikri.
"Seluruh kesaksian dari saksi nanti akan dirangkai oleh JPU di bagian yuridis dalam surat tuntutan. Berikutnya kita tunggu keputusan hakim," ujar Ali Fikri.
Uang Rp 800 juta itu sebelumnya disebut akan digunakan untuk penanganan kasus pidana yang dihadapi adik Imam Nahrawi, Syamsul Arifin.
• Suriname Ambyar Didi Kempot Meninggal, Ini Momen Didi Kempot Nyanyi Untuk Presiden Suriname
Kasus tersebut berawal dari dugaan korupsi dana sosialisasi Asian Games 2018 yang diusut Polda Metro Jaya.
Kasus itu meyeret Ikhwan Agus Salim dari PT Hias Prima Gitalis Indonesia (HPGI) sebagai tersangka. Syamsul Arifin diperiksa karena diketahui menjadi pelaksana lapangan kegiatan sosialisasi Asian Games 2018 di Surabaya.
Sosialisasi itu seharusnya dikerjakan PT HPGI tapi dialihkan ke Syamsul dengan menggunakan bendera CV Cita Entertainment (CE).