Bantuan Beras dari Bulog untuk Kelurahan Warakas Sama dengan Kemensos, Hanya Ada 8 KK Terdaftar

Jumlah penerima bantuan sosial sembako untuk warga Kelurahan Warakas, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara sangat tidak rasional.

Penulis: Junianto Hamonangan |
Warta Kota/Junianto Hamonangan
Sejumlah warga membahas masalah penerimaan bansos sembako dari Kemensos yang dinilai tidak wajar di Kantor Kelurahan Warakas, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (11/5/2020). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Jumlah penerima bantuan sosial (bansos) sembako untuk warga Kelurahan Warakas, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara sangat tidak rasional dibanding wilayah lainnya.

Jika bansos sembako dari Kementerian Sosial (Kemensos) hanya diterima oleh sembilan Kepala Keluarga (KK), bantuan beras dari Bulog pun tercatat delapan KK saja.

Punya Masalah Terkait Bantuan Sosial Virus Corona di Kota Bekasi, Catat Nomor Layanan Pengaduan Ini

Ketua Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) Warakas Zaenal Arifin mengatakan bahwa jumlah penerima bantuan dari Kemensos dan Bulog tidak masuk akal masing-masing 9 KK dan 8 KK saja.

"Beras Bulog mau cair lagi, ribuan di kelurahan lain, kami cuma delapan (keluarga)," kata Jakarta Utara, Senin (11/5/2020).

Hal tersebut membuat warga Kelurahan Warakas kebingungan.

Warga Warakas Menolak Bansos Sembako Kemensos, Ada Apa?

Padahal ketika bansos sembako dari Pemprov DKI Jakarta saat April 2020 lalu, tercatat ada 7.023 KK yang menerima bantuan.

“Kami sudah lelah menahan masyarakat, kalau kita lepas ini akan jadi ledakan besar yang mungkin bikin rusuh dan sebagainya. Soalnya kan yang terdepan soal ini RT/ RW sini," katanya.

Dugaan penggelapan bansos sembako hingga korupsi pun dituduhkan kepada para pejabat level bawah karena kebutuhan masyarakat sehari-hari sangat tinggi.

Kisruh Kasus Pemberian Nasi Anjing di Warakas yang Viral, Polisi: Proses Hukum Tetap Berjalan

Sehingga pengurus RT/RW dan tokoh masyarakat Kelurahan Warakas mulai kewalahan menghadapi keluhan warga yang belum mendapat jatah bansos sembako.

"Akhirnya ada RT yang nggak kuat, mau pergi aja dari wilayahnya. Tekanan yang luar biasa dari masyarakat," tegasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved