Polemik Cetak Uang
Rizal Ramli Sebut DPR Ngawur soal Usulan Cetak Uang di Tengah Pandemi:Picu Inflasi, Rontokkan Rupiah
Rizal Ramli menyebut, pemcetakan rupiah dalam jumlah besar saat ini bukanlah keputusan yang tepat
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Ekonom senior Rizal Rami menganggap usulan untuk mencetak uang Rp600 triliun sebagai stabilisasi ekonomi Indonesia di tengah masa pandemi Virus Corona, adalah usulan yang tidak berlandaskan teori ekonomi.
Ia pun sepakat ketika Gubernur BI menolak usulan yang sebelumnya disampaikan Badan Anggaran DPR tersebut.
Rizal menyebut, pemcetakan rupiah dalam jumlah besar saat ini bukanlah keputusan yang tepat
Ia justru bilang, jika kebijakan itu dilakukan, justru ekonomi Indonesia akan hancur.
• Wacana Cetak Rupiah di Tengah Pandemi, Iwan Sumule Tagih Ucapan Jokowi soal Uang RI di Luar Negeri
• VIRAL Balas Sindiran Bupati Lumajang soal Bansos, Bupati Boltim Sehan Salim: Urus Saja Rakyatmu!
• Di Tengah Isu Dukhan, Malam Ini Hingga Besok Puncak Hujan Meteor, Bisa Dilihat dari Indonesia
"DPR @DPR_RI apa ndak malu ? Ketum Partai yg ngotot, masak mau mengorbankan partainya hanya untuk ambisi pribadi yg ngawur dan merusak ekonomi Indonesia? Cetak uang akan picu inflasi dan rontok-kan nilai Rupiah," tulis Rizal Ramli di akun Twitternya, dikutip Warta Kota, Kamis (7/5/2020).
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo sebelumnya menyatakan usulan mencetak uang bukanlah kebijakan moneter yang tepat untuk menyikapi kondisi ekonomi saat ini.
"Ini mohon maaf, pandangan itu tidak sejalan dengan kebijakan moneter yang prudent. Mohon maaf nih, betul-betul mohon maaf. Jangan membingungkan masyarakat," kata Perry di Jakarta, Rabu (6/5/2020).
Perry menyebutkan, peredaran dan pemusnahan uang kartal di masyarakat memiliki mekanismenya yang diatur dalam Undang-Undang (UU).
Hal itu berarti, BI tidak secara langsung, kata Perry, mencetak uang tanpa memperkirakan kebutuhan masyarakat dan hal lainnya.
"Itu bisa diukur berapa pertumbuhan ekonomi dan inflasi PDB (Produk Domestik Bruto). Misalnya PDB 5 persen dan inflasi 3 persen, maka pencetakan uang 8 persen dan ditambah stok 10 persen," terang Perry
• Via Vallen Pernah Depresi Akibat Mulut Pedas Netizen, Sempat Berniat Ingin Bunuh Diri
• Dapat Job dari Raffi Ahmad Isi Program Ramadan, Syahnaz Saqidah Bisa Beli Rumah Seharga Rp6 Miliar
• Kisah Hidup Didi Kempot, Ngamen di Jalanan Jakarta hingga Jadi The Godfather of Broken Heart
• Penyebab Didi Kempot Meninggal, dr. Antonia Anna: Sudden Death, Belum Tentu Serangan Jantung
Usulan cetak uang
Sebelumnya, Badan Anggaran DPR RI mengusulkan kepada pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk mencetak uang hingga Rp 600 triliun.
Tujuannya untuk menyelamatkan ekonomi Indonesia dari dampak yang ditimbulkan wabah virus Corona atau COVID-19.
Usulan ini menimbulkan pro dan kontra. Para pengamat menyebut, Indonesia bisa makin terpuruk jika pencetakan uang benar-benar dilakukan
Berkaca kepada kebijakan serupa yang dilakukan negara Zimbabwe, dimana keputusan pemerintah setempat justru menimbulkan inflasi hingga berujung mata uang jadi tidak bernilai.