Berita Video
VIDEO: Guru Besar UI Mainkan Piano 'Sewu Kuto' untuk Hormati Mendiang Didi Kempot
Penghormatan dilakukan Budi dengan memainkan salah satu lagu karya Didi Kempot yang populer yakni "Sewu Kuto".
Penulis: Eko Priyono | Editor: Ahmad Sabran
"Dari kamar, saya bisa melihat warung tegal (warteg) di kaki lima, dekat kios penjual rotan, tempat dulu biasa mengutang makan atau menitipkan gitar," tutur adik kandung pelawak Mamiek Prakosa dan anak mendiang pelawak Solo, Mbah Ranto Eddy Gudel, ini pula.
Selain "alumnus" pengamen di sekitar warung nasi liwet Keprabon, Solo, pada sekitar tahun 1984.
Didi Kempot dulu juga pernah ikut menjadi pengamen "kelompok Slipi" di Jakarta, menyanyi sambil main gitar dari bus kota ke bus kota.
Selama mengamen bersama kelompok Slipi, kurang lebih tiga tahun, Didi mengaku indekos di gubuk di kuburan Palmerah.
Setiap kali lewat tol Karawaci (tol Jakarta-Merak) pun Didi Kempot juga mengaku selalu menengok melalui kaca jendela mobil, ke arah sebuah kuburan di pinggir tol.
"Dulu saya sering tidur di kuburan itu," kata penyanyi yang melejit lewat lagu Sewu Kutho serta Stasiun Balapan ini pula.
Popularitasnya tidak hanya merambah di negeri ini, tetapi lebih dulu ngetop di Suriname dan Belanda, di kalangan penggemar lagu-lagu berbahasa Jawa.
"Istri saya (Saputri) dulu buruh pabrik di Tangerang. Ketika kami pacaran (sekitar tahun 1984), praktis kami pacaran dengan gaji dia sebagai buruh. Tetapi setiap kali pulang ngamen, barang sebiji rambutan saya selalu memberinya oleh-oleh," tutur Didi.
Dikutip dari koran Kompas, tangal 24 Juli 2005.
Beliau siang ini akan dimakamkam di Desa Penthuk Pelem, Majasem, Kecamatan Kendal, Jawa Timur. Sekitar dua jam perjalanan dari kota Solo, di lereng Gunung Lawu, jauh dari jalan raya Solo-Surabaya.
Perjuangan Didi Kempot
Memulai jerih payah sejak tahun 1980an, sempat redup di era 2000an, lalu namanya kembali melejit di awal 2019 hingga kini.
Di puncak ketenarannya, sang maestro wafat.
Didi Kempot sejak setahun belakang mendapat julukan The Godfather of Broken. Bagaimana mulanya?
Ternyata julukan itu tercetus saat Didi Prasetyo atau Didi Kempot tampil di acara Bakdan Ing Balekambang di Taman Balekambang Solo, 9 Juni 2019.
• Lagu Stasiun Balapan yang Bawa Didi Kempot ke Layar Kaca, Lagu Cidro Membawanya ke Suriname
• Kisah Hidup Didi Kempot, Ngamen di Jalanan Jakarta hingga Jadi The Godfather of Broken Heart