Didi Kempot Meninggal
Kumpulkan Donasi 7,6 Miliar Rupiah Saat Konser Amal di Kompas TV, Didi Kempot Bantu 33.850 Keluarga
Donasi yang terkumpul, mengalir untuk 33.850 keluarga, yang ekonominya terpukul akibat pandemi
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -Meninggalnya Didi Kempot meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat Indonesia.
Penyanyi Didi Kempot meninggal dunia di RS Kasih Ibu, Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/5/2020) pukul 07.30 WIB.
Saat ini, pihak keluarga Didi Kempot masih membicarakan tentang rencana pemakaman penyanyi sekaligus pencipta lagu tersebut.
Sebelum meninggal dunia, Didi Kempot dikabarkan sedang sibuk di studionya, Senin (4/5/2020) malam.
Dia sedang menyiapkan lagu baru yang dinyanyikan duet bersama Yuni Shara.
• Masayu Clara Jadikan Drama Korea Inspirasinya dalam Berakting
• Ajak Masyarakat Tak Ributkan Agama, Hanif Dhakiri Bagikan Lagu Didi Kempot yang Belum Sempat Rilis
• Penyebab Didi Kempot Meninggal, dr. Antonia Anna: Sudden Death, Belum Tentu Serangan Jantung
Lagu duet Didi Kempot dan Yuni Shara itu berjudul Kapusan Janji.
Didi Kempot semasa hidupnya memang dipenuhi kesibukan.
Bahkan, saat pandemi virus corona atau Covid-19, dia tetap terus berkarya dan berbagi untuk sesama
Selain menciptakan lagu, pertengahan April lalu, almarhum dan Kompas TV menggelar konser amal dari rumah, dan menggalang donasi, untuk membantu masyarakat terdampak pandemi Covid-19.
11 april 2020, Kompas TV dan Didi Kempot, berkolaborasi dalam konser amal dari rumah.
Pengobat rindu sobat ambyar sekaligus bentuk kepedulian Didi Kempot di tengah pandemi Covid-19 yang melanda Tanah Air.
• 25 Aturan Aneh di Korut, Mulai Dilarang Senyum, Dilarang Pakai Jins hingga Ubah Gaya Rambut
• Jika 3 x 24 Jam Denny Siregar Tak Klarifikasi Cuitan soal Almira,Demokrat Seret Densi ke Jalur Hukum
• Ribuan Perusahaan di DKI Masih Beroperasi Meski Dilarang Anies, Ternyata Kemenperin yang Beri Izin
Dalam waktu tiga jam konser berlangsung, donasi mencapai 5,3 miliar rupiah, demikian dikutip dari www.kompas.tv.
Tak henti di situ, angka donasi pun melonjak hingga 7,6 miliar rupiah, saat rekening donasi ditutup pertengahan April lalu.
Donasi yang terkumpul, mengalir untuk 33.850 keluarga, yang ekonominya terpukul akibat pandemi, melalui lembaga Amil Zakat Infak dan sedekah Muhammadiyah dan PB-NU, Jaringan Lintas Iman untuk Covid-19, relawan dan sobat ambyar di 16 daerah.
Secara khusus Sang Lord Of Broken Heart berterima kasih, kepada semua yang tergerak, bahu-membahu, membantu sesama.
Tidak berhenti di situ, kepedulian Didi Kempot, masih berlanjut.
Prihatin dengan masih banyaknya pemudik di pandemi Covid-19, almarhum baru saja meliris video klip lagu barunya, berjudul ojo mudik, atau jangan mudik
Penyebab meninggal
Didi Kempot meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu di Solo, Jawa Tengah, pada Selasa (5/5/2020).
Terkait kronologi kematian maestro campursari berusia 53 tahun itu, dikutip dari Tribunnews.com, menurut keterangan resmi dokter yang menangani Didi Kempot, dr. Divan Fernandes, bahwa almarhum tiba di IGD RS Kasih Ibu dalam kondisi tidak sadar, henti nafas, dan henti jantung.
Menanggapi kronologi tersebut,
menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, DR.dr. Antonia Anna Lukito, SpJP(K), FIHA, FSCAI, FAPSIC, FAsCC, sebenarnya belum jelas penyebab kematian Didi Kempot karena serangan jantung atau bukan.
Pasalnya, ketika sampai di rumah sakit kondisinya bisa jadi sudah meninggal.
"Jadi dokter kesulitan untuk mendiagnosis. Diagnosis yang biasanya dalam kondisi seperti ini adalah sudden death atau kematian mendadak, karena dasarnya sangat sedikit untuk mendasari dalam mendiagnosis," kata Antonia Anna kepada Wartakotalive.com, Selasa (5/5/2020).
• Kisah Hidup Didi Kempot, Ngamen di Jalanan Jakarta hingga Jadi The Godfather of Broken Heart
• Asal Usul Julukan The Godfather of Broken Heart buat Sang Maestro,Disahkan dalam Musyawarah Sad Boys
• Kesaksian Bens Leo, Sebut Lagu-lagu Patah Hati Didi Kempot Mampu Redam Demam KPop Remaja
Dia memaparkan, kematian mendadak tersebut, memang yang paling banyak diakibatkan jantung. Oleh karena itu, ada dugaan, akan tetapi tidak lantas pasti.
"Apalagi kalau meninggalnya dalam kondisi sedang tidur. Kalau memang dalam kondisi tidur, kemungkinan besar serangan jantung yang fatal," katanya.
Serangan jantung yang fatal, biasanya, terhentinya suplai darah ke otot jantung dan mengakibatkan kerusakan jantung yang luas dan menimbulkan gangguan irama, sehubungan terhentinya pasokan oksigen ke otot jantung.
"Itu paling umum ya. Tapi, kemungkinan lain-lainnya masih ada," ujarnya.
Kemungkinan lain-lainnya itu kata
Antonia Anna, misalnya, asma akut. Tapi, biasanya asma akut sebelum meninggal, pasien biasanya akan mengalami sesak nafas dulu.
Dan kemungkinan lainnya, adalah murni gangguan irama. "Akan tetapi, biasanya hal ini tidak bisa mendadak," katanya.
Sedangkan gangguan irama itu sendiri, lanjut Antonia Anna, juga banyak macamnya dan bervariasi.
• Jarang Diketahui, Alasan Didi Kempot Sematkan Nama Tempat Wisata di Lirik Lagu Patah Hatinya
• Lagu Stasiun Balapan yang Bawa Didi Kempot ke Layar Kaca, Lagu Cidro Membawanya ke Suriname
• Ridwan Kamil Bandingkan Angka Reproduksi Covid-19 Sebelum dan Sesudah PSBB Bodebek, ini Datanya

Hal itu, bisa dikarenakan gangguan irama dari lahir yang tidak ketahui, atau gangguan irama yang timbul oleh berbagai masalah dan istilahnya lingkungan.
Misalnya, karena kecapekan, minum kopi atau teh yang berlebihan, kurang tidur atau kurang istirahat, banyak pikiran, dan lainnya.
Sedangkan gangguan irama, bisa karena jantung koroner
(pembuluh darah jantung), karena gangguan otot jantung, atau otot jantung murni, atau listrik jantung murni, atau katup jantung.
"Kalau karena lingkungan tadi, bisa saja campuran jantung dengan lingkungan atau lingkungan saja," kata Antonia Anna.
Dia menekankan, sebenarnya yang lingkungan itu, biasanya dan pada umumnya bukan penyebab, tapi lingkungan adalah pencetus.
• Polemik Soal Dukhan Pertanda Akhir Zaman di Pertengahan Ramadan 2020, Begini Pendapat Ustaz Zulkifli
• Rilis Lagu Tiara, Dul Jaelani Ungkapkan Kekaguman dan Isi Hati untuk Tiara Idol
• Inul Kenang Nyanyi dan Ngebor di PT Freeport Dibayar Rp400 Juta, Kalau Sekarang Setara Rp1 Miliar
"Jadi penyebab dan pencetus itu beda," katanya.
Dia menjelaskan, kalau penyebab misalnya, penyebab kematian mendadak itu adalah salah satunya penyumbatan koroner.
Sedangkan kalau pencetus misalnya, dia sedang emosi atau sedang capek mendadak serangan jantung.
"Kalau saya melihat kegiatan almarhum (Didi Kempot) yang seabrek-abrek luar biasa itu, dengan aksi kemanusiannya yang luar biasa, kemungkinan kecapekan sebagai pencetus itu sangat mungkin," ungkap Antonia Anna.
Jadi sebelumnya, mungkin almarhum sudah ada pencetusnya, tapi tidak sempat dikendalikan, kontrol ke rumah sakit, dokter, atau sudah konsultasi tapi waktu itu belum berat.
"Kondisinya masih stabil, sehingga tidak perlu pengobatan dan lainnya. Atau kondisi stabil kemudian karena kecapekan menjadi tidak stabil. Jadi kecapekan menjadi sebagai pencetus," katanya.
Atau memang sebenarnya beberapa hari ini, almarhum sudah mulai ada gejala seperti serangan jantung dan sebelumnya sudah mengalami tidak enak badan.
Antonia Anna kembali menjelaskan, gejala serangan jantung itu sendiri ada yang tidak jelas dan ada yang jelas.
Gejala serangan jantung yang tidak jelas itu misalnya, saat dicek EKG (elektrokardiogram) hasilnya masih normal, dicek enzim jantungnya masih normal.
Oleh sebab itu, kata Antonia Anna, untuk menyikapi hal seperti itu caranya, mempertajam seseorang ada kemungkinan serangan jantung atau tidak.
"Artinya harus waspada diri. Waspada itu harus introspeksi diri. Misalnya, saya ini merokok atau tidak, saya ini punya darah tinggi tidak, saya punya kencing manis tidak, kolesterol saya bagaimana? Saya olahraga atau tidak, saya stres atau tidak," katanya.
"Dan satu lagi faktor yang penting, saya ada faktor keturunan tidak. Jadi harus instropeksi, kebanyakan orang mengabaikan. Mereka merasa, ah saya masih muda, nggak mungkin, saya tidak ada keluhan jadi nggak mungkin," ucapnya.
• Maia Estianty kepada Didi Kempot: Semoga Perjalanmu ke Rumah Allah Menyenangkan
• Reza Rahadian Tak Bakal Lupa Kalimat Motivasi Didi Kempot tentang Bangkit dari Sakit Hati
• Kisah Hidup Didi Kempot, Ngamen di Jalanan Jakarta hingga Jadi The Godfather of Broken Heart
Padahal, lanjut Antonia Anna,
di dunia kedokteran ada istilah yang namanya silent killer.
Dia mencontohkan, orang hipertensi atau darah tinggi sebagian besar tidak ada keluhan.
Begitu juga, orang yang kencing manis (diabetes) sebagian besar tidak ada keluhan.
"Keluhan itu baru mulai timbul apabila, tensi dan gulanya sudah tinggi sekali," katanyam
Oleh sebab itu, banyak faktor resiko yang sifatnya silent. Jadi orang hanya instrospkesi diri berdasarkan gejala, itu salah dan sudah terlambat.
"Kalau kita menunggu gejala timbul, sudah terlambat. Apalagi usia almarhum sudah 53 tahun. Padahal laki-laki biasanya 40 tahun dianjurkan untuk check up kesehatan," kata Kepala Departemen Kardiovaskular di Universitas Pelita Harapan dan Pusat Jantung Rumah Sakit (RS) Siloam Lippo Village itu