Berita Nasional
Wacana Cetak Rupiah di Tengah Pandemi, Iwan Sumule Tagih Ucapan Jokowi soal Uang RI di Luar Negeri
Pada 2016 lalu Presiden Jokowi pernah mengatakan bahwa uang warga Indonesia banyak disimpan di luar negeri
"Pak Jokowi, uang kita di luar negeri ada 11.000 Triliun, kenapa harus cetak duit?"
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Aktivis nasional Iwan Sumule yang juga Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) menyoroti soal wacana untuk mencetak uang rupiah untuk menyelamatkan ekonomi RI dari keterpurukan di tengah pandemi Virus Corona.
Ia tak sepakat dengan cetak uang untuk menopang ekonomi nasional yang terpuruk akibat pandemi global Virus Corona.
Iwan Sumule justru menyingggung soal pernyataan Presiden Jokowi yang pernah menyebut jumlah uang Indonesia di luar negeri mencapai 11 ribu triliu.
"Pak Jokowi, uang kita di luar negeri ada 11.000 Triliun, kenapa harus cetak duit?" tulisnya di akun Twitter pribadinya, seperti dikutip Wartakotalive.com pada Minggu (3/5/2020).
"Gegara mencetak uang, di Zimbabwe pernah terjadi inflasi dan melakukan redenominasi mata uang, menyederhanakan uang 10 miliar dolar Zimbabwe menjadi 1 dolar Zimbabwe atau menghilangkan 10 angka nol," imbuhnya.
• Jalani Masa Sulit di Tengah Pandemi Corona, Shireen Sungkar Syukuri Nikmat Berkumpul dengan Keluarga
• Punya Hak Diskresi, Polri Buka Peluang Bolehkan Warga Mudik Asal Penuhi Syarat Ini
• Gagal Kelabuhi Petugas, Pemudik Ketahuan Sembunyi di Bawah Tumpukan Kerupuk, Disuruh Putar Balik
• Tak Ada Angkutan, Pemudik Ini Jalan Kaki Ratusan Kilometer Menuju Pati, Ditemukan Pingsan Kelelahan
Seperti diketahui, pada 2016 lalu Presiden Jokowi pernah mengatakan bahwa uang warga Indonesia banyak disimpan di luar negeri.
Dikutip dari setkab.go.id, di saat semua negara berebut uang masuk capital inflow dalam menghadapi tekanan ekonomi global, ternyata uang bangsa Indonesia yang berada di bawah bantal, di bawah kasur, dan yang disimpan di luar negeri masih banyak sekali.
Data yang ada di kementerian ada kurang lebih Rp11.000 triliun.
"Datanya saya ada di kantong saya ada. Yang hadir di sini saya hapal satu, dua masih nyimpan di sana, masih. Wong namanya ada di kantong saya," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri acara sosialisasi program pengampunan pajak atau tax amnesty, di Hotel Clarion, Makasar, Sulsel, Jumat (25/11) malam.

• Polemik Soal Dukhan Pertanda Akhir Zaman di Pertengahan Ramadan 2020, Begini Pendapat Ustaz Zulkifli
• Via Vallen Pernah Depresi Akibat Mulut Pedas Netizen, Sempat Berniat Ingin Bunuh Diri
• Dapat Job dari Raffi Ahmad Isi Program Ramadan, Syahnaz Saqidah Bisa Beli Rumah Seharga Rp6 Miliar
Usulan cetak uang
Sebelumnya, Badan Anggaran DPR RI mengusulkan kepada pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk mencetak uang hingga Rp 600 triliun.
Tujuannya untuk menyelamatkan ekonomi Indonesia dari dampak yang ditimbulkan wabah virus Corona atau COVID-19.
Usulan ini menimbulkan pro dan kontra. Para pengamat menyebut, Indonesia bisa makin terpuruk jika pencetakan uang benar-benar dilakukan
Berkaca kepada kebijakan serupa yang dilakukan negara Zimbabwe, dimana keputusan pemerintah setempat justru menimbulkan inflasi hingga berujung mata uang jadi tidak bernilai.
Ketua Badan Anggaran MH Said Abdullah mengatakan pemerintah telah mengambil langkah langkah dalam penanganan untuk mengatasi pandemi virus Corona, baik penanganan yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, maupun akibat dampak ekonominya
"Namun melihat besarnya kebutuhan pembiayaan yang diperlukan, Badan Anggaran DPR RI memperkirakan skenario penganggaran yang direncanakan pemerintah tampaknya kurang mencukupi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (30/4/2020).
Menurutnya hal itu berdasar pada dua hal yakni ancaman terhadap keringnya likuiditas perbankan sebagai akibat menurunkannya kegiatan ekonomi, sehingga menurunnya kemampuan debitur membayar kredit.
Kedua membesarnya kebutuhan pembiayaan APBN yang tidak mudah ditopang dari pembiayaan utang melalui skema global bond, maupun pinjaman internasional melalui berbagai lembaga keuangan.
Atas dua hal itu Badan Anggaran DPR RI merekomendasikan kepada Bank Indonesia dan pemerintah beberapa hal. Salah satunya cetak uang dengan jumlah Rp 400-600 triliun
• Erwin Prasetya Meninggal Dunia, Bassist Pertama Dewa19 yang Pernah Berseteru dengan Ahmad Dhani
• Pesinetron Twindy Rarasati Sembuh dari Covid-19, Ingatkan Setiap Orang Jadi Pahlawan Lawan Corona
• Ariel Noah Gelontorkan Jutaan Rupiah Demi Koleksi Action Figure Gundam
Usulan Gita Wirjawan
Mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan juga mengusulkan kepada Bank Indonesia (BI) untuk mencetak uang sebanyak Rp 4.000 triliun.
Tujuannya, untuk mengatasi persoalan ekonomi karena dampak pandemi virus corona (Covid-19), demikian dikutip Wartakotalive.com dari Kompas.com
Menurut dia, dengan mencetak uang sebanyak itu tidak akan menimbulkan inflasi. Sebab, uang yang dicetak langsung disalurkan ke masyarakat hanya untuk menjamin kebutuhan dasar, bukan untuk meningkatkan gaya hidup

"Uang tersebut tidak hanya digunakan untuk memberi stimulus pada mereka yang kehilangan pendapatan, tapi juga untuk restrukturisasi penyelamatan sektor riil dan UMKM," ujarnya melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Jumat (1/5/2020)
Hal tersebut disampaikan Gita dalam diskusi bertema "Menyelamatkan Sektor Rill dan UMKM dari Pandemi" bersama Yayasan Rekat Anak Bangsa.
Dia juga berpendapat, BI tak perlu khawatir soal melemahnya rupiah di hadapan mata uang negara lain.
Pasalnya, banyak negara kini mencetak uang untuk mencukupi kebutuhan ekonomi dalam negerinya
Gita juga menepis kekhawatiran banyak pihak adanya moral hazard dalam pencetakan uang.
• Ramai Keluhan Warga soal Tagihan Listrik 1300 VA Naik Drastis, Begini Penjelasan PLN
• Fenomena Langit di Bulan Mei 2020, Hujan Meteor, Supermoon hingga Matahari Tepat di Atas Kabah
• Penjelasan Lengkap LAPAN Tentang Bintang Tsuraya yang Disebut Ulama Sebagai Tanda Berakhirnya Wabah
Menurutnya kunci penting penyaluran uang tersebut ke masyarakat yakni dengan memperketat koordinasi pusat dan daerah dalam menentukan kanalisasi penyaluran bantuan
Gita yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) ini juga mengapresiasi langkah pemerintah untuk penyelamatan ekonomi yang terdampak Covid-19, meski stimulus yang diberikan dinilai masih kurang.
Dia meyakinkan BI bahwa kebijakan pencetakan uang dianggap sebagai satu-satunya alternatif untuk mencapai likuiditas yang dibutuhkan negara saat ini
"Harus ada kebijakan tidak biasa yang harus diambil pemerintah, yakni pencetakan uang. Meski diakui bertentangan dengan apa yang diajarkan selama ini," ujarnya