Persita Tangerang
Gelandang Persita Tangerang Redi Rusmawan Tak Tahan Haus Saat Latihan Sembari Puasa Ramadan
Menjaga kondisi agar tetap bugar saat menjalani ibadah puasa, menjadi tantangan tersendiri bagi pemain bola. Terutama saat menahan haus
Penulis: RafzanjaniSimanjorang | Editor: Dian Anditya Mutiara
Dengan meminum cairan tersebut terlalu banyak, kamu dapat meningkatkan kandungan kafein di dalam tubuh.
Akibatnya, kandungan air di dalam tubuh kamu akan cepat menghilang dan menimbulkan rasa haus lebih cepat.
Satu hal lagi yang harus kamu lakukan, yaitu hindari juga makanan atau minuman manis yang dapat dicerna oleh tubuh dengan cepat.
Jika kamu melakukannya, dapat membuat kamu merasa lapar lebih cepat dibandingkan perkiraan kamu.
Selain itu, minum terlalu banyak air juga tidak dianjurkan karena dapat mencairkan asam lambung, serta menyebabkan kembung dan gangguan pencernaan.
• 25 Ucapan Selamat Berpuasa Ramadan 2020 Dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia
2. Dua Gelas Air Putih saat Berbuka
Saat berbuka puasa, kamu wajib untuk meminum dua gelas air putih. Hal tersebut dapat mengatasi rasa haus saat tidak mendapat asupan air.
Dua gelas air putih sudah terbilang cukup untuk meredakan dehidrasi pada tubuh. Kamu dapat meminum satu gelas tepat saat berbuka dan satu lagi beberapa menit kemudian ketika menyantap makanan ringan.
3. Empat Gelas Air Putih pada Malam Hari
Untuk benar-benar menjaga tubuh dari dehidrasi, kamu dapat meminum empat gelas air putih di malam hari atau sekitar jam 8 ke atas hingga waktu tidur.
Pola ini dapat membuat tubuh kamu lebih mudah untuk memproses makanan yang masuk dan memudahkan organ untuk mencerna.
• Niat Puasa Ramadan dan Buka Puasa, Disertai Tata Cara Salat Tarawih dan Witir di Rumah
Air Putih Ternyata Juga Mengandung Kalsium
ak cuma susu atau suplemen, air putih ternyata juga mengandung kalsium dalam jumlah yang cukup, ungkap para peneliti dari Jerman.
"Kandungan khusus air mineral sebagai sumber kalsium adalah alternatif bebas kalori. Di dunia dengan jumlah orang gemuk dan obesitas yang terus bertambah, penting untuk mempromosikan sumber alternatif untuk memenuhi kebutuhan kalsium selain susu kalor dan produk susu," kata Theresa Greupner dari Leibniz University Hannover di Jerman.
Kesimpulan ini berdasarkan studi yang dia lakukan bersama tim.