Guru Zuhdi Meninggal
Berikut Ini Profil KH Zuhdiannor atau Guru Zuhdi, Ulama Kalsel yang Meninggal Dunia di Jakarta
Pada Ramadhan ke-8 1441 H atau Sabtu (2/5/2020) ulama terkenal Kalimantan Selatan yang memiliki nama akrab Guru Zuhdi meninggal dunia.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pada Ramadan ke-8 1441 H atau Sabtu (2/5/2020) ulama terkenal Kalimantan Selatan yang memiliki nama akrab Guru Zuhdi meninggal dunia.
Berikut profil KH Zuhdiannor atau Guru Zuhdi, ulama Kalimantan Selatan yang meninggal dunia di Rumah Sakit Medistra Jakarta pada pukul 06.43 WIB.
KH Zuhdiannor adalah seorang ulama yang dicintai jemaahnya dan juga menjadi salah satu yang dihormati dan sering dimintai pendapatnya.
• INNALILAHI, Ulama Besar Kalsel Guru Zuhdi Meninggal di Jakarta, Jalani Rapid Tes Corona Tapi Negatif
• VIDEO: Ribuan Jemaah Padati Rumah Duka di Banjarmasin Begitu Dengar Guru Zuhdi Meninggal di Jakarta
• 5 FAKTA Guru Zuhdi Meninggal Dunia, dari Gagal Jantung dan Napas di RS Medistra sampai Test Covid-19
• Guru Zuhdi Sempat Jalani Rapid Test Virus Corona Sebelum Meninggal, Ini Hasilnya
Melansir berbagai sumber, berikut profil dan fakta-fakta terkait Guru Zuhdi.
KH. Ahmad Zuhdiannor dilahirkan di Banjarmasin pada 10 Februari 1972 dari keluarga yang menekuni ilmu-ilmu agama seperti dikutip dari tulisan di ije7.blogspot.com Sabtu (2/5/2020).
Beliau merupakan putera dari H. Muhammad bin Jafri dan Hj. Zahidah binti KH. Asli.
Ayah beliau dikenal sebagai ulama yang cukup terkenal di Banjarmasin.
Sedangkan kakek beliau dari pihak Ibu, KH. Asli adalah tokoh ulama yang berdomisili di Alabio.
Keduanya nanti terlibat secara penuh dalam pendidikan Zuhdi kecil.
Beliau memiliki sembilan orang saudara.
Dua orang di antaranya sudah meninggal, sehingga ada tujuh orang yang masih hidup.
Nama-nama saudara beliau, Hj. Naqiah, Sa’aduddin, Jahratul Mahbubah, As’aduddin, Zulkifli, Najiah, Nashihah, dan Nafisah.
Pendidikan formal yang dijalani KH. Ahmad Zuhdiannor hanya sampai tingkat SD.
Setelah itu, beliau melanjutkan ke Pesantren Al-Falah, selama sekitar dua bulan, namun karena sakit kemudian berhenti.
Kemudian beliau belajar dari kakek beliau sendiri dari pihak ibu, KH. Asli selama satu tahun.