Virus Corona
Anies Baswedan: Ramadan saat Pandemi Virus Corona Bisa Menjadi Cerita Unik kepada Anak Cucu
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berpendapat, Bulan Suci Ramadan kali ini unik dibandingkan Ramadan sebelumnya.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
WARTAKOTALIVE.COM, PASAR MINGGU - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berpendapat, Bulan Suci Ramadan kali ini unik dibandingkan Ramadan sebelumnya.
Alasannya, umat Muslim menjalankan kewajiban ibadah puasa Ramadan saat pandemi virus corona atau Covid-19.
Saking uniknya, kata Anies Baswedan, situasi Ramadan saat pandemi virus corona dapat menjadi bahan cerita orangtua kepada anak hingga cucunya pada masa mendatang.
"Alhamdulillah kita bersyukur bukan saja karena nikmat bisa mendapatkan bulan Ramadan, tetapi mendapatkan bulan Ramadan yang amat unik dalam perjalanan umat manusia,” kata Anies Baswedan, Sabtu (2/5/2020).
Anies Baswedan mengatakannya saat peresmian Layanan Jakarta Care Line oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Menara 165, Jalan TB Simatupang Kavling 1, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
• Cara Agar Pandemi Virus Corona Cepat Berakhir di Jakarta, Begini Kata Anies Baswedan
Menurut dia, tidak banyak generasi yang diberikan kesempatan untuk merasakan Ramadan berbeda.
“Bagi semua yang melewati Ramadan ini, akan menjadi Ramadan yang bisa diceritakan sampai anak-cucu."
"Bahwa ada satu masa di mana Ramadan semua sepi dan Allah menakdirkan kita semua untuk memiliki pengalaman unik ini,” katanya lagi.
Dia menambahkan, dalam situasi pandemi Covid-19, banyak orang termasuk warga Jakarta menghentikan kegiatan di luar rumah.
Seperti menghentikan kegiatan ekonomi, menghentikan kegiatan sosial, dan menghentikan kegiatan keagamaan.
“Ketika itu terjadi maka ada kekosongan yang biasa beribadah di masjid merasakan kekosongan diganti dengan di rumah."
"Kemudian, yang biasa bertransaksi di pasar berhenti dan terjadi kekosongan di kantornya. Ini berdampak pada kita semua, nah Jakarta adalah kota di mana jutaan orang berdatangan ke tempat ini,” ucap Anies Baswedan.
• PHK Buat Anies Baswedan Evaluasi Jumlah Penerima Bantuan Sosial
Kinerja Anies Baswedan
Sementara itu, Survei dari Lembaga Kajian Strategi dan Pembangunan (LKSP) menilai, mayoritas warga Jakarta puas dengan penanganan virus corona yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Survei tersebut melibatkan 886 responden secara acak dilakukan pada 14-18 April 2020 di 44 kecamatan di Jakarta.
Direktur LKSP Astriana B Sinaga mengatakan, hasil survei menyatakan 80,70 responden merasa puas,.
Sedangkan 19,30 persen responden, merasa tidak puas dengan penanganan Covid-19.
Responden yang puas menilai Anies Baswedan mampu mengantisipasi penyebaran virus Covid-19 lebih awal.
Misalnya, bergerak cepat meliburkan kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah dan menutup sementara tempat pariwisata.
• Anies Baswedan: Jakarta Belum Merdeka dari Covid-19
Serta menyediakan sarana pendukung untuk tenaga kesehatan hingga menyiapkan bantuan sosial (bansos) untuk warganya.
Sementara itu, warga yang tidak puas menyebut beberapa aspek yang perlu ditingkatkan Pemprov.
Misalnya, pelayanannya kurang cepat (54,07 persen), kurang responsif terhadap keluhan (30,23 persen), dan kurang terbuka (15,70 persen).
Menurutnya, survei persepsi warga perlu dilakukan secara berkala, termasuk dalam suasana darurat kesehatan tersebarnya wabah.
Tujuannya, untuk mengetahui kondisi nyata dan persepsi warga terhadap kondisi yang berkembang.
“Untuk usia responden 17 tahun ke atas dan penentuan jumlahnya memakai metode Krejcie Morgan dengan margin of error 2,82 persen dari tingkat kepercayaan 95 persen,” ujar Astriana.
• Warga Tetap Mudik Ditengah Pandemi Corona, Anies Baswedan: Belum Tentu Cepat Balik ke Jakarta
“Responden ditentukan secara acak dan proporsional pada tiap kabupaten/kota administrasi. Responden mengisi daftar pertanyaan secara online, setelah dipastikan terkontak secara individual," katanya.
Survei tersebut juga mengungkapkan, sebanyak 90,97 persen responden mengetahui penyebaran wabah dan bersikap waspada terhadap bahaya Covid-19 karena dapat menimpa siapa saja.
Selain itu, sebanyak 8,13 persen responden merasa takut/khawatir virus dapat menimpanya.
Sementara 69,07 persen responden menyatakan kesiapannya menghadapi dampak Covid-19, tapi ada juga warga yang tidak siap sekitar 30,93 persen dan membutuhkan bantuan.
Untuk bantuan sembako sekitar 49,27 persen dan ongkos hidup 42,70 persen karena penghasilan berkurang atau berhenti bekerja.
• Anies Baswedan Bakal Bagikan 20 Juta Masker untuk Warga Jakarta, Satu Orang Dapat Dua
Dari enam wilayah administrasi Jakarta yakni lima kota dan satu kabupaten, tercatat responden asal Jakarta Barat (71,3 persen) dan Jakarta Selatan (70,3 persen) paling tinggi menyatakan kesiapannya menghadapi virus corona.
Warga di Kepulauan Seribu sekitar 80,0 persen dan Jakarta Utara 35,2 persen paling tidak siap menghadapi wabah yang masih akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan.
Warga Jakarta Timur yang paling tidak siap dan memerlukan bantuan sembako paling tinggi di Kecamatan Pulogadung dan Ciracas (masing-masing 50,0 persen) serta Cakung (46,7 persen).
Sedangkan warga yang memerlukan bantuan ongkos hidup paling tinggi di Pasar Rebo (58,3 persen) dan Matraman (54,5 persen).
• Anies Baswedan Sebut Jumlah Penumpang Angkutan Umum Turun 88 Persen selama PSBB di Jakarta
Lalu, warga Jakarta Selatan yang tidak siap dan memerlukan bantuan sembako paling tinggi di Kecamatan Setiabudi (80,0 persen) dan Jagakarsa (75,0 persen).
Sedangkan warga yang memerlukan bantuan ongkos hidup paling tinggi di Pasar Minggu (53,8 persen) dan beberapa kecamatan (Mampang Prapatan, Pancoran, Pesanggrahan dan Tebet dengan nilai 50,0 persen).
Warga yang tidak siap di Jakarta Barat dan memerlukan bantuan sembako di Cengkareng (85,7 persen) dan Kembangan (83,3 persen).
Bantuan ongkos hidup di Kebon Jeruk dan Palmerah (masing-masing 50,0 persen) paling menonjol.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/anies-baswedan225.jpg)