Mbak Tutut Kenang Peristiwa Menyedihkan 24 Tahun lalu, Bu Tien Wafat dan Dikabarkan Ditembak Adiknya

Mbak Tutut Kenang Peristiwa Menyedihkan 24 Tahun lalu, Bu Tien Wafat dan Dikabarkan Ditembak Adiknya. Kabar yang segera dibantah ayahnya, Pak Harto

Editor: Dwi Rizki
tututsoeharto.id
Raden Ayu Siti Hartinah atau yang lebih dikenal dengan nama Ibu Tien Soeharto dan putrinya, Siti Hardijanti Rukmana atau Mbak Tutut, 23 Agustus 1990. 

"Di dalam perjalanan menuju makam, dengan suara yang dalam, tiba-tiba bapak bercerita," lanjutnya.

'Ibumu pagi itu, mengeluh'
'Bapak, aku kok susah nafas yo'
'Bapak tanya mana yang sakit bu'
Ibumu bilang, 'Ora ono sing loro (tidak ada yang sakit), mung susah nafas pak (hanya susah nafas pak)'

Bapak bertanya lagi, adanya sakit nggak bu'
Ibumu berbisik, 'Ora ono (tidak ada)'
Bapak rebahkan ibu dengan bantal yang agak tinggi, karena ibumu susah nafasnya.
Bapak panggil ajudan untuk segera menyiapkan ambulans. Ibu harus dibawa ke rumah sakit segera.

"Saya mencoba bertanya ke bapak, 'Jadi ibu tidak mengeluh sakit sedikitpun pak?'. Bapak menjawab dengan tegas, 'Tidak, ibu hanya mengatakan susah nafas'.," ungkap Mbak Tutut.

"'Jam berapa itu pak?', saya bertanya. 'Kurang lebih jam 3' kata bapak. Berarti setelah bapak sholat tahajut," tambahnya.

Detik-detik kepergian ibunda kembali diceritakan Mbak Tutut.

Setelah Ibu Tien mengeluhkan sakit pada bagian dadanya, Pak Harto dan ajudan kemudian membawa Ibu Tien ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD). 

Berdasarkan penuturan Pak Harto, Ibu Tien selama diperjalanan tidak sadarkan diri.

Upaya pertolongan yang dilakukan oleh tim dokter katanya tidak membuahkan hasil.

Ibu Tien dinyatakan meninggal dunia. 

"Di dalam perjalanan, ibumu sudah tidak sadar. Sampai di rumah sakit, semua dokter sudah berusaha untuk membantu ibumu. Tapi, Allah berkehendak lain," ungkap Mbak Tutut menirukan ucapan Pak Harto.

"Bapak terdiam tidak bicara lagi. Sepertinya, bapak ingin mengungkapkan perasaan hati yang kehilangan ibu dengan bercerita. Tak dapat saya bendung air mata saya," kenangnya.

Kesedihan yang begitu mendalam diungkapkan Mbak Tutut lantaran kisah kasih kedua orangtuanya tersebut semasa hidup.

Pak Harto dan Ibu Tien diketahuinya tidak pernah berjauhan.

Keduanya diungkapkan Mbak Tutut juga saling mencinta, saling mendukung, dan saling membantu.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved