INFO PEMPROV JATENG

Tiga Perawat RSUD Bung Karno Surakarta Diminta Pindah Kos Mendadak, Ganjar Telpon Pemilik Indekos

Malam usai tarawih, Ganjar menelpon para perawat yang ‘diusir’ tersebut. Ganjar meminta kronologis kejadian sekaligus nomor telpon pemilik indekos.

Editor: Ichwan Chasani
Dok. Humas Pemprov Jateng
Sambil menunggu bedug magrib, Gubernur Ganjar memilih siaran live instagram sebanyak tiga sesi, Minggu (26/4/2020). 

WARTAKOTALIVE.COM, SEMARANG — Kabar tiga perawat RSUD Bung Karno Surakarta yang ‘diusir’ dari indekos karena takut menulari Covid-19 sampai di telinga Ganjar Pranowo. Gubernur Jawa Tengah itu langsung mengambil langkah cepat untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Malam usai tarawih, Ganjar langsung menelpon para perawat yang ‘diusir’ tersebut. Kepada mereka, Ganjar meminta kronologis kejadian sekaligus nomor telpon pemilik indekos.

"Tadi langsung saya telpon ketiganya, Alhamdulillah semuanya sudah aman karena sudah dijemput pihak rumah sakit. Karena itu rumah sakit baru, jadi ada banyak ruangan yang kosong yang dipakai untuk mereka sementara," kata Ganjar, Senin (27/4/2020).

Tidak hanya kepada ketiga perawat tersebut, Ganjar juga menelpon pemilik indekos yang telah ‘mengusir’ mereka. Saat ditelpon, pemilik indekos mengaku ketakutan apabila suaminya tertular Covid-19, mengingat tiga perawat itu bertugas di rumah sakit yang menjadi rujukan pasien Covid-19.

"Saya telpon pemiliknya, dia nangis-nangis dan minta maaf. Bahasanya dia tidak mengusir, hanya takut suaminya tertular. Saya heran kenapa bisa begitu, padahal si ibu pemilik kos ini adalah bidan," terangnya.

Sampai saat ini lanjut Ganjar, tiga perawat yang ‘diusir’ dari indekos itu dalam kondisi aman. Mereka sementara tinggal di rumah sakit dengan fasilitas yang ada.

"Edukasi memang harus kita tingkatkan untuk menghindari hal-hal semacam ini. Selain itu, kami juga sudah menyiapkan tempat khusus yang dapat digunakan para tenaga medis untuk tinggal apabila terjadi hal serupa. Namun sebenarnya, kalau edukasi kepada publik sudah baik, tentu tidak akan terjadi hal semacam ini," tegasnya.

Pihaknya sudah menyiapkan sejumlah tempat untuk tempat tinggal para dokter dan tenaga medis di Jateng. Sejumlah hotel milik Pemprov Jateng serta beberapa tempat lain sudah ia siapkan.

"Memang harus ada shelter yang disiapkan agar para tenaga medis ini tenang. Di Semarang sudah kami siapkan Hotel Kesambi, di Solo juga ada bekas Bakorwil yang bisa ditempati. Itu rumahnya besar, kamarnya banyak dan nyaman. Selain itu, ada juga hotel milik kami yang ada di Solo yang bisa ditempati," terangnya.

Ganjar menyayangkan kejadian pengusiran tenaga medis dari tempat tinggalnya itu. Ia berharap, semua masyarakat mendukung para tenaga medis dengan tidak memberikan stigma negatif pada mereka termasuk keluarganya.

"Edukasi memang harus dilakukan, tapi prinsipnya kami sudah menyiapkan tempat untuk menolong mereka apabila terjadi hal-hal semacam ini. Semoga ke depan tidak ada lagi peristiwa ini," tutupnya.

Sementara itu, salah satu perawat yang ‘diusir’ dari indekosnya, Siska mengatakan, Ia dan dua temannya yang bekerja di RSUD Bung Karno langsung dihubungi pemilik kos. Mereka diminta untuk pindah secepatnya.

"Saya baru bangun tidur, tiba-tiba dapat WA itu. Intinya disuruh pergi karena posisi rumah sakit kita jadi rujukan Covid-19. Mungkin ibu kosnya khawatir," katanya.

Hal itu jelas membuatnya kebingungan. Karena diminta pergi mendadak, mereka bingung mencari tempat tinggal dimana. "Akhirnya kami dijemput pihak rumah sakit dan sekarang tinggal di rumah sakit ini. Jelas kami syok dan kecewa sekaligus sakit hati, kenapa kami diperlakukan semacam ini," jelasnya.

Siska mengatakan sangat senang karena permasalahannya itu langsung ditindaklanjuti oleh pemerintah. Gubernur Ganjar lanjut dia memang telah menelponnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved